Pairing: JiKook
Tags: a/b/o, fingering, knotting, mating (tapi nggak full), tattoo
***
Duvet disibak, menampilkan halus kulit tanpa balutan sehelai kain pun. Suara shutter kamera dari speaker ponselnya memecah hening malam itu. Birai bibir tebal dengan rona merahnya membentuk sabit, mengulas senyum pada wajah manis usai menekan tombol 'kirim gambar' pada layar ponsel.
Hujan yang terus mengguyur dari sore hari membuat udara kian dingin, bahkan di dalam kamar tidur yang nyaman. Terlebih ketika duvet itu disibak, kulit telanjang terekspos dingin yang semakin menusuk pada kulit dan tulang. Bulu-bulu halus di tengkuknya juga bereaksi, terutama mengingat kulit di bagian sana masih sensitif. Belum betul-betul pulih usai dijamah jarum dan tinta di siang hari.
Omega itu mulai menggigil, menarik kembali duvet dan membenamkan tubuh dalam kehangatan. Malam ini dingin, tapi seharusnya tidak akan lama. Jika alpha-nya datang, dingin pasti akan pergi.
Seharusnya tidak akan lama. Namun, kenyataannya detik demi detik terus terlewati. Dingin sekali, salahkan tubuh omega-nya yang sensitif terhadap suhu. Salahkan juga alpha-nya yang belum juga datang meski telah bilang 'bergegas'.
Ketika kantuk menghampiri dan dingin semakin menjadi, pikirnya secangkir the hangat dapat membantu seraya menunggu.
Berpeluk selimut dan duvet yang dilingkarkan pada tubuhnya, Jimin bangkit dari tempat tidur menuju dapur. Ujung kain selimut ikut menyapu saat kaki kecilnya menapak lantai keramik.
Mood-nya sedikit memburuk, menunggu alpha-nya saat cuaca sangat dingin. Namun dia ingat, niatnya menanggalkan pakaian malam ini adalah untuk menyambut orang terkasihnya itu dengan sebuah kejutan. Sebuah karya tinta permanen di permukaan kulitnya.
Pikirannya maju beberapa jam, pada bagaimana Jungkook akan bereaksi melihat tato perdananya, atau bagaimana hangat akan menjalar melalui buku-buku jarinya yang diberi kecupan, atau bagaimana malamnya akan panjang dalam pelukan alpha-nya.
Pikirannya berkelana, hingga lengan besar merangkulnya dari belakang, memecah fokusnya, membuat cangkir panas di tangannya nyaris terjatuh jika tangan besar itu tidak langsung menggenggamnya.
Omega itu hendak berbalik, hendak menampilkan bibir cemberut dan alis bertaut-yang mengintimidasi baginya, namun jelas sebaliknya-jika hangat kecupan ringan tidak mendarat pada kulit tengkuk yang sensitif.
"Jungkook?"
"Mm.."
Berat suara alpha-nya langsung masuk ke dalam telinga, menggelitik saraf-saraf ulah uap hangat dari napasnya. Protesnya tidak jadi. Dengkuran pelan setengah sadar dia keluarkan menganggapi tindak intimasi manis.
"It's so pretty," bisik Jungkook di telinganya, "you're so pretty."
Sentuhan lembut ibu jari disertai kecupan lagi dan lagi diterimanya pada permukaan kulit lehernya. Pada scent gland miliknya, di mana kombinasi hangat daun teh hijau dan chamomile bercampur menjadi satu dengan manis layaknya pancake susu dan strawberry. Juga pada kulit tipis di tengkuknya, yang masih merona merah ulah luka jarum tato yang masih cukup segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardor (Kumpulan Oneshot Jimin Harem 🔞)
FanfictionIsinya cuma corn with/without plot, oneshot dari Privatter. MATURE ONLY, KINDLY DO NOT ENGAGE IF YOU ARE A MINOR 🔞⚠️