Bugh."Setan lo!" Maki zero setelah memukul pipi olivia. Olivia tentu merasa tertekan berpacaran dengan lelaki tempramen seperti zero.
Olivia meringis saat merasakan pipinya kebas, "zero, tenang yaa." Ucapnya lembut.
"Lo pikir lo siapa bisa jalan sama febri, hah?!" Bentak zero, febri adalah cowok tampan yang termasuk most wanted sekolah nya, memiliki kekayaan yang berlimpah dengan keluarga yang harmonis tentunya.
Sedangkan zero hanya seorang diri di ibu kota yang padat kendaraan, dan penuh polusi udara. Ia hanya tinggal di kostan yang besarnya tidak seberapa itu. Ya, zero banyak kurangnya.
Mungkin bisa di katakan zero insecure, dan takut apabila olivia berpaling darinya. Namun zero gengsi mengatakan nya alhasil hanya bisa menunjukan secara kasar.
Olivia mengelus rahang kokoh zero yang langsung di tepis oleh cowok itu, Olivia tidak marah, ia hanya tersenyum lembut dan menjelaskan, "tadi ada keperluan osis, aku bendahara nya zero, jadi di temanin sama febri yang sebagai ketua osisnya, karena yang lain lagi ngurus yang lainnya, kamu taukan anak kelas sepuluh mau LDKS."
"Lo juga kesenangan sama febri kayak jablai." Ujar zero sambil merebahkan tubuhnya di kasur kecilnya itu.
Zero dan olivia sekarang ini berada di kosan zero. Sehabis pulang tadi olivia di seret ke kosan zero lalu di gebukin oleh zero.
Olivia duduk di samping kasur zero, dan zero yang tidur menyamping menghadap olivia. Zero melihat pipi ceweknya merah kebiruan karena ulahnya tadi di selimuti rasa bersalah tapi lagi lagi dia gengsi dan egonya yang tinggi tidak mungkin kan membawa air hangat kemudian mengompres pipi olivia.
"Gue nggak suka lo ngebantah." Lirih zero dengan memejam merasakan elusan lembut di rambutnya.
"Nggak lagi."
Zero membuka matanya menatap kekasihnya yang selalu cantik, apalagi jika ada bekas luka karena nya, jika menurut zero, semakin seksi.
Tangan zero meraba payudara olivia mencari puting pacarnya dengan tangan kanan nya sedangkan tangan kirinya memainkan ponsel, "buka!"
Tak ingin zero marah, olivia membuka seragam nya tampak lah tanktop dan bra berwarna hitam. Olivia meletakan baju seragam di sampingnya.
"Gede." Komen zero, olivia hanya menanggapi dengan senyuman lebar karena jika tidak di tanggapi zero akan marah.
"Punya kamu."
Zero terkekeh, "punya rame-rame kali." Ujar zero sambil meremas payudara olivia.
"Punya kamu doang kok." Ucap olivia tak terima.
Zero menunjukan seringai nya saja, kemudian menaruh ponselnya, setelahnya melepas tanktop dan bra olivia.
"Gede banget tetenya, yang." Zero meremas payudara, memilin putingnya, terkadang menampar nya membuat olivia berjenggit kaget.
"Ahh.. jangan di cubit putingnya plis." Erang kesakitan olivia saat zero mencubit putingnya.
Mendengar olivia kesakitan, ia semakin menguatkan cubitan nya menikmati setiap ekspresi olivia yang semakin membuat nya ereksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero 18+
Teen FictionOlivia Roseanne, cewek cantik dengan sejuta pesona yang di miliki cewek itu membuat Zero Immanuel tertarik dengannya. Pada akhirnya mereka berpacaran selama dua tahun dari kelas X di sekolah yang sama sampai akhirnya masuk kelas XII Zero mulai menam...