Happy reading :3
Cewek cantik yang berada di depan televisi zero kini tersenyum lebar saat melihat sang pemilik kosan datang.
"Sayang." Panggil cewek itu, merentangkan tangan nya untuk bersiap memeluk zero.
"Bel, gue nggak bisa nafas bego!" Sentak zero, cewek yang di panggil 'bel' tadi hanya terkekeh pelan.
Bella Latisya, iya teman kelas zero, yang ketemu di pasar malam kemarin. Tadi bella tidak masuk sekolah karena diajak papanya keluar kota, ibu bella sudah meninggal satu tahun lalu karena serangan jantung.
Tidak tau dimana otak bella sampai ia sebegitu tergila-gila nya sama zero, ganteng sih tapi miskin mana toxic lagi, buat apa? Padahal yang menyukai bella banyak banget, selain dari anak orang kaya, bella juga cantik, kulit putih, tubuhnya body goals.
"Kamu dah makan?" Tanya bella dengan senyum tipisnya.
"Belum, lo-"
"Eits.. aku-kamu kalo kamu lupa!" Peringatnya.
"Bacot ah!" Zero duduk di samping bella, membiarkan bella bersandar di pundaknya, dan sekarang kini mulai melepas kancing baju seragam zero.
"Kamu suka sama aku karena apa?" Tanya bella sembari mendongak menatap wajah zero, zero melirik sekilas.
"Duit kamu." Jawab zero, kemudian melumat bibir pink bella yang tampak menggoda.
"Mphh." Bella mulai kehilangan nafas nya di saat zero tak henti-hentinya melumat bibirnya dengan rakus, sesekali menggigit bibir bawah bella.
Tanpa melepas pagutan nya, zero merebahkan tubuh bella yang sekarang kini sudah di bawahnya. Zero mulai memainkan payudara bella yang sedang itu, tidak sebesar milik olivia.
"Kecil." Bisik zero tepat di telinga bella. Bukan nya marah, bella menampilkan senyum nya yang mempesona itu.
"Tapi kamu suka kan?" Zero mengangguk mulai menciumi leher bella, dengan tangan kanan nya meremas payudara bella kasar.
"Leher kamu mulus." Komentar zero, sedangkan bella hanya tersenyum bangga sembari mendesah keenakan.
"Mau kayak ginih tiap hari." Rengek bella dengan manja, sesekali mendesah ketika zero mulai mengelus vagina nya.
"Di entot tiap hari?" Zero melepas hotpants jeans sepaha bella, kemudian mengelus vagina bella dari luar celana dalam.
Tanktop nya sudah zero lepaskan yang entah dari kapan. Bella mengangguk pelan, "iyah, mau di entot zero tiap hari, gila enak bangethh ahh." Desah bella ketika zero mulai memainkan klitorisnya dari dalam celana dalam bella.
"Enak nggak bangsat?!" Zero mempercepat gosokan jarinnya di klitoris bella sembari melihat muka bella yang keenakan membuat penisnya berdiri.
"Enak sayang, ahh terussh, iyah kayak gituh, kenceng bangeth gilaa... Gak kuat." Desah bella, bella sudah selonjotan di lantai dengan televisi yang masih menyala sengaja supaya suara desahan mereka tidak begitu terdengar dari luar.
"Lonte!" Maki zero menatap bella meremehkan, sedangkan bella sudah tidak peduli dengan makian zero pada dirinya. Bukan nya tersinggung, bella semakin terangsang di buatnya.
"Coba bilang lo siapa gue?" Tanya zero sambil melepas celana dalam bella, menampar agak keras vagina bella ketika bella tidak menjawab nya dan malah terus mendesah.
"Jawab setan!"
"Aku simpanan kamu, lontenya zero mau ngentot tiap hari pokonyahh, ini enak bangethh shh ahh." Desah bella kencang ketika zero meremas payudara sebelah kanan nya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan nya colokin vagina bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero 18+
Teen FictionOlivia Roseanne, cewek cantik dengan sejuta pesona yang di miliki cewek itu membuat Zero Immanuel tertarik dengannya. Pada akhirnya mereka berpacaran selama dua tahun dari kelas X di sekolah yang sama sampai akhirnya masuk kelas XII Zero mulai menam...