2. 🚭 Cewek simpanan.

86.1K 469 72
                                    

Happy reading :3

Suara motor dari cowok yang bername tag Zero Immanuel memekakan telinga berhasil menjadi pusat perhatian murid SMAKAR. Orang-orang pasti sudah tau suara kendaraan siapa ini, karena yang membawa motor besar itu hanya bisa di hitung pakai jari.

Bukan karena yang lain tak punya melainkan murid lain membawa mobil  mewah. Zero yang menjadi pusat perhatian itu hanya acuh dan berjalan santai menuju kelasnya di lantai tiga, karena dia sudah kelas dua belas.

"Kak zero." Sapa adik kelasnya, zero hanya tersenyum tipis dan menganggukan sekali kepalanya, biar sopan, percitraan kemudian melanjutkan berjalan nya.

Adik kelasnya itu hanya tersenyum lebar kemudian masuk kelas, Adilla shafira namanya. Sedikit cerita tentang Adilla, cewek mungil itu menyukai zero saat pertama kali masuk sekolah karena menurutnya zero ganteng, selain ganteng, zero juga keren.

Zero bukan cowok most wanted di sekolah SMAKAR, namun tak sedikit cewek-cewek diam-diam ngecrush-in zero.

Di kelasnya, zero langsung duduk di depan papan tulis sambil bersandar di dinding memainkan game di ponselnya bersama teman-teman nya.

"Woi zero, lo belum piket yah pepek!" Semprot sintya galak. Cewek itu piket sendirian dari tadi, karena teman nya belum datang, dan di lihat jadwal piketnya sekarang salah satunya bersama zero.

"Baru juga mau piket." Tidak seperti ucapannya zero kini malah berbaring di lantai sambil melanjutkan gamenya.

"Preett.. lo aja langsung main game," sintya melayangkan sapunya hendak memukul zero, "TUHKAN MALAH TIDUR DI LANTAI!" Teriak sintya dengan suara melengkingnya.

"Iye, buset!" Ujar zero, langsung berdiri mengambil sapu di belakang pintu kemudian siap-siap melakukan piket pagi.

Kalau tidak, sintya akan terus mengomelinya dan itu akan terasa menyebalkan.

"Berisik lo, tantan!" Cetus ali, salah satu teman zero yang bermain game bersama tadi.

Tantan adalah nama monyet tetangganya, tetapi ali biasanya memanggil Sintya dengan sebutan Tantan, karena cewek itu sangat berisik, menyusahkan, dan sering sekali membuat orang lain emosi.

"Heh, ali! Gue lipet yah mulut lo." Ucap Sintya nada ketus sambil menyodorkan sapunya ke muka ali.

"LO-"

"Diem sih!" Ujar angga yang di samping ali seraya menendang pinggang ali, kemudian menatap sintya tajam membuat ali mengurungkan niatnya untuk beradu mulut dengan Sintya.

Meski tak urung beberapa menit kemudian Ali dan Sintya beradu mulut lagi dengan berbagai binatang dan umpatan yang mereka layangkan sampai guru datang.

🚭

Bel istirahat pertama berbunyi, zero menguap tapi tidak mengantuk, karena pegal sudah empat jam ia mendengarkan guru menerangkan meski tak masuk di otaknya sama sekali.

Sebelum menyusul teman nya ke kantin, zero mengotak-atik ponselnya terlebih dulu.

Olivia

Zero 18+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang