.
.
.
"Suatu hal terburuk dalam hidupku adalah kehilanganmu."Adrian
.
.
.
__°•√•°__Liona duduk termenung melihat setiap tetesan air hujan yang menyentuh tanah. Sembari ia memikirkan perkataan Hilya yang sangat melukai perasaannya.
Hal ini terjadi beberapa menit lalu setelah Liona menyiapkan makan siang. Ia tak sengaja menumpahkan segelas air pada Hilya. Dan hal itu berujung dengan Liona mendapat cacian dari ibu tirinya.
"Daripada kamu nyusahin gini, mending kamu mati aja!" suara lantang Hilya menusuk hati Liona.
"Ibu... Lio mau sama ibu saja, Lio ndak kuat lagi Bu... Terlalu menyakitkan," ucap Liona sayu melihat air hujan yang jatuh dari langit.
Suara dentingan dari ponsel Liona mengalihkan pandangannya. Ia mendekati benda pipih persegi panjang yang berada di atas meja belajarnya.
Di layarnya terdapat panggilan masuk dari Rian. Liona menghembuskan nafasnya dan menarik kedua ujung bibirnya sehingga terdapat senyuman.
"Halo. Rian?"
"Lio..." Suara Rian yang menggantung dari seberang sana. Terdengar suaranya parau habis menangis.
"Loh, Rian kenapa? Ada apa? Rian dimana?" tanya Liona dengan cemas.
"Bisa temuin Rian sebentar? Rian ada di depan," ucapnya membuat Liona seketika melihat kearah jendela yang menghadap langsung ke pekarangan rumah. Benar saja, di sana terdapat Rian yang berdiri tanpa payung. Dia basah kuyup.
Liona meletakkan ponselnya dan beranjak dari kamarnya. Ia berlari keluar dan memeluk Rian dengan erat.
"Rian kenapa? Ada yang jahatin? Siapa? Bilang sama Lio, biar Lio pukul yang jahatin Rian," ucap Liona membiarkan lelaki itu tenggelam dari dekapannya.
Tinggi Liona memang tidak setinggi Rian namun ia membiarkan Rian menundukkan kepalanya di pundaknya.
"Ndak papa, it's okey. Everything will be okey. Jangan nangis ya, jangan, Lio nda bisa liat Rian gini," ucap Liona. Rian dengan sesegukkan ia hanya bisa mengangguk-angguk dan memeluk tubuh Liona. Tubuh Liona pun basah oleh air hujan.
"Rian capek, Li." Rian bergumam namun masih bisa di dengar oleh Liona. Entah apa yang salah dengan cowok satu ini. Apapun itu pasti sangat menyakitkan untuknya. Mungkin karena faktor perceraian ayah dan ibunya beberapa bulan lalu membuatnya menjadi seperti ini.
"Kita ke minimarket depan ya? Beli minuman hangat, atau ke rumah Lio aja? Biar Lio buatin teh hangat," ucap Liona.
Rian melepas pelukannya, ia kembali dengan senyuman khasnya. Tak heran jika banyak yang menyukai cowok satu ini. Selain rendah hati, lembut, baik, dan super peka ini, Rian juga murid yang bisa terbilang pintar dalam bidang akademik dan non-akademik.
"Terserah Lio saja, Rian saat ini lagi mau sama Lio," ucap Rian sembari mengusap pucuk rambut Liona.
"Ke rumah Lio aja sini, sambil ngeringin badan, basah kuyup. Hahahaha," ajak Liona menarik tangan Rian masuk ke dalam rumah. Rian pun hanya pasrah tangannya ditarik oleh Liona.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKEY!! [END] TERBIT
Teen Fiction[⚠️ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA⚠️] Ini tentang seorang gadis yang sering sekali dirinya ditinggalkan oleh kebahagiaan, sering kali berusaha menutupi luka, berusaha tersenyum disaat dia sedang hancur. Garliona Gadis penyuka musik dan juga warna bir...