5

163 17 0
                                    

Aomine menggeram, ia tidak bisa menemukan Haizaki dimanapun. Midorima dan Takao yang menyusulnya juga sama.

Kemana pemuda itu pergi?

"Loh? Bukankah kalian Midorima dan Aomine?"

Ucap seseorang yang membuat mereka menoleh. Seorang pria dewasa bertubuh tinggi dengan rambut hitamnya berdiri sambil menenteng plastik belanjaan.

"Nijimura senpai..." Gumam Midorima.

"Oi, Nijimura!! Apa kau melihat Haizaki?!" Tanya Aomine dan Midorima langsung menjitak kepalanya.

"Yang sopan sama yang lebih tua nodayo!" Bentaknya.

"Haizaki? Memangnya kenapa?" Tanya Nijimura.

"Gara-gara dia, Kise masuk ICU nodayo" Jelas Midorima singkat. Nijimura terkejut, Kise masuk ICU katanya? Apa mereka berdua terlibat pertengkaran besar?

"Mereka berkelahi?"

Takao menggeleng, "Kise sakit dan Haizaki membuatnya kambuh sampai masuk ICU" Katanya.

"Kau...?"

"Ah, namaku Kazunari Takao. Kekasihnya Shinchan nodayo!" Seru Takao. Midorima langsung menaikkan kacamatanya dengan wajah memerah.

"Begitu ya. Ah, sudah jam segini. Maaf nanti kita bicara lagi. Bilang pada Kise semoga cepat sembuh ya! Dan untuk masalah Haizaki... Aku akan membantu kalian" Kata Nijimura. Ia pun berlari setelah melihat jam di hpnya.

"Ada apa, Midorima?" Tanya Aomine.

"Tingkah Nijimura senpai beda nodayo" Jawab Midorima.

"Mungkin itu namanya sudah dewasa" Balas Takao. Mereka mengangkat bahu dan kembali mencari Haizaki.

.
.
AoKise
.
.

"RYOUTAAAA!!!"

Mata Nash sontak terbuka dan ia langsung duduk. Seketika rasa pusing mendera kepalanya. Silver yang sedang baca majalah pun akhirnya menghampirinya.

"Ada yang sakit?" Tanyanya. Nash menggeleng, ia hanya memegangi tangannya. Dan baru menyadari jika ia di infus.

"Kau dehidrasi dan terpaksa diinfus. Tunggu infusnya habis baru kita lihat Kise" Jelas Silver.

"Silver... Apa kau tau hubungan Haizaki dengan Ryouta?" Tanya Nash, Silver menggeleng pelan. Ia sudah menduga pasti Nash akan berkata seperti itu.

"Aku rela masuk penjara dengan tuduhan membunuh anak orang demi Ryouta" Lirih pria pirang itu.

"Alex menelepon dan dia akan ke sini. Kebetulan juga ia gurunya si alis bercabang itu"

Nash melirik Silver sejenak ketika mendengar nama perempuan itu.

Alexandra Garcia.

Sepupunya.

"Aku rasanya tak ingin pulang ke Amerika. Aku ingin merawat Ryouta. Aku ingin tinggal dengannya selamanya. Dan aku berharap dia tidak akan 'pergi' duluan sebelum aku"

Silver menggeram, ia tak suka dengan sifat Nash yang seperti ini. Nash yang sekarang lebih sering murung dan terkadang ia menangis.

Bahkan tak jarang juga ia bergumam seperti itu.

"Aku mencintaimu, bodoh" Keluh pria berkulit gelap itu.

Nash terkekeh, kekasihnya tau cara menghiburnya. Ia pun merentangkan tangannya, memeluk tubuh besar itu.

"Terima kasih. Me too" Ucapnya.

.
.
AoKise
.
.

Sedangkan di suatu tempat

Last Game (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang