_-⁰⁹-_

34 10 0
                                    

Jam delapan pagi, Chaeng terbangun dengan posisi Minjeong ada di dekapannya. Dia menatap sekeliling kala cahaya dari matahari masuk meskipun gorden masih tertutup.

Ibu tiga anak itu melangkah keluar menuju kamarnya dan mulai membersihkan diri. Setelah mandi dan berpakaian, Chaeng membereskan kamarnya dahulu yang mana akhir-akhir ini selalu dibersihkan dengan tidak benar karena Chaeng kepepet waktu berangkat kerja.

Baru juga Chaeng selesai menyapu, Minjeong datang ke kamarnya dengan muka bantal dan mata sembab yang bengkak. Dia nampak menyeramkan sekaligus menggemaskan jika dilihat-lihat.

"Kenapa, Njeong? Perlu sesuatu?" tawar Chaeng menatap Minjeong yang sedang mengumpulkan nyawanya.

Si bungsu menggeleng.

Alis Chaeng berkerut, "lalu?"

"Nggak ada kok, Ma," jawab Minjeong.

"Araseo. Kamu tunggu bentar ya, Mama akan masak setelah menyapu seluruh bagian lantai dua. Mama bersihkan kamar kamu, oke," ujar Chaeng membawa sapunya menuju kamar Minjeong. Ia pun mulai membereskan kamar kembaran Jeongwoo itu dengan telaten.

Ngomong-ngomong soal Jeongwoo, Minjeong jadi teringat kalau Mamanya itu belum tahu yang sebenarnya. Jadi dia bergegas menghampiri kamar kakaknya untuk membicarakan masalah ini.

"Eonni..." ucap Minjeong setelah mengetuk pintu kamar Ryujin satu kali. Karena lama, dia pun memutuskan untuk masuk saja karena Ryujin tidak menguncinya.

Pintu terbuka menampilkan suasana kamar milik seorang Park Ryujin yang serasa luas karena memang Ryujin tidak terlalu suka mengoleksi sesuatu lalu menyimpannya di kamar. Minjeong mendekati ranjang tempat di mana Ryujin masih terlelap seraya memeluk guling dan mencengkram selimut.

"Eonni, ireonaseyo!" panggil Minjeong tidak terlalu kencang.

Tiga kali Minjeong mencoba membangunkan kakak perempuannya namun yang dia dapat hanya deheman dari Ryujin. Karena capek, Minjeong pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

.

"Apa sih, njeong!" pekik Ryujin kesal karena Minjeong terus menganggunya hingga ia terbangun.

"Eonni eonni eonni eonni," seru Minjeong.

"Apa?!"

"Mama masih belum tahu soal Jeongwoo, kita harus apa kak...." ujar Minjeong.

Sontak Ryujin segera bangkit dari kasurnya lalu duduk menatap Minjeong, "apa ada kabar dari ahjeossi?"

"Belum."

Hening. Keduanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Hari ini hari minggu, biasanya keempat anggota Park akan berkumpul untuk menonton atau sekedar ngobrol-ngobrol santai, yang pasti hari minggu akan mereka habiskan bersama.

Tapi sekarang, sepertinya itu hanyalah wacana. Mengingat Jeongwoo sudah tidak ada kabar sejak kemarin apalagi Chaeng tidak menahu soal itu. Ryujin harap Mamanya itu tidak pingsan jika tahu kebenarannya.

"Ige mwoya?" Suara Minjeong mengalihkan atensi Ryujin, gadis SMA itu menatap sang adik yang sedang membolak-balikkan sebuah amplop yang berisikan kertas penting baginya.

Mata Ryujin membola kala tersadar apa amplop yang dipegang Minjeong.

"Jangan sentuh barang eonni sembarangan," ucap Ryujin mengagetkan Minjeong.

"Aku penasaran. Memangnya apa itu?"

"Tidak ada. Hanya amplop biasa." Minjeong memicingkan matanya saat merasa jawaban Ryujin tidak membuatnya puas. Jadi dengan inisiatifnya Minjeong menyambar amplop itu lalu kabur meninggalkan Ryujin yang terdiam.

MAMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang