(3) Heal

488 64 2
                                        

⚠️ Warning ⚠️
Biasakan untuk selalu memberikan vote sebelum membaca
Terimakasih ^^

.
.
.

~oOo~

Pesta pernikahan Ron dan Hermione dilaksanakan di halaman the Burrow, diatur dengan meja dan kursi sederhana juga bunga-bunga segar yang indah.
Di tengah area pesta dipasang panggung rendah untuk orang-orang berdansa dan disekelilingnya dihiasi dengan pita putih dan bunga.

Harry hanya memperhatikan orang-orang yang sedang berpesta sementara dia duduk di pojokan dengan segelas sampanye.
Tiba-tiba seorang gadis berambut merah datang mendekatinya.

"Hai Harry, lama tidak melihatmu. Apa kabar?" Sapa Ginny Weasley.

"Hai, Ginny. Aku baik." Jawab Harry.

"Kau tau, sebagai pendamping pria kakakku kau terlalu menyendiri. Seharusnya kau ikut berpesta, kau harus melepaskan stress, kau tau?" Ginny mencoba menghibur.
Tentu dia sudah mendengar apa yang terjadi dengan Harry dan Draco, jadi dia ingin menghibur temannya.

"Tentu, Ginny. Aku disini dan aku bersenang-senang, hanya sedikit lelah, karena itu aku duduk sebentar." Harry berkata sambil tersenyum, dia tidak bisa bilang kalau seluruh badannya terasa sakit, kan?

"Oh, kalau begitu kau tidak keberatan aku bergabung dengan mu, kan?" Ginny berkata lalu duduk di bangku sebelah Harry.

"Dengan senang hati bisa ditemani wanita cantik berbakat sepertimu, Ginny." Harry berkata sambil tersenyum.
"Bagaimana rasanya menjadi chaser tim Holyhead Harpies? Kamu cukup terkenal, tau?" Tanya Harry.
Harry bangga pada Ginny karena bisa menjadi pemain Quidditch profesional seperti yang dia inginkan.

"Itu menyenangkan. Tentu saja ada menang dan kalah, tapi sangat menyenangkan. Apalagi saat kami bermain dan mendengarkan sorakan dari para pendukung tim kami, itu membuatku... bersemangat." Ginny menjawab dengan antusias.

"Aku senang karena kamu senang." Ujar Harry.
Setelah itu ada jeda canggung diantara mereka.

"Kau... baik-baik saja, Harry?" Tanya Ginny.

"Tentu, aku sehat. Kenapa?" Jawab Harry bingung.

"Tidak, maksudku... apakah kau baik-baik saja? Seperti... bagaimana perasaanmu? Aku sudah dengar tentangmu dan Malfoy." Jelas Ginny.

"Oh, well...aku baik. Cukup sulit pada awalnya, tapi Ron dan Hermione ada disana untuk menghibur ku. Sekarang aku merasa baik-baik saja." Harry menjawab dengan percaya diri.

"Aku senang kau bisa melaluinya dengan baik." Ginny ikut senang dengan kondisi Harry, untung saja dia tidak merasa sedih atau stress berkepanjangan.

"Terimakasih karena sudah peduli."

"Oh, Harry. Aku akan selalu peduli padamu." Ujar Ginny lalu menggenggam tangan Harry.

Harry merasa canggung dengan genggaman Ginny lalu melepaskannya dengan lembut.
"Isi gelas ku sudah kosong, aku ingin mengambil jus, kau mau?" Tanya Harry.

"Ya, tentu." Jawab Ginny.

Saat Harry bangkit dari duduknya dia tiba-tiba merasa pusing dan akan terjatuh jika saja Ginny tidak menangkapnya tepat waktu.

"Ya ampun, Harry! Kau baik-baik saja?" Ginny bertanya dengan khawatir.

"Aku...aku baik. Hanya sedikit pusing." Harry meringis sambil memegangi kepalanya yang sakit.

"Kau tidak terlihat baik, ayo kedalam dan istirahat. Aku akan membuatkan mu teh, oke?" Ginny memapah Harry menuju rumah keluarga Weasley.

Tidak ada orang didalam rumah karena semua orang berpesta dihalaman.
Ginny mendudukkan Harry di sofa sedangkan dia pergi ke dapur untuk membuat teh.

"Minumlah ini, Harry." Ginny menyerahkan mug teh pada Harry.

"Terimakasih, Ginny." Harry menyesap sedikit dari cairan mengepul tersebut setelah meniupnya.

"Lebih baik?" Tanya Ginny.

"Berkatmu." Jawab Harry sambil tersenyum.

"Kau terlihat sakit, Harry." Ginny berkata.

"Sebenarnya aku..."
Harry menceritakan semuanya pada Ginny.

"Oh God, Harry! 8 bulan!?" Ginny sangat terkejut saat mendengar tentang penyakit Harry.
"Apakah Ron dan Hermione tau tentang ini?" Lanjutnya.

"Tidak, tapi aku berencana mengatakannya setelah pernikahan. Tidak ingin mengganggu momen bahagia sahabat ku." Ujar Harry.

"Oh, Harry..." Ginny menatap Harry kesihan.
"Jadi maksudmu...Malfoy meninggalkan mu karena kau sakit parah? Tega sekali dia!" Ginny sangat marah ketika mengetahui hal itu.
Bagaimana bisa Draco Malfoy yang berkata sangat mencintai Harry dan akan menjaganya malah meninggalkannya seperti ini?
Harry yang malang.

"Yah, begitulah. Kurasa aku memang tidak beruntung dalam cinta, ya?" Ujar Harry.

Ginny menatap lalu menggenggam tangan Harry.
"Aku mencintaimu, Harry." Ujar Ginny bersungguh-sungguh.

"Ginny..."

"Aku tidak akan meninggalkan mu! Aku janji! Biarpun akan menyakitkan ketika melihatmu pergi, aku tidak akan meninggalkan mu." Ginny menatap mata Harry dengan kelembutan dan cinta, membuat hati Harry hangat.

"Tapi aku tidak bisa melakukannya padamu, Ginny. Aku tidak ingin kau terluka karena kepergian ku." Ujar Harry membalas genggaman Ginny.

"Itu adalah suatu kehormatan hatiku patah karena mu, Harry Potter. Aku mencintaimu dan aku bangga terhadap itu. Kepergian mu mungkin akan menyakitkan, tapi itu tidak akan membuatku hancur. Karena kau sudah memberikan ku kesempatan untuk mencintaimu, itu sudah cukup." Ujar Ginny dengan air mata berlinang di mata hijaunya yang cemerlang.

"Oh, Ginny..." Harry lalu memeluk Ginny dan mereka pun berciuman.

...

Harry kembali merasakan kehangatan saat Ginny berada disampingnya, mungkin dengan ini dia akan cepat melupakan Draco.
Mungkin dengan ini dia bisa melanjutkan sisa hidupnya yang pendek tanpa rasa sakit karena ditinggalkan orang yang dia cintai.
Mungkin dengan ini dia bisa...sembuh.

.
.
.

~oOo~

.
.
.

Jangan lupa berikan vote, komentar dan follow aku juga yaa^^

To be continued...

The lost Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang