bab 2

725 75 7
                                    









~~•oOo•~~





Jennie pov.




"Ehnggm......" aku terbangun dari tidurku. Aku langsung melihat jam di dinding, dan ini sudah menjelang siang. Tapi aku masih malas untuk bangun dari tempat tidurku. Aku kembali menarik selimutku.





Tok tok

Seseorang mengetuk pintu.


Tok tok

Aku sangat malas sekali.


Tok tok


"Sayang ini eomma, kau belum bangun?"
Itu suara eommaku, ah ini memang sudah siang tapi aku masih malas untuk bangun. Seperti biasa aku masih bergulung dengan guling dan selimut.




Ceklek....



Sepertinya eomma membuka pintunya.




"Sayang, bangunlah! Ini sudah siang?" Katanya dengan berjalan menuju jendela. Dan......sreeekkkk.......membuka tirai.





"Aph aaa eommaaaaa......." Sinar Matari tepat di mataku. Aku mengeluh karena dia membuka tirai lebar-lebar dan cahayanya tepat di mataku, ini membuatku silau. Dia berjalan mendekat pada ku duduk di kasur.





"Sayang ayo bangun, mataharinya sudah di atas kepala kau tahu?" Eomma mengelus kepalaku dengan lembut.



Seperti biasa aku malah menempatkan kepalaku di pangkuannya. "Hey ayo bangun, appa mu berpesan setelah makan siang kau harus menemuinya di kantor" mendengar itu aku langsung membuka mataku.



"Kenapa dan untuk apa?" Aku bertanya.



"Eomma tidak tahu, hanya itu pesannya" jawab eomma.



Aku mendudukkan diriku, sedikit heran karena tidak biasanya appa akan menyuruhku ke kantornya. "Ayo bangun, eonnie dan oppa mu bahkan sudah sejak pagi tadi melakukan aktivitas mereka"




"Jisoo eonnie sudah pergi?" Tanyaku.



"Belum, hari ini ada kelas yoga nya, jadi dia ada ruang fitness. Eonnie mu bilang setelah makan siang baru dia akan pergi" eomma berdiri. "Ayo sayang bangunlah, kau mau sarapan apa?"



Akupun langsung bangun dari tempat tidurku dan langsung berlari keluar.




"Sayang jangan ganggu eonnie mu......" Teriak eomma, namun aku tidak peduli. Dia sudah tahu jika aku akan pergi menemui Jisoo eonnie. Oh tidak, lebih tepat aku akan menganggunya. Itulah yang aku lakukan jika dia sedang beryoga. Aku sangat suka menganggunya dan menjahilinya. Tapi dia tidak pernah bisa marah, karena aku satu-satunya adik kesayangannya. Haaa.....menyenangkan bukan?






"Jennieee......" Suara eomma masih terdengar ketika aku menuruni tangga. Aku langsung berlari lagi tapi....



"Nona, nona mau kemana?" Seorang wanita paruh baya menghalangi ku.



Aku tersenyum padanya, dia tahu juga apa yang akan aku lakukan. "Non, jangan pergi kesana non......bibik mohon"




"Yaah.....bibik menyingkirlah" dia menghalangi jalanku. Dia adalah bibik Nam, pengasuh kami bertiga sejak kecil. Oppa, eonnie dan aku dialah yang mengurus kami. Jadi dia tahu betul sifat kami satu per satu.





My HEART (JenChuLiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang