"Jeong-ie..." Chaeng menepuk pipi Jeongwoo pelan untuk membangunkannya.
Chaeng baru pulang kerja, dia lupa memberi tahu anak-anaknya kalau dia terlambat pulang. Fiuh, dia jadi khawatir, apa anak-anaknya makan malam tadi?
Perlahan karena tepukan sang Mama, Jeongwoo mulai membuka kedua matanya. "Mama?" Celetuknya setengah sadar.
Chaeng pun tersenyum, "kenapa kamu tidur di sini? Nungguin Mama? Maaf ya, Mama lupa ngabarin kalau Mama pulang telat." Jeongwoo mengedipkan kedua matanya berkali-kali, "enggak kok, Ma." Chaeng mengangguk, "apa kalian sudah makan?" Jeongwoo mengangguk.
"Sudah, Ma. Kami makan diluar."
"Baiklah, kalau begitu kamu harus pindah ke kamar. Kalau tidurnya begini badan bakalan sakit saat bangun nanti. Sekarang pindah, ya!"
Jeongwoo mengangguk, lantas ia bangun dan melangkah menuju kamarnya. Tidak lupa masih diawasi Chaeng karena Jeongwoo belum sepenuhnya bangun 100%, kalau jatuh 'kan kasian.
Sepeninggalan Jeongwoo, kini Chaeng merebahkan dirinya sebentar di atas sofa. Hari ini dia bekerja full dari pagi hingga malam. Badannya sudah terasa pegal.
Tak lama Chaeng pun beranjak dan membersihkan diri. Sebelum tidur dia harus memastikan kalau anaknya juga benar-benar sudah tidur, dia memasuki kamar ketiga anaknya masing-masing untuk mengecek.
"Baiklah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sekarang waktunya istirahat," monolognya seraya memasuki kamar.
.
Hari ini adalah hari libur, Chaeng ingin sekali piknik kecil-kecilan untuk sekedar refreshing setelah seharian bekerja. Tak lupa ia juga mengajak anak-anaknya, kalau tidak salah sebentar lagi mereka akan menghadapi UTS. Jernihkan pikiran dan tenangkan hati sebelum menghadapi yang menantang.
Kini mereka semua sudah siap, barang-barang dan makanan sudah berada di tangan mereka, tinggal berangkat saja. Tujuan Chaeng kali ini adalah Sungai Han, ia akan piknik di pinggirannya sambil menikmati suasana danau dengan cuaca yang sangat mendukung; cerah.
"Tidak ada yang ketinggalan, 'kan?" Tanya Chaeng.
"Nggak ada!" Sahut ketiga Park junior serentak.
"Baiklah, let's go!"
.
Tidak banyak orang yang ada di sini, mungkin sekitar belasan orang termasuk Chaeng dan anak-anaknya yang memilih berlibur menikmati suasana sungai Han.
"Njeong-ie, bantu Mama siapin tikarnya."
"Siap, Ma!"
Kini berbagai macam makanan dan camilan sudah terpampang di atas tikar. Ryujin sibuk dengan kamera sakunya untuk mengabadikan momen yang tidak setiap saat terjadi ini.
Ckrek!
Sontak semua anggota Park itu menoleh ke sumber suara, raut terkejut tak dapat mereka tutupi saat Ryujin dengan seenaknya memotret mereka tanpa aba-aba.
"Ihh eonni! Hasilnya pasti jelek, ulang ulang!" Muka Minjeong cemberut, tapi itu tak menggoyahkan Ryujin yang malah asik memotret pemandangan.
"Eonni!" Rengekan si bungsu membuat Ryujin terkekeh sendiri, Chaeng hanya menggelengkan kepala melihatnya.
"Yaudah, nih," Ryujin mengarahkan kamera ke depan wajah cemberut Minjeong dan langsung menekan tombol memotret. Bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
"EONNIE!"
"AHAHAHAHHAH!"
Minjeong mengejar kakaknya itu untuk merebut kameranya dan menghapus foto jelek yang diambil Ryujin. Ryujin malah ngakak sambil berlari-lari.
"Udah hey, kita makan sekarang," ajak Chaeng yang sepertinya tak terdengar oleh kakak-beradik yang sedang berlarian itu.
"Woo, bawa mereka ke sini," pinta Chaeng yang diangguki Jeongwoo.
Hanya beberapa detik saja Jeongwoo sudah datang dengan kedua tangannya mengapit kepala Ryujin dan Minjeong. Dia membawanya seperti membawa bakul saja.
"Makan dulu, habis itu baru main lagi."
"Main apanya?! Yang ada capek tau lari-lari," protes Ryujin lalu menggigit potongan buah apel.
"Eonni duluan juga," sahut Minjeong di sela-sela meminum jus.
Makan siang mereka diselingi percakapan dan perdebatan Ryujin-Minjeong seputar masalah foto. Oknum yang diributkan; kamera saku Ryujin, malah terkapar tak berdaya alias mati karena kehabisan baterai dan Ryujin lupa membawa charger-nya.
Tapi Chaeng tidak terlalu memusingkan perdebatan kedua anak perempuannya itu, karena anaknya yang satu lagi; Jeongwoo, makan dengan anteng sambil melihat permukaan sungai. Itulah kelebihan memiliki anak banyak, salah satu dari mereka akan menjadi penawar bagi orang tua yang pusing dengan anak satunya.
"Loh, beneran bu Park ternyata."
Chaeng yang sudah ditinggal ketiga anaknya untuk melihat-lihat sekitar terkejut saat ada yang berbicara di dekatnya. Ia pun menoleh,
"Loh, pak Han?" Kaget Chaeng melihat seniornya di RED Ent sekaligus tetangganya ada di sini."Pak Han sedang apa di sini?" Chaeng menatap lelaki bernama lengkap Han Ji-Sung itu dengan heran, "duduk dulu pak."
Jisung pun duduk, "terima kasih." Chaeng mengangguk.
Bersantai di pinggir Sungai Han, ditemani oleh Jisung Han. It's my dream with Han SKZ.g"Niatnya sih cuma jalan-jalan terus bersantai di sini, eh saya melihat kamu. Yaudah saya samperin, sekalian ngobrol-ngobrol nggak pa-pa 'kan?"
"Nggak pa-pa lah, pak. Saya juga sedang bersantai di sini, anak-anak lagi lihat-lihat kawasan sini."
"Oh iya, bapak mau makan? Masih ada banyak kok." Tawar Chaeng pada Jisung. "Eh nggak usah, saya udah makan kok," tolak Jisung halus. Chaeng mengangguk.
"Ngomong-ngomong, panggilannya harus bapak-ibu gitu? 'Kan saya lebih muda," Jisung terkekeh dengan ucapannya sendiri.
"Iya juga. Saya panggil kamu Jisung-ssi saja bagaimana, atau Jisung dongsaeng?" Tanya Chaeng.
"Nggak mau Jisung oppa gitu?" Goda lelaki bermarga Han itu bercanda.
"Heh!"
Setelahnya mereka pun tertawa ringan.
.
Han Jisung, lelaki yang umurnya tiga tahun lebih muda dari Chaeng merupakan senior Chaeng di RED Ent sebagai editor. Jisung juga tetangga Chaeng yang rumahnya tepat berada di samping rumah Chaeng. Walaupun umurnya lebih muda, tapi Jisung sudah banyak pengalaman dalam pekerjaannya sebagai editor, Chaeng juga beberapa kali dibantu oleh Jisung jika ada yang tidak ia kuasai.
.
Cuaca mulai menggelap, sepertinya hujan akan deras hari ini. Chaeng membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Dia juga mengirim pesan pada anak-anak bahwa sebentar lagi akan hujan dan menyuruhnya untuk segera ke tempat Chaeng berada.
Jisung sudah pergi duluan tadi karena dia kesini berjalan kaki, jadi dia pulang dengan jalan kaki lagi.
Butiran air yang turun perlahan kian banyak berbarengan dengan tibanya ketiga Park junior. Dengan segera mereka masuk mobil dan berlalu meninggalkan tempat.
"Tunggu saja tanggalnya.."
Seseorang yang menatap lajunya mobil Chaeng disertai senyum miring pada bibirnya.•
Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA ✔
General FictionNyatanya, kepindahan Chaeng ke Seoul malah menambah permasalahannya. - {Ft. ROSÉ of BLACKPINK} 빅채영 •RePub