042

7.1K 409 147
                                    

"Hari ini udah mikirin aku belum?"
-
-
-

Jevin tidak dididik menjadi lelaki lemah. Ia selalu diarahkan untuk bertekad pada apapun yang menjadi keinginan diri. Apalagi ini tentang istri. Si belahan jiwa yang sekarang masih membenci.

Meski kemarin Yara menolak cintanya terang-terangan, itu tidak membuat Jevin mundur untuk meraih hati sang pujaan. Ia akan terus mengejar sampai dapat demi hidup berdua mencapai bahagia. Ralat, bertiga dengan anaknya juga.

Jevin tahu diri untuk lebih bekerja keras memberi perhatian pada Yara. Ia harus berkorban banyak untuk dapat kasih sayang dari istrinya.

Beberapa kebiasaan sengaja diubah agar ia bisa menunjukkan cinta kasihnya. Seperti bangun lebih pagi. Jevin selalu membuka mata lebih dulu dari Yara, lalu ia akan menyerong menghadap istrinya yang memejam.

Melihat Yara membuat tangannya tak bisa diam, jemarinya akan terulur untuk menyingkirkan rambut yang menutupi paras si wanita. Kemudian Jevin lancarkan aksinya dengan mengecup lama kening Yara hingga si wanita bangun. Dan kalimat yang pertama Yara dengar adalah, "selamat pagi, sayang."

Ketika malam tiba, Jevin selalu terlelap lebih larut. Walaupun Yara selalu memejam diatas jam dua belas, Jevin harus membuat matanya merem mengikuti waktu tidur si istri meski harus dipaksa. Ia akan ikut melihat layar ponsel yang sedang Yara pegang dengan game cacing.

Jadwal kerja ditambah sesekali lemburan membuat Jevin mudah lelah, jadi, meskipun Jevin berusaha menunggu Yara tidur, beberapa kali dia kecolongan memejam lebih dulu. Namun, lelaki itu tak kehilangan akal dengan selalu mengucapkan, "good night, sayang. Have a nice dream!" Sesaat ketika Yara naik ke ranjang. Dan juga kecupan tak pernah terlupakan di kening maupun ubun-ubun istrinya. Bahkan, sesekali Jevin mencuri ciuman wanitanya.

Semua ide tentang mengubah pola hidup berasal dari Joni. Sahabatnya bilang, "nih, cinta itu datang karena terbiasa. Coba sih lo bikin Yara terbiasa sama hidup lo. Mungkin ya, lo terlalu cuek sama dia makanya Yara ngerasa belum dapet kehidupan rumah tangga sesungguhnya. Lo juga sekarang ngerasa sayang banget sama Yara karena terbiasa dideket dia kan? Atau kalo enggak, mungkin Yara kurang menerima. Dulu lo juga selalu nolak makanya susah untuk jatuh cinta, tapi sekarang karena lo udah menerima Yara disisi jadi lebih mudah untuk cinta."

Biasanya orang yang jomblo justru lebih bijak dalam menghadapai masalah percintaan temannya. Maka, Jevin yang hanya bisa mengandalkan Joni juga akhirnya mengikuti saran karibnya.

Penolakan dari Yara membuat Jevin semakin semangat untuk kembali membangun cinta berdua. Ia menggebu-gebu dalam meraih sayang yang tulus dari wanitanya. Sekarang, seluruh hidup Jevin hanya ada Yara. Tentang Yara dan prioritasnya adalah istrinya.

Joni yang biasanya diutamakan terutama urusan nongkrong juga jadi kesepian. Ia tak punya sohib sedekat Jevin. Namun, melihat gairah bungsu Nugraha untuk tetap merajut kasih dalam rumah tangga bersama istri membuat Joni ikhlas harus diduakan. Ia malah senang dengan Jevin yang sekarang. Sudah jarang marah-marah dan terlihat lebih dewasa.

Seolah berkat hadirnya buah hati menyadarkan kalbu terdalamnya untuk bangkit dan menguasai diri. Jevin dimata Joni sudah pantas menjadi ayah. Ia lelaki sigap dan penyayang meski sisi buruknya adalah pemarah ketika membenci seseorang.

Terbukti dengan panggilan Yara yang tak pernah dilewatkan. Bahkan baru satu detik berdering sudah diangkat. Tidak peduli tentang waktu atau kegiatannya, Jevin selalu membawa ponsel untuk mengabari Yara.

Salah satu yang membuat Joni hampir tertawa adalah saat Jevin cerita bahwa perempuan itu menghubungi disaat rapat. Demi wanita kesayangannya, ia rela keluar ruangan untuk panggilan telfon ditambah alasan lucu yang sebenarnya tidak penting. "Istri saya hamil tua, saya takut udah waktunya. Jadi permisi dulu ya, mau angkat telfon." Lalu nyelonong untuk keluar begitu saja.

START TO FINISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang