BAB 25. SEMESTA YANG TAK BERHENTI UNTUK BERCANDA

34.5K 6.9K 2.1K
                                    

03 SEPTEMBER 2022

YEOROBUN ANNYEONG🤍

BII DATENG LAGI NIIHH 🤸

KE DEPANNYA KALIAN AKAN SERING LIAT BII UPDATE, SENENG?

HARI INI GIMANA? SENENG ATAU PLAT AJA?

JAM BERAPA SEKARANG?

DI KALIAN HUJAN GAK?

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR YA.

UDAH SIAP KAN?

LET’S GO!

-HAPPY READING-

To: Black

Papa pulang

Tolong perketat penjagaan untuk Kakak.

Setelah mengirim pesan itu pada pengawal pribadinya. Utara memandangi dirinya sendiri dari pantulan kaca kamar mandi.

Wajah yang lelah. Mata dan leher yang sedikit memerah. Pipi yang membiru, sudut bibir yang berdarah, serta tubuh yang terasa remuk akibat pukulan sang papa membuktikkan bahwa Utara lagi-lagi sangat kacau sekarang.

Cowok itu mengepalkan kedua tangannya kuat dengan tatapan yang sangat tajam.

Hingga..

Prang!

Utara memukul kaca di depannya, hingga darah segar mengalir dari punggung tangan cowok itu.

Banyak sekali hal yang ingin segera dia selesaikan sebelum papanya tahu tentang keadaan Lili. Kalau Utara sampai terlambat sedikit saja untuk mengungkapan semuanya. Dia yakin luka-luka yang ada di sekujur tumbuh Utara malam ini juga mungkin akan segera berpindah pada tubuh kakaknya.

Sekarang Utara jadi bertanya-tanya. Adakah orang tua yang benar-benar bisa mengerti keadaan dan mencintai anak-anaknya dengan tulus?

Jika ada, Utara ingin bertanya bagaimana rasanya jadi anak yang beruntung seperti itu.

***

“Ra, kalau udah besar Syaira mau jadi apa?”

“Jadi apa aja,” jawab Syaira kecil di gendongan ayahnya.

“Kok gitu? Kamu gak mau jadi apa gitu? Dokter? Pengacara? Atau polwan?” tanya ayahnya.

Syaira menggeleng. “Gak mau, ayah.”

“Kenapa?” tanya sang ayah.

“Soalnya kalau Syaira jadi itu. Sekolahnya pasti mahal. Syaira gak mau bikin repot ibu sama ayah lagi,” jawab Syaira mengeratkan pegangannya pada leher sang ayah.

“Gak repot nak, itu udah kewajiban orang tua buat biayain anaknya sekolah setinggi mungkin. Orang tua bakalan seneng kalau anaknya sukses ngegapai apa yang dia mau,” jelas sang ayah lembut.

“Jadi jangan merasa terbebani atau ngerasa ngerepotin ibu sama ayah, ya. Itu udah jadi tanggung jawab kita sebagai orang tua, okey?” tambahnya.

“Kalau gitu. Syaira mau jadi pramugari, boleh?” tanya anak kecil dengan seragam putih merah dengan tas gendong yang sudah koyak itu.

“Boleh dong. Bagus itu,” ujar sang ayah senang. “Ngomong-ngomong kenapa Syaira mau jadi pramugari?”

“Karena kata ibu, ibu dulu mau jadi pramugari,” jawab Syaira. “Karena ibu gak bisa ngegapai cita-citanya. Sekarang biarin Syaira yang gantiin mimpi ibu.”

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang