mntang-mntang udh finish,
jgn lupa ttp vote.Hari dimana dia pulang ...
▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬
MATAHARI sudah turun dari singgasananya. Han Sooyoung, Yoo Jonghyuk dan Kim Dokja berjalan beriringan di trotoar.
Mereka bertiga baru saja pulang sekolah setelah tadi mengerjakan remedial pelajaran Bu Uriel. Kecuali Jonghyuk, dia kebablasan bermain game online sampai sore hari.
Yang akhirnya mau nggak mau pulang bareng manusia-manusia kurang ajar bentukan Dokja, Sooyoung.
Nggak sih. Tiga-tiganya sama-sama ada takaran kurang ajar.
"Sialan. Coba kalau tadi kita lebih cepet larinya, pasti bisa lolos." Sooyoung merutuk.
Dokja disebelah menghela nafas. "Sia-sia, bego. Besok kita masih sekolah. Ketemu dia lagi."
"Argh, pokoknya ini salahmu karna lamban!" fitnah Sooyoung.
Dokja yang nggak terima langsung mengerinyitkan alis. "Apaan, sih? Ini tuh salah Mikey! Semua ini salah Mikey!"
"....Dasar wibu."
"Ancrit, sudah tak terselamatkan."
"Apa──"
SWIII~NG
"KIMMM DOKJAAAAAAA~!"
BRUAKH!
Tanpa aba-aba, tak ada angin, tak ada hujan, Dokja kerasa keseruduk banteng. Tubuhnya yang kurus nggak bisa menahan berat itu dan berakhir kejengkang ke belakang.
"Aduh, aduh..." Dokja meringis.
Punggung dia sakit, boi.
"Siapa lu?" tanya Sooyoung sangar.
Sementara Jonghyuk cuma natap tajam penuh intimidasi dari atas.
Perjalanan ketiga sejoli ini harus terhenti karna kehantam makhluk gak-tau-dari-mana.
Sosok yang barusan nyeruduk atau lebih tepatnya lari, kemudian lompat lalu memeluk Dokja dengan beringas ini adalah seorang cewek. Surainya hitam legam, diikat ala ekor kuda.
"Sia──"
Ucapan Dokja yang ingin bertanya, mengomel, dan merutuki sang pelaku harus terhenti kala netranya menangkap wujud nggak asing yang saat ini lagi ngedusel di dada bidangnya.
"....[Name]?" ujar Dokja dengan nada penuh ragu.
Gadis itu mendongkak, beranjak berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Dokja.
"Betul! Kamu nggak kangen aku yang menggemaskan ini?"
Oke. Narsisnya sama.
Tap.
Sret.
Setelah menerima uluran tangan itu, Dokja menariknya dalam pelukan erat. Senyum bahagia Dokja tak tertahannya, rasa letih dan pusing akibat remedial langsung lenyap seketika.
"Kangen ... kapan kamu pulang?" bisik Dokja tepat ditelinga [Name]. Dagunya ditaruh dibahu [Name].
"Barusan." [Name] ikut mengulas senyuman. "Koperku masih disitu, tuh."
"Ehm. Jadi selama ini kau punya pacar, Dokja? Kalau mau bucin-bucin pending dulu dong, masih ada kaum jomblo nih. Jangan kurang ajar." ricau Sooyoung yang hatinya sedikit membara.
Cemburu, pengen punya gandengan juga.
Pelukan mereka terlepas lalu Dokja merangkul [Name] dengan senyuman lebar.
Sooyoung yang ngeliat senyuman itu otomatis merinding. Sementara Jonghyuk tetaplah Jonghyuk, antara ngga peduli dan ngga minat tau.
"Kenalin, dia kembaranku."
"Halo, saya Kim [Name]. Kembaran dari Kim Dokja. Salam kenal~"
"....HAH?!"
▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬
OMAKE!
"Serius? Dia kembaran──"
"Iya, Sooyoung. Liat, cakep kan? Iya dong, kembaran Kim Dokja."
"Ini menjengkelkan. Ada dua Kim Dokja."
"Benar Jonghyuk, ini situasi yang gawat."
"Temanmu lumayan aneh, ya." ──[Name]
▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬
Aku terkejut dia pulang tiba-tiba tapi aku tak heran, sifatnya sama sekali tak berubah. Ya, sedikit lebih antusias mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒 ⦂ kim dokja, orv.
Fanfiction━( ⌕. ) 𝘁𝘄𝗶𝗻𝘀𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀.𝗰𝗼𝗺 ❛ life is too short to be normal. stay weird. ❜ ©anqethetic.