Bintang menyelimuti langit malam, bersinar layaknya berlian.
Draco dan Harry duduk di taman belakang Malfoy Manor sambil menikmati dan memandangi suasana malam."Sebagian besar dari keluarga Black dinamai dari nama benda-benda langit. Draco, adalah nama rasi bintang juga. Draco tidak pernah tenggelam dari horizon karena ia berada di hemisfer utara. Draco adalah salah satu dari 48 rasi bintang yang ditemukan oleh antariksawan abad ke-2 Ptolemius, dan hingga sekarang tetap menjadi salah satu dari 88 rasi bintang modern." Draco menjelaskan sambil menatap bintang-bintang diatas mereka.
"Penjelasan mu seperti dalam ensiklopedi." Ujar Harry sambil tertawa.
Draco menatap Harry sambil tersenyum.
"Aku bersiap dulu agar bisa pamer padamu, aku ingin membuatmu kagum." Draco terkekeh."Kamu sudah terlalu sering membuatku kagum, Draco Malfoy." Ujar Harry balas tersenyum.
Harry kembali menegak cairan dari botol firewhiskey nya."Dan kamu sudah terlalu mabuk. Kamu sudah menghabiskan setengah botol sendirian." Draco coba meraih botol dari Harry, namun gagal karena Harry lebih cepat dan menjauhkan botol itu.
"Aku sedang ingin." Ujar Harry sambil cemberut lalu kembali menatap langit.
"Mabuk tidak akan menghilangkan rasa sakitnya, Harry. Itu hanya mematikan Indra perasa mu sejenak hingga kau tidak dapat merasakan apa-apa dan hanya meninggalkan rasa pengar menyebalkan di pagi hari." Draco menatap Harry khawatir.
"Dan aku hanya perlu tidak merasakan apa-apa sebentar." Ucapan Harry semakin tidak koheren karena mabuk.
"Kamu hanya perlu berbagi, aku disini untuk mendukung mu. Selalu, my love." Draco menggenggam tangan Harry.
"Janji?" Harry kembali menatap Draco dengan air mata menggenang di pelupuk matanya.
Draco hanya tersenyum, terlihat pasrah sebelum berbohong dengan menganggukkan kepalanya.
"Perang meninggalkan rasa pahit pada semua orang, kadang itu rasa sakit dan kesedihan tapi juga kelegaan. Tapi kamu, my love. Adalah penyelamat kami. Dengan keteguhan mu kau menyelamatkan kami semua." Draco mencium tangan Harry."Aku mencintaimu." Ujar Harry mengantuk.
"Dan aku mencintaimu. Dan jika suatu hari aku mengatakan yang sebaliknya, jangan percaya padaku karena itu adalah kebohongan terbesar dalam hidupku." Draco berkata lalu membelai rambut Harry yang saat ini terlihat mengangguk linglung karena mengantuk.
"Ayo kita bawa kau masuk dan tidur." Ujar Draco terkekeh lalu mengangkat Harry dengan gaya pengantin.
.
.
.Draco mengingat potongan-potongan masa lalu tersebut seakan baru terjadi kemarin. Mungkin Tuhan masih berbaik hati membiarkan Draco untuk mengingat itu semua.
"Maafkan aku, my love. Aku tidak bisa terus bersama mu. Aku akan selalu mencintaimu, dan ketika aku mengatakan sebaliknya, itu adalah kebohongan terbesar dalam hidupku."
Sambil menatap ke dinding kosong didepannya, Draco mengepalkan telapak tangannya.
Cinta Eros ini seakan sudah menjelma menjadi cinta Agape. Draco memuja Harry dan rela melakukan apapun hanya untuknya. Apapun......
Seorang peri rumah mengetuk pintu kamar Draco dan masuk setelah Draco memberikannya izin.
"Tuan, ada surat untukmu, dari Devon, Inggris. Alamatnya di Ottery St Catchpole, pengirimnya adalah Luna Lovegood." Ujarnya jelas dan singkat sambil menyerahkan sepucuk surat."Luna?" Draco menerima surat tersebut dengan senang hati dan dibacanya lah surat itu.
Tulisan yang terlihat main-main memenuhi kertas, yang dikenali Draco sebagai tulisan tangan Luna.

KAMU SEDANG MEMBACA
The lost Light
FanfictionCahayaku telah hilang. Cahaya bintang tak sama dengan cahaya lilin... . . . (Sekuel dari cerita sebelumnya yaitu 'Your the Light'. Disarankan untuk membaca cerita tersebut terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini) Enjoy the story, happy reading ~ ...