▪︎ 05. "I'm Always With You." ▪︎

29 8 134
                                    

NB : Heyyo~ Fiya back again! Ada yang bosan sama cerita ini? Kayaknya kemarin bahas Micha mulu ya, makanya Yeorobun bosan? Maafkan Fiya ya, tapi sebentar lagi kita masuk konflik, nih! Sudah siap, belum? :).

So, Happy Reading, y'all!^^

Hari-hari, bahkan minggu dan bulan kian berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari, bahkan minggu dan bulan kian berlalu. Micha semakin sibuk dengan dunia skripsinya, sehingga membuat gadis itu juga melupakan waktu makan dan istirahatnya. Tak jarang, ia tiba-tiba saja drop dan bisa bed rest sampai seminggu.

Micha tahu dirinya terlalu bodoh karena hanya mempedulikan skripsi ketimbang waktu makan dan istirahat, tetapi ia lakukan lantaran mengerjar waktu agar bisa mengikuti sidang yang sedang menanti.

Meski demikian, Micha tak kehilangan akal, akhir-akhir ini ia lebih memilih untuk bimbingan secara online atas saran dari Minho. Pasalnya sang dosen merasa miris lantaran gadis itu tidak menghiraukan kesehatannya yang menurun. Daripada jadi malapetaka dan Minho yang nanti disalahkan oleh orang tua dari sang gadis atas kejadian tersebut, pada akhirnya ia menyuruh Micha untuk bimbingan secara online.

Tak jarang kini mereka lebih sering melakukan meeting melalui sebuah aplikasi untuk memudahkan kegiatan mereka dalam bimbingan tersebut. Karena waktu sidang semakin dekat, Minho mulai memberikan beberapa nasihat dan juga saran agar mahasiswi bimbingannya ini bisa melaksanakan ujian dengan baik.

Setiap kendala yang terjadi, pasti akan terlewati jika dihadapi dengan sabar, Micha akhirnya kembali sembuh seperti sedia kala dan memilih untuk kembali bimbingan secara offline, lantaran gadis itu lebih mudah untuk menangkap pelajaran yang diberikan oleh sang dosen. Minho memperbolehkan, asal dengan syarat ia tidak terlalu memforsir kegiatannya meski hal tersebut bisa dikatakan penting. Secara ajaib pun gadis itu mau menurut dan tidak protes seperti biasanya.

Micha tersenyum bahagia karena pada akhirnya ia bisa mengikuti sidang yang akan dilaksanakan dalam waktu seminggu lagi. Setelah sidang dan beberapa ujian yang akan dilewati nanti olehnya, gadis itu mungkin bisa beristirahat sejenak sebelum mempersiapkan kegiatan wisuda serta mencari pekerjaan. Gelar sarjana akan didapatkannya dengan perjuangan yang dilakukan. Membayangkannya saja membuat hati Micha bahagia.

"Selamat ya, Micha, sebentar lagi kamu akan sidang. Saya akan carikan waktu yang tepat biar kamu tidak kesulitan, jangan khawatir. Kamu tidak usah pikirkan hal tersebut, persiapkan dirimu saja dan kerahkan seluruh kemampuanmu," Minho berucap dengan nada lembut, tetapi hal itu tetap saja menjadi suatu kecurigaan sendiri bagi sang gadis.

Bukan, bukan karena sang dosen adalah seorang penjahat. Namun, karena sifat galak yang dimiliki oleh laki-laki tersebut.

"Bapak tidak akan mengancam para dosen untuk melancarkan hari sidang saya 'kan Pak?" tanya Micha, sedikit curiga.

"Kamu pikir saya perampok yang suka mengancam korbannya?" tanya Minho balik, dengan tatapan datar beserta ucapan sarkasnya. "Kamu ini ya, tinggal terima beres nanti malah bertanya macam-macam. Mau tidak saya luluskan nanti? Ingat, saya ikut di dalam sidang kamu dan juga salah satu orang yang akan menentukan apakah kamu lulus atau tidak,"

Grow Up | Lee Know [END] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang