Another year has passed, yet the lost hasn't go less.
Sudah cukup lama tidak menulis dalam sebuah kondisi dimana mungkin saya dahulu pasti sudah mengotori lembar kertas ukuran A4 dengan kata hati saya. Di tahun ini, dimana semua sepertinya semakin abu sejak saya menginjak masa dewasa setelah melalui masa remaja saya. Di titik dimana saat ini tidak ada lagi kata mundur ataupun kembali, yang sudah hancur akan tetap lebur dan yang hilang tidak mencari jalan pulang.
Namun kali ini saya menyadari peran seorang ayah yang menjaga keluarganya, menjaga agar tidak adanya perselisihan dan pergesekan di dalamnya. Ia yang pemimpin, yang menjadi anchor dan menahan semua berat dipundaknya tanpa ada keluh sedikitpun terdengar.
Dan disana ada kamu yang menjadi perahu bagi kita semua anak emasnya tiada perak.
Jujur, semua yang kita ingin kan hanya kasih sayang, perhatian dan cinta. Semua sama, saling iri dan ingin adanya kesetaraan disana. Namun, ia paling mengerti cara agar semua anaknya merasa di hargai, merasa di istimewakan, merasa dicintai. Percayalah ia mencoba dan berusaha sekuat tenaga sendirian ketika belahan jiwanya meninggalkan untuk selama-lamanya. Tidak mudah menjadi seorang yang berpura-pura bahagia dan tiap malam selalu menangisi foto kekasihnya yang sudah tidak bisa pulang dan memeluknya ketika ia lemah dan berada di dasar.
Ma, i know it has been hard for you.
Tidak, saya tidak mau kamu menjadi pengganti papa. Hal mustahil dan egois itu pasti, maaf kala itu kamu menjalani hari-hari beratmu saya masih menjadi anak mu yang masih perlu kamu biayai. Maaf ketika itu saya masih terlalu kecil dan tidak mampu membantu mu dan hanya membuat mu kesulitan agar saya menimba ilmu setiap harinya. Maaf saya masih kecil saat itu Ma. Terimakasih sudah ikhlas dan tanpa lelah menjalani hari mu Ma.
Ma, i can make you proud like my sister and my brother always do Ma.
Mungkin kita hanya dayung yang membawa mu mengarungi kehidupanmu setiap harinya. Namun,
Saya tidak seperti mereka Ma. Ia yang berani dan tegas atau ia yang cerdas dan kritis.
Saya tidak seperti mereka Ma, sekolah favorit dan perguruan tinggi.
Saya tidak seperti mereka.
Tapi saya disini, lelah mu, keluhmu, senandung nyanyian mu. Anak mu yang terakhir ini sudah bisa tanpa biaya mu sekarang ma, kita bisa makan berdua di depan dengan uang hasil kerja saya Ma. Anak mu bisa menggantikan perhiasan mu yang cantik dari Papa tapi tidak dengan kenangan yang sama, kita tetap tidak bisa menggantikan ia Ma, sang Anchor.
God, i'm so tired and i know you too Ma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curhatan si Pege
Short Story"Jika dirimu adalah pantai, percayalah aku adalah samudera yang selalu mendekap mu." -ge • • • • • Itu sedikit dari beribu-ribu kata-kata yang akan saya tulis di "Buku" ini, kata-kata bukan untuk mantan saya apalagi pacar saya, kata-kata itu hanya...