(1) Leaving my heart

1.4K 89 1
                                    

⚠️ Warning ⚠️
Cerita ini adalah sekuel dari cerita sebelumnya yaitu 'Your the Light', disarankan untuk membaca cerita tersebut terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini agar bisa memahami alur cerita dengan baik.

Biasakan untuk selalu memberikan vote sebelum membaca, terimakasih ^^

.
.
.

~oOo~

"Harry love, kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat." Ujar Draco saat mereka sedang makan malam.

Ini adalah hari pertama mereka pindah ke rumah baru mereka, flat sebenarnya. Mereka tinggal di daerah tepi kota London dekat lingkungan muggle.
Sirius menawari mereka tempat di Grimmauld place, tapi Draco dan Harry menolak.
Sudah setahun sejak mereka lulus dari Hogwarts, itu adalah hari yang bahagia sekaligus mengharukan.
Bagaimanapun mereka harus berpisah dengan sekolah mereka selama 8 tahun dan para Professor yang sudah mengajari mereka.

"Aku baik-baik saja, Draco. Hanya sedikit pusing." Jawab Harry sambil tersenyum.

"Katakan padaku jika ada yang tidak nyaman, oke?" Draco menggenggam tangan Harry.

"Tentu." Harry meyakinkan.

Setelah mereka selesai makan malam, mereka membersihkan meja dan pergi ke ruang tengah dan menyalakan Televisi.
Mereka menonton serial TV muggle berjudul 'Doctor Who'.
Mengisahkan tentang seorang alien humanoid penjelajah waktu yang dipanggil 'Doctor', menjelajahi alam semesta menggunakan 'TARDIS' yang berbentuk seperti kotak telepon.
Draco sering mengejek kalau ceritanya tidak masuk akal, tapi setiap kali mereka menonton itu bersama Sirius di Grimmauld place, Harry tau kalau Draco menyukainya.

Mereka duduk bersebelahan di sofa dengan Harry bersandar di tubuh Draco dan Draco melingkarkan tangannya untuk memeluk Harry.

"Aku akan pergi ke kamar mandi sebentar." Harry bangkit dari tempatnya dan berlari kecil ke kamar mandi.

"Love?" Draco tau ada sesuatu yang tidak beres, jadi dia menyusul si brunette ke kamar mandi di kamar.

Draco sampai didepan pintu kamar mandi dan mendengar suara muntah dari dalam.
"Harry? Harry! Kau baik-baik saja? Buka pintunya!" Draco mengetok pintu dengan panik.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan wajah Harry yang sangat pucat.

"For Merlin sake! Harry! Wajahmu sangat pucat! Ayo duduk." Draco dengan cepat memapah Harry yang lemas ke tempat ranjang.
"Harry, sudah berapa lama kau merasa sakit?" Tanya Draco.

"Hanya baru-baru ini, aku tidak apa-apa Drake. Tidak ada yang perlu dicemaskan." Harry berkata.

"Kau tidak baik-baik saja, kau baru saja memuntahkan semua makan malam mu dan kau bahkan tidak makan banyak akhir-akhir ini!" Draco mulai mengomel.

"Aku baik, hanya sedikit tidak nafsu makan, itu saja." Harry bersikeras.

"Harry, kita akan ke St. Mungo, oke?" Ajak Draco.

"Tidak perlu! Aku mungkin hanya masuk angin atau flu." Harry menenangkan.

"Baiklah, kalau begitu kau akan istirahat dan tidur ." Ujar Draco lalu akan bangkit untuk membuatkan ramuan agar Harry lebih nyaman.

"Tapi kita bahkan belum menyelesaikan satu episode." Harry merengek.

"Tidak ada lagi Doctor who untukmu malam ini, tuan. Kau akan istirahat dan tidur, itu final. Oke?" Ujar Draco lalu mencium kening Harry dengan sayang.

The lost Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang