NB : Heyyo~ Fiya back again! Fiya minta maaf ya, karena dari kemarin tidak update. Bahkan book YAMD dan I3Y sudah dua minggu lebih itu tidak update ㅠ.ㅠ . Tapi setelah ini, Fiya bakalan sering-sering update sekaligus menamatkan ketiga cerita milik Fiya ini! Harap ditunggu, ya? :D.
So, Happy Reading, y'all!^^
Sudah beberapa jam Micha habiskan seharian ini untuk berada di kampus. Gadis itu benar-benar mengejar deadline agar bisa mengikuti sidang dan lulus, sehingga ia mendapat giliran untuk wisuda pada periode pertama.
Hal ini berkat semangat dari sang dosen pembimbing, meski beliau sangat menyebalkan dan galak, tetapi Micha rasa ia cukup puas dan senang diajari oleh laki-laki itu. Setiap bimbingan, sang gadis selalu diberikan pujian dan juga beberapa nasihat dengan cara dari laki-laki itu tersendiri, meski terkadang menyakitkan dan membuat emosi, tetapi hal itu justru melatih kesabaran dari Micha yang memang terkadang sulit mengontrol emosinya. Hal yang maklum, karena penyusunan skripsi membuatnya menjadi sensitif.
Langkah Micha yang cukup riang lantaran urusan untuk hari ini selesai, membawanya menuju parkiran. Ia akan mengistirahatkan dirinya karena besok adalah hari Sabtu, hari di mana ia bisa beristirahat sejenak. Tak peduli dengan pandangan sinis dari mahasiswi di kampus, gadis itu segera masuk ke dalam mobil. Namun, prrgerakannya terhenti ketika ia mendengar ada seorang anak kecil yang menangis.
Micha sedikit merinding, padahal hari masih cukup terang meski senja menjelang, tetapi mengapa sudah ada suara yang sedikit mengganggunya? Sejujurnya gadis itu takut jika ia diganggu oleh hantu, mengingat banyaknya cerita horor di kampus padahal setiap harinya kampus itu ramai dan sering dihuni oleh para dosen, mahasiswa maupun mahasiswi.
Namun, entah mengapa tangisan itu terdengar memilukan, membuat Micha yang tadinya merinding malah menjadi penasaran sekarang. Siapakah anak itu? Tampaknya ia memiliki masalah, mungkin.
Micha menepis rasa takutnya, mencari sumber suara untuk menemukan siapakah yang menangis. Ternyata benar, memang ada seorang anak perempuan yang tengah menangis tersedu-sedu, sesekali celingak-celinguk seakan mencari seseorang. Tak ada satupun yang mempedulikan gadis kecil tersebut, sehingga Micha berinisiatif untuk mendekatinya.
"Hai Adik, ada apa? Kenapa kamu menangis? Apakah kamu tersesat dan mencari orang tuamu?" tanya Micha dengan lembut. Gadis itu berspekulasi jika anak itu tersesat dan kesulitan mencari orang tuanya.
Sang anak pun menatap Micha takut-takut, tetapi ia tetap menjawab pertanyaan yang diajukan. "I-iya ... A-aku kehilangan pa-pamanku ...,"
"Ah, Adik datang ke sini bersama pamanmu. Kalau Kakak boleh tahu, siapakah nama pamanmu? Siapa tahu Kakak bisa membantumu," kata Micha, mencoba menawarkan bantuan.
Gadis kecil itu meragu, tetapi pada akhirnya ia kembali menjawab. "Paman Lee. Nama pamanku adalah Lee Minho,"
Mendengar nama tersebut, tentu saja Micha menegang. Dalam hati juga tak habis pikir, mengapa laki-laki itu malah meninggalkan keponakannya di sini? Sebenarnya apa yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up | Lee Know [END] ☑
Romance"You're doing good (2×), Bertahanlah sedikit lagi, Aku akan berada di sisimu. Kamu telah melakukannya dengan baik (2×), You gotta take your time, Kamu bisa melakukannya, Kamu pasti bisa melakukannya dengan baik." Ketika aku merasa terpuruk, kau sela...