05 : Night Situation and Morning Commotion

586 71 22
                                    

Setelah sekian lama berkutat didapur, Mina akhirnya selesai memasakkan kimbab tuna, lumayan banyak. Tungkainya berjalan kembali menuju ruang tengah. Dirinya bisa melihat bagaimana si pemuda Ahn yang sudah memejam mata. Lantas dengan segera menaruh piring berisi kimbab diatas meja kaca, berhati-hati dan dengan gerakan pelan dirinya duduk diatas sofa, masih memperhatikan bagaimana deru napas kelelahan Taehyung yang terdengar lumayan nyaring. Entah kenapa, Mina selalu kagum setiap menatap pahatan wajah pemuda dihadapannya sekarang. Tidak ada kekurangan sedikit pun. Semuanya sangat sempurna. Dentingan jam yang menggantung didinding ruangan mengisi sunyinya  apartement. Tidak ada yang berniat untuk bersuara. Mina sebenarnya bisa saja membuka ponsel atau membangunkan pria itu untuk segera makan. Tapi, apa dia punya keberanian senekat itu? Jawabannya tentu saja tidak sekali pun apartement ini miliknya. Tidak ada sangkut paut dan campur tangan Ahn Taehyung didalamnya.

Seiring dengan pemikirannya yang berkelana kesana-kemari, Mina menoleh saat melihat sosok itu mulai duduk sambil meregangkan otot-otot tangannya. Dan, kalian tau apa yang terjadi berikutnya? Ahn Taehyung dengan kurang ajar membuka jaket kulitnya yang kini hanya menyisakan sebuah kaos hitam, sedikit longgar. Dengan bertuliskan Louis Vuitton. Itu adalah merk pakaian yang sangat mahal walau pun untuk sekelas kaos seperti itu.

Taehyung yang sudah terbangun pun menatap kedua iris bulat Mina yang tampak mengalihkan pandangan. Dirinya berakhir dengan menatap lapar kearah kimbab yang sudah lama mengeluarkan aroma pekat. "Kenapa kau tidak membangunkanku?" Tanyanya seolah marah. Hei, ini sebenarnya apartement siapa dan yang memilikinya siapa?

"Sunbae lelah sekali kulihat. Jadinya aku menunggu sampai terbangun sendiri." Mina meraih sepasang sumpit dan memberikannya langsung pada Taehyung. "Cobalah, kuharap rasanya memuaskan."

Taehyung mengambil sumpit itu. Dirinya membenarkan posisi duduk dan mulai meraih satu buah kimbab, dengan ukuran sebesar itu pun mulutnya dengan mudah bisa menerima. Mina sendiri bahkan melongo. Belum lagi, ada jeda setelah dirinya menelan satu potong kimbab. Mina lantas menggaruk kepalanya yang tak gatal untuk mengurasi kekhawatirannya. "Bagaimana? Tidak enak, kah?"

Dan gelengan Taehyung beberapa kali membuat Mina bernapas lega kembali. "Ini sangat enak. Aku sudah lama tidak memakan makanan rumah, ini persis seperti rasa makanan yang sudah lama ingin kumakan sejak dulu." Jawaban itu tersirat akan nada kesenangan. Mina tersenyum mendengarnya.

"Memang Sunbae tidak pernah memakan makanan seperti ini? Sunbae tinggal dimana?"

Taehyung memberhentikan acara melahapnya. Lantas, dirinya menatap Mina dengan pandangan sulit diartikan. "Aku tinggal sendirian, sama sepertimu. Di apartement. Jika kau bertanya kenapa aku tidak pernah memakan makanan seperti ini, sudah jelas jawabannya jika aku biasa minum diluar."

Mina menggigit bibir bawahnya kuat, dirinya menarik napas sebelum kembali membuangnya. "Aku yakin, rumor yang sering kudengar dari orang-orang mengenai dirimu itu tidak benar adanya." Ujarnya dengan suara pelan. Mencicit.

Ucapan Mina seolah mampu membuat Taehyung kembali melirik, kali ini lengkap dengan tatapan tajam dan seukir senyuman mengerikan khas miliknya. Pemuda itu menaikkan dagunya seolah menantang. "Kenapa kau begitu yakin? Apa kau tidak takut jika aku menumpang tidur disini? Semalaman. Apa kau tidak takut ditemani tidur oleh pria berengsek sepertiku?" Tanyanya dingin dengan nada begitu menusuk. Mina bahkan mulai kembali gugup sekarang. "Aku juga yakin, orang-orang pasti sering memperingatimu untuk tidak terlalu dekat dengan pria sepertiku. Pemabuk, perokok, dan lebih gilanya lagi aku sering dibicarakan melakukan seks dikelab. Padahal, biasanya para pria hanya akan mencari kesenangan sementara, setelah itu mereka akan melepasnya. Bukankah itu wajar?"

"Dan Sunbae belum mendapatkan kebahagiaan yang tidak akan bisa dilepas, bukan begitu?" Mina tersenyum tipis membalas tatapan tajam yang memancarkan akan ketidak sukaan padanya. "Aku juga sama. Kebahagiaanku sendiri juga belum bisa didapat sepenuhnya. Terlebih, aku tinggal sendirian. Semuanya seolah hanya aku yang membawa beban dipundak, sendirian. Aku .... Hanya butuh seseorang yang dapat memberi sandaran padaku." Mina terkekeh singkat mendengar apa yang baru saja bibirnya katakan untuk mewakili perasaannya. Dirinya memberanikan diri untuk menatap Taehyung. "Bukankah begitu?"

FASTER OR DIE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang