1

823 61 1
                                    

Seoul, 6 Maret 2022

Park Renjun

"Echaaaaan! Nonoooo! Nanaaa!" Sapa Renjun, ia baru saja datang kesekolahnya. Ia melihat Haechan, Jaemin dan Jeno sedang mengobrol di kantin sekolah.

"Ada apa Sweetie? Kau sekolah hm? Bukankah kau baru sembuh dari demam" ucap Jaemin sambil menempelkan telapak tangannya di dahi Renjun untuk mengecek suhu tubuh kesayangannya itu.

"Dia merengek kepada Ayah untuk masuk sekolah" ujar Winwin yang baru datang. Sebenarnya tadi ia dan Renjun bareng. Tapi Renjun lari untuk bertemu Haechan, Jeno dan Jaemin.

"Tolong jaga Renjun ya... kami harus pergi" ucap Lucas yang juga baru datang.

Ketiganya mengangguk.
"Serahkan Renjun pada kami" ujar Jeno sambil memeluk sayang Renjun9.

Lucas dan Winwin tersenyum lalu meninggalkan mereka berempat.

"Nono, Injun lapar..." lirih Renjun, yang lain hanya terkekeh kecil.

"Injun ingin makan apa?"

"Apa saja"

"Haechan pesankan makanan" suruh Jaemin. Haechan pergi memesankan makanan, sebenarnya ia malas tapi demi Renjun tak apa.

Park Renjun itu manja, imut, lucu, cantik dan sempurna. Ia bagaikan ratu yang harus dijaga. Ia benar benar dilahirkan untuk dilindungi bukan melindungi, Renjun juga sosok yang hangat. Ia akan lebih hangat jika bersama orang orang terdekatnya terutama Jeno, Haechan dan Jaemin.

Beberapa menit kemudia, Haechan datang membawa makanan untuk kesayangannya.

"Makan yang banyak ya agar tinggi" kekeh Haechan saat melihat Renjun sedang memakan makanannya dengan lahap. Renjun mendengus.

"Injwun twidak pwendek! Kwalian sajwa ywang ketinggwian" ujar Renjun dengan makanan yang masih ada dimulutnya. Ucapannya membuat yang lain tertawa gemas. Jaemin mengelus surai Renjun dengan lembut lalu mencium singkat pipi berisi milik Renjun.

"Habiskan makanannya" Ucap Jeno. Ia sedari tadi menatap rubah kecilnya yang sedang makan. Sungguh imut dengan mulut penuh seperti itu. Semoga keimutan itu tak berlalu...

-----•○•-----

Jillin, 6 maret 2022

Renjun dan mainan kecilnya- Shuhua sekarang sedang berada di sebuah arena balap. Renjun itu adalah anak motor yang hobinya balapan. Entah apa kesenangannya dengan permainan itu, intinya dengan balapan ia bisa melupakan sejenak keinginannya untuk diberikan kasih sayang oleh sang ibu.

"Semangat sayang, kau pasti menang!" Seru Shuhua. Renjun menyeringai kecil lalu berbalik menatap Shuhua dan mengecup singkat bibir wanita itu.

"Apa yang kau inginkan jika aku menang.....Bitch?" Tanya Renjun, Shuhua menyeringai. Dan menampilkan wajah tanpa dosa.

"Penismu" jawab Shuhua enteng.

"Jawaban yang bagus... dasar pelacur kecil" Ujar Renjun. Renjun juga memiliki penis yang lumayan besar dan panjang.

Fyi, jika Park Renjun adalah Uke maka Huang Renjun adalah Seke.

"Ahh~ Aku hanya menjadi pelacur untukmu sayangghh~" ucap Shuhua dengan mendesah kecil. Shuhua adalah wanita nakal yang pernah bekerja di sebuah bar.

Renjun terkekeh kecil lalu mengusak pelan surai Shuhua.
"Jangan menangis jika besok kau tak bisa jalan" bisik Renjun kepada Shuhua.

"Kau lupa sayang kalau aku juga seorang masokis" Shuhua meniup pelan telinga Renjun dengan sensual. Ia tak berbohong bahwa dirinya adalah Masokis, itu fakta yang tidak bisa dibantah!

Renjun tersenyum tipis lalu meninggalkan Shuhua dan pergi ke motornya.

"Ck,Wanita jalang sialan! Aku tak akan pernah memacarimu jika bukan karena taruhan ini. Tapi aku masih bisa memanfaatkan Vagina jalangmu yang kotor" gumam Renjun sambil menuangkan handsanitizer ke tangannya.

"Oh Haruto, aku tak menyangka lawanku hari ini adalah dirimu, raja Arena kedua setelahku. Oh ya aku juga tak menyangka kau sudah pulang dari jepang" Sapa Renjun saat melihat Haruto ada di samping motornya bersama motor miliknya.

"Hm aku baru pulang kemarin malam, ngomong ngomong apa yang kau inginkan jika kau menang tuan Huang?" Tanya Haruto sambil terkekeh kecil.

"Aku tak tertarik dengan hadiah, aku hanya tertarik jika kau kalah" balasnya yang membuat Haruto tertawa.

"Haha astaga Tuan Huang... kau ini benar benar membuatku bergairah saja" ucap Haruto dengan menunjukan ekspresi psikonya.

"Ayo kita lihat siapa yang akan menang, Watanabe Haruto" seringai kecil muncul di wajah Renjun.






Renjun menyukai Haruto....

Iya, dia menyukai Haruto. Ia menyukai Haruto yang selalu manampilkan tawa kejamnya. Ia menyukai Haruto yang bisa saja membunuh lawan bermainnya tanpa ampun. Renjun menyukai, menyukai semua hal hal gila yang Haruto berikan untuknya.

Mulai dari kepala wanita, bangkai elang, pistol kecil yang imut dan lain lain.

Jujur ia seorang psiko, walau ia hanya anak motor biasa yang punya hubungan dengan gangster. Berbeda dengan Haruto yang mempunyai kontak dengan para mafia kejam di Jepang.

Unpub aja kali ya? Cerita gw keknya prik and pasaran. Banyak kan cerita tentang transmigrasi kek gini...?

RENJUN'S [Renjunxall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang