BAB 16. GARIS BATAS

36.8K 7.7K 3.1K
                                    

09 JULI 2022

YEOROBUN ANNYEONG 🤸

APA KABAR HARI INI? BAIK?🤍

SENENG KAN BII MUNCUL SEKARANG?

SATU EMOT UNTUK MENGAWALI BAB INI ✨

BII SARANIN UNTUK SAMBIL DENGERIN LAGU GALAU YA PAS BACA PART INI HIHIHI🌛

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA, OKEY👍

LET’S GO!

-HAPPY READING-

Sudah lima hari neneknya Syaira dirawat di rumah sakit. Dan selama itu pula Syaira selalu ada di sisi neneknya. Kecuali saat sekolah. Dia akan menitipkan neneknya pada Bu Cia yang senantiasa membantunya di rumah sakit.

Saat ini Syaira berjalan pelam ke arah halte seorang diri. Jam sekolahnya baru saja selesai, dan sekarang dia berniat untuk langsung ke rumah sakit lagi.

Syaira membuka ponselnya selagi menunggu mobil angkutan umum datang. Cewek dengan rambut di ikat satu itu membuka spotify-nya. Memutar lagu kesukaannya untuk sekedar menghilangkan rasa bosannya.

Namun tak lama, seseorang datang menghampiri Syaira. Berdiri di samping cewek itu dengan satu tangan yang dia masukan ke dalam kantong celananya.

Syaira mendongak. Menatap orang itu dengan dahi mengernyit. “Uta?”

“Hm,” Utara berdehem sambil terus melihat ke depan tanpa melihat Syaira.

“Kamu gak bawa motor?” tanya Syaira.

“Bawa,” jawab Utara cuek.

“Terus mana? Kok kamu malah di sini, bukannya langsung pulang,” ujar Syaira.

“Motor gue dibawa Ravin,” kata Utara. “Dan gue ke sini karena lo,” tambahnya datar.

“Aku?” Syaira mengerutkan dahinya bingung.

“Kenapa?” tanyanya lagi.

Utara menoleh pada Syaira yang masih duduk di kursi yang tersedia di halte depan sekolahnya itu.

“Sebelum ke rumah sakit, ikut gue dulu,” kata Utara.

“Ke mana?”

Tepat setelah Syaira bertanya seperti itu, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan keduanya.

Utara yang melihat itu langsung berjalan ke arah kemudi, lalu berbicara sebentar dengan seorang laki-laki dewasa yang Syaira tebak sudah berumur 30 tahunan.

Tak berselang lama, Utara kembali menatap Syaira. “Naik,” perintahnya.

Meski bingung, Syaira hanya bisa menurut. Cewek itu naik ke dalam mobil tersebut, lalu duduk tepat di samping Utara.

“Orang yang tadi gak ikut kita?” Syaira menatap laki-laki tadi yang ternyata tidak ikut bersama mereka.

Seingat Syaira, dia pernah melihat orang tersebut dua kali. Di pemakaman, dan di rumah sakit beberapa hari lalu.

“Ngga,”  kata Utara yang tengah memasang seatbelt-nya.

Aaaa mungkin dia supirnya Uta. Syaira mengangguk-angguk.

“Emangnya kamu mau bawa aku ke mana?”  tanya Syaira lagi.

“Nanti juga lo tau,” jawab Utara.

Syaira tidak bertanya lagi. Cewek itu hanya duduk diam sambil terus memperhatikan seisi mobil yang tengah dia tumpangi ini.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang