09 : Slightly Different

404 63 5
                                    

Terhitung, sudah berapa lama ya dirinya tak lagi menapakkan kaki diatas lantai dingin disebuah Mansion yang selalu menyimpan dan mengantarkan beribu-ribu kenangan buruk ini? Bagian cat yang sudah diulangi, perabotan yang bersih, serta para maid yang tetap bekerja walau mereka sempat memberikan salam kala dirinya baru saja sampai diruang tamu. Mereka terlihat tidak berubah, hanya saja, ada beberapa orang baru yang memang sudah pasti akan dirinya lihat lagi. Disini. Dimana tempatnya dulu pertama kali ditinggalkan oleh kedua orang tuanya bersama para maid dan orang-orang yang bahkan dirinya tidak kenal.

Taehyung tertawa lirih. Menatapi berbagai macam foto yang menggantung didinding, sang Ayah yang berbicara dengan sangat tampan seraya merangkul pinggang sang Ibu. Taehyung melihatnya, sederet foto prestasi hasil dari Ayahnya yang sudah memiliki berbagai macam bisnis dan usaha. Berbeda sekali dengan dirinya, bukan?

Walau pun begitu, dirinya kembali memasang wajah dingin. Tidak ada foto dirinya satu pun disana. Bahkan setelah hampir seumur hidup tidak lagi tinggal disini, mereka sudah membuang foto-foto dirinya. Mau bukti yang bagaimana lagi jika mereka memang tidak menginginkan kehadirannya?

“Nak Taehyung?” Suara itu. Taehyung bisa mengenali suara itu hanya dalam sekali dengar. Dirinya berusaha menahan semuanya. Air matanya yang hendak keluar, tidak. Dirinya tidak boleh menangis dihadapan orang lain. Seolah minta dikasihani.

Lantas dirinya berbalik, menatap figur seorang wanita paruh baya yang tersenyum kearahnya. Wajahnya mulai sedikit keriput, akan tetapi kecantikannya tak berkurang sedikit pun. Bahkan dijarak mereka yang lumayan dekat ini, dirinya dapat melihat ada yang disembunyikan darinya. Semua terbukti dengan kedua sorot mata dari Ahjumma Jung yang tampak berkaca-kaca. Menatapnya seolah ingin mengatakan sebuah kabar buruk. “Jung Ahjumma?” Panggilnya lagi setelah sekian lamanya. “K-kau masih disini? Bekerja dineraka yang buruk ini?”

Jung Yura tersenyum pedih. Dirinya tau, Taehyung sedang dalam keadaan menahan perasaannya. “Ingat kau pernah memanggilku dengan sebutan Mama?” Tanyanya lagi. “Kami semua, aku, Ji Kyu, Lyera, dan Park Junghan selalu menunggu kepulanganmu. Disini. Kami menunggumu disini, Taehyung-ngie.”

Tak kuasa lagi menahannya, liquid bening yang sudah ditahan sejak kedatangannya kemari pun akhirnya lolos. Dirinya tertawa sumbang, sebelum suara seseorang dari ujung ruangan kembali membuatnya berdiri tegap. Air mata yang sempat jatuh pun perlahan menghilang. Suara seorang wanita yang memanggil membuatnya menoleh sepenuhnya. Dia seperti baru di Mansion ini. Ahjumma Jung juga membungkuk ketika wanita itu datang mendekat.

“Diakah Ahn Taehyung itu? Putra tunggal kaya raya kesayangan si tua bangka Ahn Tae Oh?” Tanyanya yang tak lain pada wanita berumur disamping si pemuda Ahn. Diamnya Ahjumma Jung langsung memicu emosi wanita dihadapannya memuncak. “Ya, aku bertanya padamu, sialan!” Bentaknya.

Jung Yura semakin menunduk. Mendengar bentakan itu, dirinya mengangguk beberapa kali. Membuat Taehyung langsung menoleh dan bersuara. “Ahjumma, siapa wanita ini?”

“Aku?” Tunjuknya pada dirinya sendiri. “Kau sungguh tidak mengenalku? Aku ini Ibumu yang paling dicintai Ayah kaya rayamu itu, Moon Yonhae.  Panggil aku Ibu. Dan omong-omong, kau memang tampan seperti yang orang-orang disini katakan.” Ujarnya dengan suara kelewat menggoda. Pakaiannya yang kelewat ketat, dan pendek sampai-sampai belahan dadanya terlihat, membuat Taehyung seketika mengalihkan perhatiannya.

“Apa hubunganmu dengan Ayahku?”

“Tentu saja kami pasangan suami istri. Ibumu menerima hubungan kami setelah tau aku sempat dihamili oleh Ayahmu. Yah, walau pada akhirnya aku kehilangan calon adikmu.” Jawaban itu mampu membuat amarah dan kebencian didalam dirinya bangkit. Mendengar itu, Ahjumma Jung langsung undur diri setelah merasakan jika keduanya butuh ruang untuk saling memahami dan bercerita satu sama lain.

FASTER OR DIE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang