03

385 27 1
                                    

Happy Reading..

💐💐


Setelah kepulangannya siang tadi, saat ini Nilam tengah berada didalam kamarnya. ia begitu merindukan suasana dalam kamarnya. Terakhir kali ia menempati kamarnya sebelum ia pergi ke kairo, dan sekarang saat ia kembali tidak ada yang berubah. Semua
barang-barangnya tetap tertata pada tempatnya, meski tidak dihuni selama beberapa tahun keadaan kamarnya tetap bersih tanpa adanya debu.

Saat tengah asyik memandangi sekeliling kamarnya, suara ketukan dari luar kamar mengalihkan perhatiannya. "Dek, ini teteh" Seru Salma dari luar kamar.

"Masuk aja teh, pintunya gak Nilam kunci" timbal Nilam dari dalam. Tak lama pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok kakaknya.

"Kamu ditunggu Abi diruang tamu dek, ada hal yang ingin abi bicarakan" ucap Salma

"Perihal apa teh?" Tanya Nilam dengan raut wajah bingung.

"Teteh sendiri gak tau, lebih baik kamu segera keruang tamu. Kita semua menunggu kamu disana" ujar Salma lagi.

"Minta abah tunggu sebentar teh, Nilam ganti hijab dulu" Salma hanya mengangguk lalu melangkah pergi dari kamar adiknya.

Setelah seluruh anggota keluarganya berkumpul barulah Kiayi Usman mulai bicara. "Bagaimana keadaan mu nduk selama kuliah disana?" Tanya Kiayi Usman pada putri sulungnya itu, yang sekarang tengah duduk berhadapan langsung dengannya.

"Alhamdulillah semua lancar Abi, kuliah Nilam juga sudah selesai dan rencananya Nilam ingin kembali menetap diindonesia. Nilam akan coba cari pekerjaan disini saja, tapi sebelum itu Nilam ingin minta izin untuk sementara Nilam ingin mengajar para santriwati disini, hitung hitung mengisi waktu luang Nilam selama belum mendapatkan pekerjaan." jelas Nilam pada Abinya. Sementara Abinya hanya tersenyum simpul mendengarkan.

"Abi senang mendengarnya, Abi sangat bangga melihat pencapaian kamu dan begitupun cara pikirmu" Puji Kiayi Usman. seketika wajah gadis itu bersemu merah layaknya kepiting rebus.

"Tapi ada hal yang ingin Abi bicarakan dengan mu nduk. Inilah alasan Abi mengumpulkan kalian semua disini malam ini" jelas Kiayi Usman, dan mendadak susana menjadi begitu tegang. yang lain menundukkan kepala mereka kecuali Nilam, gadis itu mengerutkan keningnya mendengar ucapan Abinya.

"Hal apa Abi?" Tanya Nilam

"Sebenarnya.. Abi sudah menjodohkanmu dengan salah satu anak sahabat abi. kebetulan ia mengajar dipondok pesantren ini" jangan tanyakan betapa terkejutnya Nilam saat mendengar ucapan Abinya barusan. Bahkan ia rasa darah ditubuh berhenti sejenak untuk mengalir, apa Abinya tengah bercanda? Jika ia, maka candaannya sama sekali tidak lucu.

"Tapi Nilam belum ingin menikah. Nilam baru saja menyelesaikan kuliah Nilam, Nilam masih ingin membahagiakan Abi dan Bunda" tutur Nilam sembari menampilkan wajah melas.

"Abi dan Bunda akan sangat bahagia saat melihat kedua anaknya ini sudah hidup bahagia bersama pendamping mereka masing-masing. tetehmu sekarang sudah memiliki kehidupan yang sempurna, melihat keluarga kecilnya membuat hati Abi dan bunda begitu bahagia, namun kebahagiaan kami belum lengkap jika putri sulung kami yang satu ini masih belum memiliki pelindung yang siap menjaga dan membimbingnya kejalan yang benar" Nilam tertekun mendengar ucapan Abinya, hati kecilnya seakan tersentuh. Ternyata bahagia orang tuanya begitu sederhana.

"Percayalah nduk, apa yang Abi pilih untukmu itu sudah pasti yang terbaik bagimu." Lanjut Kiayi Usman.

Keadaan menjadi hening, Nilam tidak menimbali ucapan Abinya. Sekarang ia masih bingung, ini terlalu tiba tiba baginya. Ingin sekali ia menolak karena memang ia belum berfikir untuk menikah secepat ini, namun ia tidak tega melihat orang tuanya sedih. Jika ia menolak pasti Abinya akan sangat kecewa, gadis itu sangat bingung sekarang.

Rama NilamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang