03. Who's He?

18 4 0
                                    

"beneran gapapa? yaudah saya minta maaf ya, saya pergi dulu, jaga diri kamu baik-baik" laki-laki itu menepuk pundak Anya, tersenyum sumringah karena Anya telah menerima permohonan maafnya.

.

.

Laki-laki itu memandang mata Anya dan tersenyum, hei mereka eye contact!

Astaga Anya benar-benar dibuat gila saat ini, ingin sekali dia memukul seseorang untuk melampiaskan rasa malunya.

"i-iya".

Melihat Anya yang bicara gugup laki-laki itu tersenyum geli dan mengusap pipi Anya.

Anya malu, pipinya pasti akan memerah.

Anya menunduk menghindari kontak mata dengan laki-laki itu karena sungguh Anya tidak kuat menatap matanya. Kalau saja laki-laki ini sudah pergi, pasti Anya akan salto di tempat.

"yaudah kalo gitu saya pergi ya" mengusap rambut Anya pelan dan pergi meninggalkan Anya yang sedari tadi menunduk menyembunyikan pipi nya yang memerah.

Anya mematung di tempat tersenyam-senyum sendiri. Jangan tanyakan bagaimana hati Anya saat ini, tentu saja dia berbunga-bunga, sangat berbunga-bunga.

"WOI!" seseorang menepuk pundak Anya.

"EH MONYET!" Anya terkejut.

Jujur dia sangat kesal dengan seseorang yang baru saja mengagetkannya.

Lagian siapa sih yang tidak kesal jika kita sedang berbunga-bunga malah di ganggu, pasti sangat menyebalkan bukan?

"LO TUH DARI TADI PAGI NGAGETIN GUE MULU, KALO GUE JANTUNGAN GIMANA!!" tentu saja kalian tau itu ulah siapa.

Mendengar teriakan Anya, Reyya menutup kedua telinganya "udah ngomelnya? lo kalo ngomel liat tempat dong, tuh orang-orang pada liatin" tanpa rasa malu Reyya menunjuk beberapa orang yang melihat kearah mereka berdua.

"ya abisnya luongagetin".

"lah siapa yang ngagetin orang niatnya mau manggil kok, lo-nya aja yang kagetan, lagian kalo lo ga dipanggil lo udah kaya orang gila senyam-senyum sendiri di kantin"

"emm itu ii-tu pokoknya ada deh kepo amat".

Jesha menghampiri kedua temannya sambil bertepuk tangan, entah apa yang sedang mereka bicarakan diapun tak tau "hebat hebat! daritadi dicariin malah ghibah di tengah-tengah kantin, hebat sekali".

Melihat seragam Anya yang terkena noda, Jesha mengernyitkan alisnya.

Jesha membatin, apa yang telah terjadi?

"seragam lu kenapa?".

Anya hanya meringis tidak menjawab entah sengaja atau tidak.

Sejujurnya Reyya pun kepo. Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan seragam Anya? akhirnya dia mempunyai ide untuk menjahili Anya.

"seragamnya dia abis dikencingin kodok".

Anya memicingkan matanya, tentu saja apa yang dikatakan Reyya itu tidak benar "enak aja".

"ya terus kalo ga dikencingin kodok dikencingin siapa?".

Anya berdecak pinggang "lu kenapa sih pada kepo banget! biasanya juga sibuk jajan".

"dih kok sensi? padahal cuma nanya seragam lu gitu doang marah".

Anya berpikir sejenak "seragam gue ditumpahin es teh sama anak kelas 7 anjir, emang dasar bocil kematian, mana ga minta maaf".

Tentu saja Anya sedang berbohong. Kalau saja dia jujur, teman-temannya itu pasti akan memberitahu seluruh siswa di sekolah dan pastinya Anya akan menjadi bahan candaan setiap hari.

Untung saja Reyya dan Jesha tidak curiga dengan alasannya, Anya pun menghembuskan nafas lega.

__

"seragam kamu kenapa nak?"

Sadar yang ditanyain adalah dirinya, Anya sebenarnya malas untuk menjawab namun jika ia tidak menyauti akan lebih rumit urusannya, mungkin dia akan langsung diberi nilai c.

"tadi di kantin rame sampe dorong dorongan gitu, ada yang nabrak saya terus es tehnya tumpah ke seragam saya bu".

"ibu boleh tau ga siapa yang nabrak?" guru bk bertanya.

"saya lupa siapa yang nabrak, tapi dia sudah minta maaf".

Ya Tuhan ampuni Anya, kali ini dia berbohong lagi, mana mungkin Anya secepat itu melupakan laki-laki tadi, bahkan wajah lelaki itu masih jelas terbayang-bayang dipikiran-nya.

"dia bu bohong, dia tadi cerita sama saya katanya ditumpahin sama anak kelas 7 terus anaknya belum minta maaf"

Anya dan Reyya pun berdebat dan beradu argumen. Karena Reyya yang terlalu membesar-besarkan masalah yang menurut Anya itu ada hal yang sepele.

Tenanglah, mereka tidak benar-benar bertengkar kok, mereka sudah terbiasa seperti itu pada akhirnya mereka akan kembali damai.

"sudah sudah jangan bertengkar, ayo dikerjakan soal ujiannya ya!!" perintah bu bk.

Pada akhirnya kelas itu diam tanpa suara, siswa satu kelas benar-benar ambis kali ini, mereka semua terobsesi untuk mengejar ranking Anya.
.

.

teng teng teng teng~

"waktu belajar telah selesai, sampai jumpa besok"

Terdengar bunyi bell sekolah, dan ribuan bahkan ratusan siswa dan siswi terlihat keluar melalui gerbang sekolah.

Ah akhirnya ujian hari ini selesai.

Anya menuruni tangga dengan sangat cepat, dia ingin sempat sampai di rumahnya agar dapat merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tidur dengan nyenyak di siang hari.

BRUKKK!!

Oh tidak, Anya baru saja tersandung saat menuruni tangga.

Ngomong-ngomong soal jatuh sebenarnya Anya tidak kenapa-kenapa. Namun saat dia tersandung, dia menabrak orang yang ada di depannya.

Anya terus berfikir, bagaimana cara meminta maafnya ya?

"hei kamu gapapa?"

lho lho, sebentar. Anya bingung kali ini, kenapa orang itu duluan yang menanyakan keadaannya, harusnya kan Anya? Ah sudahlah mungkin karena Anya terlalu lama berfikir.

"gapap.."

Anya mengernyitkan dahinya. Sebentar, sepertinya Anya kenal orang ini, tapi dimana ya?

"kenapa? kayanya kamu harus cepet cepet pulang deh, untuk bersihin seragam kamu yang saya tumpahin tadi, maafin saya ya!"

Oh ya! Anya baru ingat sekarang, dia adalah lelaki dari pagi yang menumpahi seragamnya dengan es teh.

Astaga bagaimana bisa, tadi pagi lelaki itu yang menabraknya hingga menumpahinya dengan segelas es teh, sekarang Anya yang menabraknya, apakah ini suatu kebetulan?

Terimakasih udah baca chapter ini yhෆ╹ .̮ ╹ෆ

Enjoy the next chapter (~ ̄³ ̄)~

ANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang