10

450 36 1
                                    

HAPPY READING..

💐💐💐

"Assalamu'alaikum" Pandangan Rama dan Nilam teralihkan saat mendengar suara salam dari ambang pintu.

"Wa'allaikuksallam" Timbal keduanya

Kehadiran Kiayi Usman lebih dulu mereka lihat, setelah itu disusul dengan yang lainnya.

"Gimana dengan tanganmu nduk?" Umi Khadijah langsung memeriksa tangan Nilam yang terdapat polesan saleb. Ekspresi khawatir bundanya membuat Nilam terharu.

"Ga papa bun, cuma lebam sedikit" Ujar Nilam lembut

umi Khadijah bernafas lega mendengarnya. "Syukur Alhamdulillah"

Begitu juga dengan umi puput yang langsung menyentuh pipi Rama yang terlihat sedikit memerah, rasa bersalah memenuhi hatinya saat membayangkan betapa keras tamparannya tadi. "Maafin umi ya mas, harusnya umi tidak sekasar itu denganmu"

"Mas maafin. Umi ga salah, kalau benar Mas lakuin itu sewajarnya Umi lakuin itu ke Mas" timbal Rama dengan nada lembut. Nilam merasakan kehangatan tersediri dihatinya saat mendengar ucapan suaminya barusan.

"Jangan sampai terjadi Mas" ujar umi puput sambil memukul kecil bahu anaknya.

"Iyaaaa Umi" timbal Rama

"Sore ini umi dan abi akan pulang ke pondok, kapan kalian akan menyusul?" Tanya Umi Puput

"Rama belum bicarakan dengan Nilam umi, insyaallah secepatnya" jawab Rama

"Buru buru banget umi, kenapa ga tunggu beberapa hari lagi" ujar Nilam ikut menimbali

"Pondok disana tidak bisa ditinggal telalu lama nduk, kasihan tidak ada yang mengawasinya" jelas umi Puput

"Ya sudah, sebelum mertuamu pulang siapkan makan siang dulu nduk. Semuanya pasti lapar"

Nilam mengangguki perintah Bundanya. "Iya Bun"

••

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Nilam yang baru saja selesai wudhu dan berniat melakukan sholat ashar. Ia sudah siap dengan balutan mukenanya sekarang.

Suara knock Pintu kamar terbuka, Rama masuk dan kembali menutup pintu kamar itu. "Mau sholat?" Tanya lelaki itu

"Iya Mas" timbal Nilam seadanya

"Saya mandi sebentar. Setelahnya, Kita sholat bersama."

"Kita sholat sendiri sendiri aja Mas" jawab Nilam

"Salah satu alasan pernikahan agar setiap wanita memiliki imam yang bisa membimbingnya. Mulai sekarang saya yang akan menjadi imammu, kamu tidak boleh sholat sendirian" Jelas Rama panjang lebar dengan sedikit menatap dalam wajah Nilam.

"Iya aku tau. Tapi nunggu kamu pasti lama, aku sudah ambil wudhu tinggal sholat aja lagi" Nilam masih kekeh dengan keinginannya.

Rama mendengus dingin, lelaki itu mendekatkan dirinya dengan Nilam dan dengan sengaja ia menyentuh pundak Nilam. Nilam langsung membulat matanya, suaminya dengan sengaja membatalkan wudhunya.

"Ihh Mas,, kamu sengajakan!" Protes Nilam

"Bukan saya, salahkan tangan saya" ujar Rama, tanpa disadari Rama tersenyum begitu tipis hingga na'as tidak terlihat saat ia melihat ekspresi gemas istrinya.

"Salah kamu. Jelas banget kamu sengaja pegang aku. Mesti wudhu ulang karena kamu" Oceh Nilam sambil membuka kembali mukenanya

"Wudhu laginya nanti setelah saya Mandi" tanpa rasa bersalah Rama melenggang pergi ke kamar mandi dan langsung menutup pintunya.

Rama NilamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang