Sesudah makan, Viola pun bersiap-siap dengan membereskan barang bawaan Bryan dan barang bawaan Viola, tak lupa juga Viola membereskan kertas-kertas yang menumpuk, Viola membereskannya terlebih dahulu lalu di kertas tersebut di bawa pulang ke Jakarta, karena itu hasil dari meeting mereka kemarin.
Bryan pun mengatakan sesuatu kepada Viola dengan ucapan yang sangat tegas.
"Semua kejadian di sini hanya gua sama lu yang tau, perihal semalem dan hari-hari sebelumnya, kalau ini sampai bocor taruhannya lu sendiri, paham!!" Ucap Bryan dengan nada tegas.
"Siap pak, saya akan merahasiakan semuanya" Jawab Viola.
"Bagus kalau gitu, mobil bagaimana ini?" Tanya Bryan.
"Untuk kuncinya di titipkan ke resepsionis aja pak, saya sudah berkomunikasi kepada pemilik mobilnya" Jawab Viola.
"Oke kalo gitu, saya tunggu di lobby ya" Ucap Bryan.
"Baik pak" Jawab Viola.
Bryan pun meninggalkan Viola dan berjalan turun ke arah lobby, Bryan menunggu Viola di lobby sambil menitipkan kunci kepada resepsionis.
Berbeda dengan Viola yang terus, terusan mengerutu karena pekerjaannya, dia terus saja berbicara sendiri.
"Lo liat yang Bryan, cepat atau lambat lo bakal jadi milik gua, cepat atau lambat juga lo bakal menjadikan gua sebagai istri lo" Ucap Viola.
"Dan yang harus di ingat Novi, lo bakal kehilangan Bryan selama-lamanya" Ucap Viola.
Viola membereskan semua dari mulai barang-barang milik Bryan dan miliknya, serta membereskan surat-surat milik perusahaannya.
Sesudah membereskan semuanya Viola pun membawa barang bawaannya turun ke bawah dan mulai menghampiri Bryan yang sedang duduk di lobby utama dari hotel tersebut, sesampainya di hadapan Bryan, Viola pun berbicara dengan Bryan perihal kendaraan mobil yang sudah ia pesan sudah datang atau belum.
"Pak Bryan mobil buat jemput kita ke bandara kan udah saya pesan. Apakah mobil sudah datang atau belum ya pak?" Tanya Viola.
"Kan gue bilang!! Jangan panggil gua Bapak lagi, harus di ucapin berapa ribu kali sih, kalau gua sama lu lagi berdua itu jangan manggil Bapak, kecuali kita lagi di kantor atau ada siapa gitu yang sama kita baru manggil Bapak, kek gitu loh" Jawab Bryan dengan nada tegas.
"Oh iya gua minta maaf ya, udah kebiasaan soalnya jadi kebawa terus deh, gimana mobilnya sudah dateng atau belum?" Tanya Viola.
"Ya mana gua tahu, orang gue dari tadi cuman duduk-duduk doang di sini dan gue juga nggak tahu bagaimana bentuk mobilnya, lagi lu aneh-aneh aja sih nanyanya sama gua, ya mana tau gua, lo malah tanyain gua yang ga tau apa-apa, aneh" Jawab Bryan.
"Oh iya lupa gua, maaf, maaf, mobil yang mau jemput kita itu mobil Alphard" Ucap Viola.
Bryan pun melihat sekeliling parkiran luar hotel tersebut dan di situ terlihat seorang pengemudi mobil Alphard sedang bingung mencari-cari seseorang.
"Itu kali tuh mobilnya, kelihatannya sopirnya bingung tuh" Ucap Bryan.
"Iya juga bisa jadi, ya udahlah gue samperin dah" Jawab Viola.
"Bapak, bapak, bapak mobil Alphard" Teriak Viola.
"Iyaa mbak" Jawab supir yang di panggil Viola.
Viola pun menghampiri mobil tersebut dan ternyata benar, dia adalah pengemudi yang di pesan oleh Viola lewat aplikasi online.
Bryan pun membawa barang bawaan yang di tinggal Viola menghampiri bapak supir tersebut, Bryan pun masuk ke dalam mobil tersebut dan duduk di dalam.
"Sesuai aplikasi ya kak" Ucap pengemudi tersebut.
"Iya pak" Jawab Viola.
Mereka pun jalan mengarah bandara, di perjalanan mata Bryan mulai memberat sekali, hingga dia harus tertidur, di samping Viola, lagi-lagi Viola harus menjadi bantalan untuk Bryan.
Sesudah sampai di Bandara Viola pun membangunkan Bryan yang tertidur di sampingnya.
"Udah sampai nih, masa mau tidur terus" Ucap Viola.
"Hah? Cepet banget, baru juga merem udah sampe aja" Jawab Bryan.
Mereka pun turun dari mobil dan mengarah masuk ke dalam bandara, seperti biasa di dalam bandara di lakukan pengecekan dan pemeriksaan barang maupun orang, Bryan dan Viola pun mengikuti prosedur berikut.
Bryan dan Viola mulai memasuk pesawat, karena jam sudah menunjukkan waktu keberangkatan pesawat mereka berdua, Bryan pun duduk di dekat jendela dan di sebelah Bryan ada Viola yang sedang membaca buku yang telah ia beli sebelum keberangkatannya ke Surabaya, selama berada di Surabaya, Viola selalu tidak ada waktu untuk membaca buku tersebut.
Karena ada waktu luang di dalam pesawat Viola pun membacanya lagi, sedangkan Bryan, lagi-lagi ia hanya tertidur dan tertidur.
"Ini orang kerjanya tidur mulu, mau di dalam mobil apa dalam pesawat, kalau engga ngelakuin hal apa-apa pasti tidur" Gumam Viola.
Walau pun Bryan dan Viola hanya sebentar di Surabaya, namun kisah itu bagi Viola cukup panjang, Viola menyukai Bryan dari sifat, sikap, uang dan lain-lain yang melekat pada diri Bryan.
Perjalanan memang sebentar, namun Viola mengkisahkan bahwa kisah itu sangatlah panjang, Viola harus berpikir keras untuk mendapatkan Bryan.
Akhirnya pesawat pun mulai mendarat dan pramugari memperingatkan kepada para penumpang agar tidak terburu-buru dalam membereskan barang bawaannya, Viola pun membangunkan Bryan yang tertidur.
"Bryan, bangun. Udah sampai" Ucap Viola sambil membangunkan Bryan.
Bryan pun terbangun dari tidurnya dan diam saja, karena nyawa Bryan belum sepenuhnya berkumpul.
Setelah pesawat mendarat dengan selamat dan tiba sampai bandara Soekarno-Hatta, Bryan pun mulai membereskan barang bawaannya begitupun dengan Viola, ia sama seperti dengan Bryan sama-sama membereskan barang bawaannya, satu persatu penumpang mulai turun dari pesawat dan Bryan memilih untuk turun paling akhir karena Brian males harus berdempet-dempetan dengan orang yang tidak bisa sabar.
"Keluarnya belakangan aja lah, males gua harus berebutan gitu keluarnya, kayak pesawat mau terbang lagi aja" Ucap Bryan.
"Hahaha iya juga ya, kadang suka aneh sama orang-orang yang buru-buru keluar dari pesawat. Emang pesawat mau terbang lagi sampai segitunya" Jawab Viola sambil tertawa.
"Iya makanya itu kita belakangan aja, santai aja" Ucap Bryan.
Bryan dan Viola pun menunggu semua penumpang turun dari pesawat. Setelah semua penumpang sudah turun dari pesawat Bryan dan Viola pun mulai turun dari pesawat tersebut, di perjalanan keluar Bandara mereka pun saling berpamitan satu sama lain.
"Syukurlah acara kita udah selesai dan kita mendapatkan tender baru di Surabaya, beberapa hari kita kerja perusahaan ini, kita udah mendapatkan banyak banyak sekali perubahan. Gue cuman mau bilang terima kasih sama lu ya Viola, mungkin kalau gue sendiri yang dateng, gua nggak bisa ke handle semuanya dan makasih juga udah ngebantu gua selama di Surabaya. Gue cuman mau pesan sama lu jangan pernah berubah dan tetap jadi yang terbaik di perusahaan ini, kiya bangun perusahaan menjadi lebih baik dan lebih berkembang, gua mau pamit duluan ya soalnya gua minta dijemput sama cewek gua, kalau lu mau bareng bareng aja sama gua bertiga" Ucap Bryan.
"Seharusnya Bapak tidak perlu berterima kasih kepada saya, karena saya adalah asisten bapak, jadi mau tidak mau saya juga harus mengikuti seluruh perintah bapak, saya senang Bapak memuji saya dan Ikut senang juga perusahaan ini dapat berkembang dan lebih maju semenjak saya menjadi asisten bapak, kalau boleh saya menjawab pertanyaan bapak barusan saya ingin pulang sendiri aja Pak, selamat istirahat ya pak, sampai bertemu esok hari" Jawab Viola.
Mereka pun berpisah dan mengambil jalan masing-masing, Viola memesan taxi, sedangkan Bryan mengabari Novi untuk menjemput dirinya di bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR (21+)
Teen FictionCERITANYA SUDAH TAMAT YA, KELANJUTANNYA ADA DI BUKU KEDUA INSTAGRAM: @baydiprtm_