"Ki tunggu" aku memanggil pria yang tak jauh berada di depan ku. Mengatur nafas setelah berlari pagi di taman komplek.
"Lemah baru segitu aja sudah lelah" cibir cowok bertindik itu setelah berada di depan ku. Mengusap keringat yang menetes di jidat ku dengan lembut
"Gua udahan aja deh, semakin bertambah usia semakin lemah juga fisik gua" aku berkata lesu sambil berjalan ke arah bangku panjang yang di ikuti riski.
"Lu buka lelah tapi malas" jawab riski dengan menatap ku malas. Yang ku balas dengan anggukan dan cengiran
"Lagian udah tau minggu tuh waktu nya buat istirahat dan bermalas malasan, kenapa lu kerumah gua pagi-pagi buta buat ngajak joging"
Riski lalu bangun dari duduknya.
"Ayo"
Aku mengangkat alis heran.
"Lanjut lari lagi jangan jadi pemalas kayak babi"
Aku menggeleng-gelengkan kepala menolak ajakan riski. "Ngga mau gua capek" ujarku dengan malas.
"Cepat joy"
Aku menolak sekali lagi dan masih tetap pada posisi awal yaitu duduk.
Riski berjongkok di depan ku membuat ku menatap dirinya heran.
"Buruan naik ke punggung gua sebelum gua tinggal" perintah riski yang dengan senang hati aku menerima nya
Dengan penuh semangat aku langsung menjatuhkan badan ke pundak riski dan manaruh tangan melingkari lehernya.
"Ah peka banget sih ki, makin sayang" membenamkan wajah ku kepundak nya, menghirum aroma vanilla yang kadang wangi nya menjadi candu. Heheh.
"Jauhin wajah lu dari leher gua joy" desis riski dengan suara berat
"Kenapa si, lu kan wangi. Spill parfum nya dong hehe"
Memain handphone sambil duduk di sofa samping riski yang sejak pagi belum pulang
dari rumah ku. Perasaan riski betah banget main seharian di rumah orang berasa rumah sendiri cuy."Iyan mau ke sini" Ucap ku sambil menatap riski yang sedang menonton kartun di televisi ruang keluarga
Riski hanya mengangguk anggukan saja.
Setelah beberapa saat pintu di rumah ku ada yang mengetuk.
"Pasti iyan"
Aku langsung buru-buru kearah pintu.
Cklek
"Yan" sapa ku sambil tersenyum saat pintu terbuka menampilkan iyan yang menggunakan hodie hitam dengan di padukan jeans dan sneaker.
ASTAGA NAGA.meleyot aing.
Penampilan iyan itu bikin perut ku bergejolak hebat, jantung berdegup kencang mulut pun rasanya seperti mau mengeluarkan liur.
Inget joy cowo orang itu. Ucapku dalam hati. Tapi patut untuk di doain supaya putus sama pacar barunya. Tawa jahat.
"Ayo masuk yan" aku menarik tangan iyan menuntunnya masuk
"Hai bro" setelah masuk iyan menyapa riski yang hanya di balas deheman saja
"Hm"
Emang nih riski bener-bener bukan sapa balik malah hm doang balas nya udah macam orang sariawan aja.
"Mau minum apa" tanyaku kepada iyan dengan suara selembut kapas. Oh ayolah kalo mama mendengar suara ku ini pasti di bilang 'jangan ganjen joy, bikin geli aja'.
Iyan berpikir sebentar.
"Es jeruk aja" jawabnya
Aku pun langsung ngacir ke dapur membuat kan pangeran berhodie hitam minuman dengan rasa cinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/315485060-288-k531135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me
LosoweDia laki-laki nakal yang selalu bertahan dalam rasa sakit yang selalu datang saat mulut ku bercerita. Lalu berkata dengan tegar untuk menghiburku menghilangkan luka, nyatanya ia pun terluka. "Aku tidak seperti senja tapi aku seperti bayangan yang se...