00.00

1.3K 45 5
                                    

Pairing: JiKook / KookMin - Jimin as Gentara, Jungkook as Fabian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pairing: JiKook / KookMin - Jimin as Gentara, Jungkook as Fabian

Tags: Alcohol, minor character death, blood, unintentional use of drugs, multiple orgasms (?), segg under drug influence 🔞

***

Wewangian mahal, alkohol yang telah disimpan bertahun-tahun, lipstik satin merah, serta arloji mewah menjadi tema pesta prestis malam itu.

Ballroom hotel disulap menjadi aula jamuan bergengsi, menampung sejumlah konglomerat dan politisi yang berbaur dengan satu sama lain, berbicara bisnis atau saling bertukar sarkasme.

Ratusan gelas champagne disusun menyerupai menara yang elegan, dengan hiasan meja pecah belah yang berkilau di bawah lampu kaca gantung. Gerak anggun tangan mulus meraih gelas teratas, lalu menyesap minuman itu perlahan.

Dengan gelas champagne mengisi tangannya dan gaun beludru hitam memeluk ramping tubuhnya, laki-laki itu mendapat banyak sorot mata dari berbagai sisi. Potongan v-line kerah bajunya mempertegas tulang selangka dan dada mungilnya. Silver pada sabuk di pinggangnya memberi fokus pada lekuk tubuh yang elok.

Laki-laki dan perempuan, cantiknya mengalahkan mayoritas tamu di ruangan itu. Namun malam ini, hanya satu orang yang perhatiannya dia tunggu.

Malam ini, dia adalah Gentara Chairi Mirza, anak semata wayang dari pengusaha kaya Bayu Aditama Mirza yang belum lama namanya didengar khalayak. Gentara menjadi wakil dari ayahnya sebagai sponsor yang mencari apapun dan siapapun untuk menghabiskan uangnya di acara ini.

Malam ini, Gentara akan tak sengaja menumpahkan minuman pada Boris Baluev, lalu singgah di kamar hotel milik sang pria Rusia untuk ‘bertanggung jawab’.

Matanya memindai seisi ruangan, membaca konglomerat demi konglomerat yang sibuk dengan jaringannya masing-masing, namun targetnya belum juga nampak. Alih-alih, seorang pramusaji tinggi besar justru menarik perhatiannya.

Rambut hitamnya disisir ke belakang, memperlihatkan beberapa lubang tindik kosong pada daun telinganya. Tinta hitam mengintip dari balik lengan baju yang melingkari tangan kekarnya. Jelas sekali disembunyikan, sebab jika diperhatikan, penampilan laki-laki itu sedikit tidak biasa bagi seorang pramusaji. Terlalu tinggi, terlalu berotot, terlalu rupawan.

'’Ada yang bisa saya bantu, tuan?’' Ucap sang pramusaji. Suara itu lembut dan melantun di telinganya.

'’Ada.’' Jemari lentik singgah pada tangan bertato yang tertutup kain, mengusapnya pelan seraya mempertahankan kontak mata, '’saya mau red wine itu.’'

Jemarinya kemudian bergerak, meraih segelas anggur merah kelas atas dari nampan di tangan sang pramusaji. Perbedaan tinggi keduanya membuat yang lebih mungil perlu sedikit maju dan menengadah, memberi akses lebih pada netra sang pramusaji untuk melihat setitik tahi lalat yang menjadi aksesoris di tulang selangka dan kulit mulus di area v-neck.

Ardor (Kumpulan Oneshot Jimin Harem 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang