6🏵

690 52 1
                                    


Renjun terbangun, mereka belum sampai? Oh ayolah Renjun bahkan sudah bermimpi memacari 100 bidadari cantik. Dan mereka masih belum sampai? Apa yang terjadi sih?

"Hyung bukankah seharusnya kita sudah sampai?" Tanya Renjun pada Taehyung yang sibuk nenyetir.

"Ban sempat kempes jadi tadi agak lama" jawab Taehyung, Renjun mengangguk. Bodo amat sih kalau perjalanannya makin lama, toh ia juga tak ingin cepat cepat masuk dalam ner-- rumah si Park yang penuh aturan. Hey bahkan makanan pun harus diatur, bahkan ia tidak boleh memakan mie instan sama sekali.

"Huang Renjun" panggil Taehyung. Renjun hanya berdehem. Tapi tak lama kemudian ia baru sadar. Dengan tatapan terkejut ia menatap Taehyung dari belakang. Tunggu? Bagaimana--

"Ka-kau bagaimana?!"

"Aku mendengar semuanya. Anda bahkan tidak sadar bahwa ada penyadap suara di jam tangan anda" ujar Taehyung. Dengan segera Renjun mengecek jam tangannya, ternyata benar bahwa ada penyadap suara di jam itu. Kenapa ia tak sadar sama sekali?!

"Tenanglah, penyadap suara itu hanya tersambung dengan ponselku. Tuan tak akan tahu" kata Taehyung enteng. Renjun bernafas lega mendengarnya, tapi masalahnya bodyguard kepercayaan ayahnya itu sudah tau apa yang terjadi.

"Lalu kau mau bagaimana? Melaporkan pada ayah? Dan membalas dendam karena aku sudah mengancammu tadi" Ucap Renjun. Dirinya mencoba tenang, tak ada pilihan lain selain tenang. Tapi entahlah dengan kehidupannya jika misalkan bodyguard ini memberi tahu itu pada ayahnya. Mungkin usahanya akan gagal.

"Tenang saja, aku akan merahasiakannya" Taehyung tersenyum tipis. "Kenapa?" Satu kata itu keluar dari mulut Renjun, apakah Kim Taehyung ini akan membuatnya menjadi ancaman.

"Anda bilang kematian Park Renjun adalah pembunuhan? Bukan kecelakaan biasa" tanya Taehyung. Renjun mengangguk santai seperti saat di pantai.

"Ia sendiri yang mengatakannya" ia  yang dimaksud adalah Park Renjun. "Memang kenapa? Hyung ingin membantu? Hyung hanya bodyguard milik ayah" lanjut Renjun.

Taehyung mengangguk kecil. "Tentu, aku ingin membantu" ucapnya Renjun tersenyum meremehkan seperti tak yakin apa yang dikatakan Taehyung. Oh ayolah, itu lucu sedekat apa bodyguard ini dengan Renjun dulu hingga ingin membantu.

"Hyung  yakin?" Ejek Renjun. Taehyung menghela nafas.

Taehyung hanya terdiam. Ia bahkan diam hingga mereka sampai di rumah, Renjun berdecak pelan karena Taehyung dari tadi hanya diam dan tak menjawab. Taehyung benar benar diam hingga pintu gerbang kediaman Park dibuka. Setelah itu Taehyung mengantarnya masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"INJUN PULANG!" teriak Renjun. Entah kenapa tiba tiba ia berteriak seperti itu, apakah ini refleks dari tubuh asli? Katakan bahwa ini adalah kebiasaan Park Renjun dulu saat pulang. Soalnya selama di tubuh lamanya ia tak akan mengucapkan 'aku pulang' dengan lantang. Lagi pula siapa yang mau jawab?

"Aaa Injunie sayang, bagaimana jalan jalan nya? Merasa lebih baik hm?" Tanya Baekhyun sembari memeluk tubuh mungil Renjun. Renjun mengangguk. "Iya, Injunie jauh lebih baik" Renjun melirik ke arah Taehyung. Terlihat Chanyeol yang menyuruhnya ke ruangannya, dengan patuh Taehyung mengikuti. Senyum Renjun sirna saat melihat adegan itu, bodyguard brengsek itu akan memberi tahu pada ayahnya? Sialan.

              ----●●●°~°●●●----

Renjun berbaring di ranjang empuknya, ia menghela napas. Demi boxernya Guanlin, ia penasaran apa yang bodyguard itu bicarakan dengan ayahnya.

"Sialan!" Monolog Renjun. Entah kenapa hatinya tidak nyaman, ia takut ketahuan. Ohh Tuhan tolong hamba mu yang kesusahan ini. Renjun hanya mengguling kan diri di kasur sambil memikirkan apa yang harus di lakukan.

Tok tok tok

Terdengar pintu kamar di ketuk dari luar, Renjun beranjak dari ranjangny mendekati pintu. Ia membukanya, menampakkan 5 orang di sana. Yang tak lain dan tak bukan adalah Jaemin, Jeno, Haechan, Yangyang san juga Shotaro.

"Injun" Shotaro langsung memeluk Renjun. Ia sangat rindu dengannya, ia juga menyesal karena tidak hadir di pesta penyambutan Renjun kemarin, karena ia punya pekerjaan di Jepang.

"Hiks... Sho minta maaf karena tidak hadir kemarin..." Renjun menepuk nepuk tubuh jangkung yang memeluknya. Rasanya lucu, seperti ia sedang memeluk seorang bayi besar.

"Oh astaga, sifatnya seperti submissive, bagaimana si Park itu membuatnya menjadi dominan?" Batin Renjun melihat kelakuan menggemaskan Shotaro.

"Tak apa, Sho tak perlu minta maaf pada Injun. Sho juga pasti sibuk kan?" Nasehat Renjun. Jaemin menepuk pelan surai Renjun dengan gemas.

"Aigoo, Injunie sudah bisa berpikir dewasa ya" Ucap Jaemin gemas. Pertama kalinya Jaemin melihat Renjun berpikir dewasa seperti ini, biasanya ia juga akan merengek dan menyalahkan pekerjaan Shotaro. Walaupun Shotaro ini seumuran dengan mereka, walau beberapa bulan lebih muda. Shotaro merupakan pengusaha robot nomor 2 di Jepang. Anak itu memang handal di bidang teknologi.

"Injunie tidak marah?" Shotaro bertanya imut. Renjun hanya bisa tersenyum menggeleng karena mendapat damage keimutan luar biasa. Kalau Shotaro imut begini ia akan resign jadi Submissive! Cepat! Berikan SPHJD (Surat Pindah Haluan Jadi Dominan).

"Hoi Shotaro! Sampai kapan kau akan memeluk Injunie ku!" Protes Haechan yang menatap kesal Shotaro yang terus memeluk Renjun. Shotaro menatap sinis Haechan.

"Dia juga milikku" kata Shotaro. Tapi dengan suara berbeda, lebih berat. 11 12 dengan suara Jaemin. Oh, sekarang Renjun tahu mengapa anak ini jadi Dominan.

"Sudahlah! Buat apa memperebutkan Injun seperti itu, Injun itu milik kita semua" Ucap Jaemin sambil berbaring di ranjang Renjun, sesekali ia menghirup wangi Renjun yang menempel di seprai. Bisa di bilang mesum tidak sih? Bantu Renjun telepon 911 sekarang!

"Akh, lihatlah orang orang ini mereka hanya menelusuri kamarku dan menghirup wangiku. Sungguh mesum biadab!" Umpat Renjun dalam batinnya. Ia hanya menghela napas dalam hati melihat kelakuan 2 J yang terus menghirup wanginya di seprai, Yangyang yang sedang main game sambil memeluk boneka moomin yang memiliki aroma Renjun dan Shotaro dan Haechan yang sedang memeluknya dari depan dan belakang seraya memperebutkannya. Akh! Sumpah! IA BENAR BENAR TAK PERCAYA APA YANG TERJADI! Ia tak terbiasa hiks...

"Guan tolong aku..." batin Renjun, menyerah dengan kelakuan para bucinnya itu. Mau melawan tapi takut ketahuan, ia tak mungkin marah dan berteriak, itu bukan sifat seorang Park Renjun. Cukup, ia hanya bisa pasrah dengan rutinitasnya yang ditempeli para bucin. Padahal sudah 2 minggu lebih, ia masih belum terbiasa. Bahkan ia tak pernah melakukan ini pada mantan mantannya, tentu, karna yang ia lakukan hanya mengobrak abrik lubang mereka:)

Bersambung...

Maaf, hehe chap ini cuma 972 kata, karna author super males. But, author janji chap berikutnya lebih panjang dan menegangkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENJUN'S [Renjunxall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang