NB : Heyyo~ Fiya back again! Bagaimana gambaran dari orang tua Lee Minho? Apakah sudah jelas? Kayaknya masih kurang ya, soalnya masih ada beberapa alasan yang tersembunyi! Hehehe .... :D.
Belum, belum mulai. Konflik yang sesungguhnya siap menanti Yeorobun! Jadi, Yeorobun siap sedia, ya! Siapa tahu konfliknya tiba-tiba muncul, karena Fiya tidak akan memberikan spoiler, ehe! :D.
Okay, are you ready? So, Happy Reading, y'all!^^
Micha tengah menatap dirinya sendiri di sebuah kaca dekat wastafel, memperhatikan bibirnya yang dicium oleh Seungmin semalam. Entah mengapa, euforia yang dirasakan tidak sekuat ketika ia bersama dengan sang dosen. Gadis itu tidak bisa mencerna apa yang terjadi dalam dua hari berturut-turut ini.
"Ia menciumku ... Kenapa ia melakukannya ...? Apa benar akulah gadis yang selama ini ia sukai? Tapi ... Bagaimana ini? Aku tidak bisa membalas perasaannya begitu saja, karena aku sudah menganggapnya sebagai kakakku sendiri ...." gumam Micha, kali ini sembari meraba bibirnya sendiri.
Semalam, ia bisa rasakan betapa lembut, hangat, dan lembabnya benda kenyal tersebut menyapa bibirnya. Seungmin bahkan mempertahankan posisi tersebut sampai satu menit, dengan bibir mereka yang saling menempel. Deru nafas dan detak jantung laki-laki itu bahkan bisa ia dengar, jika sebenarnya Seungmin tengah gugup.
"Micha, aku tidak memintamu untuk membalas perasaanku. Aku tahu hatimu untuk orang lain. Aku hanya melakukan hal ini, agar aku tidak terlambat, Micha. Tidak apa jika aku tidak bisa memiliki hatimu, aku hanya berharap kamu bahagia. Jangan menjauh dariku, ya? Kita tetap bersama, sebagai sahabat."
"Maafkan aku, Seungmin. Tidak, kita tidak perlu sampai menjauh. Kamu juga, jangan menjauh dariku, aku minta maaf ...."
"Tidak apa, Micha. Aku sungguh baik-baik saja."
Ia menghela nafas pelan ketika mengingat ucapan sang sahabat semalam. Baiklah, jika begini Micha bisa gila.
Belum lagi ingatannya yang tak usai ketika ia bersama dengan sang dosen. Hanya saja, Micha tidak tahu apa pun selain mereka tidur bersama di sofa. Minho memeluk dirinya dengan posisi memangku. Ia rasakan betapa hangatnya pelukan yang diberikan oleh laki-laki itu.
"Kamu tidur saja, saya akan menemani."
"Jangan pergi, Pak. Saya mohon, satu malam ini temani saya."
"Saya tidak akan pergi. Sekarang tidurlah, ini waktunya kamu istirahat."
"Ah, aku bisa gila!" seru Micha sembari menutup wajahnya sendiri. Kedua ingatan itu terus berputar bak kaset rusak di dalam otaknya.
"Nae gaseumi nae sarangeul maga~
Ibsul kkeuti tteollyeowado chama~
Geuge matneun geonikka~
Geuraeyaman hanikka~
Gajiryeo hamyeon buseojyeo beorineun
Geureon saranginikka ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up | Lee Know [END] ☑
Romance"You're doing good (2×), Bertahanlah sedikit lagi, Aku akan berada di sisimu. Kamu telah melakukannya dengan baik (2×), You gotta take your time, Kamu bisa melakukannya, Kamu pasti bisa melakukannya dengan baik." Ketika aku merasa terpuruk, kau sela...