01

1K 43 2
                                    

⚠⚠⚠ explicit scene, kissing, dry humping, please be wise ⚠⚠⚠

Ini pertama kalinya Aurel berangkat dengan perasaan gundah, tidak tenang dalam setiap langkahnya berjalan. Terlebih tujuan utamanya kini adalah sekolah; tempat dimana ia dan Mark alias Minhyung bisa bertemu. Rasanya ia hendak berbalik badan dan kembali ke rumah saja. Mentalnya masih belum siap jikalau harus bertemu dengan Mark— atau Minhyung.

Demi Tuhan... Aurel tidak mengira kalau Minhyung yang ia kenal melalui aplikasi berpesan itu adalah Mark. Astaga, harus ia taruh dimana mukanya sekarang? Sebelum ini, bertatap muka dengan Mark rasanya biasa-biasa saja. Terlepas dari statusnya sebagai anggota OSIS, Aurel tahu kok kalau Mark itu orang yang ramah. Namun, untuk sekarang sepertinya sudah berbeda.

Serius, Aurel ingin kembali pulang!

"Dasi,"

Aurel terhenyak dalam langkahnya ketika mendengar satu kata tersebut. Ia reflek menunduk, mengamati seragam sekolah yang ia pakai. Ia melotot ketika tidak mendapati kain panjang berwarna abu-abu di sana; dasi, benda wajib yang seharusnya selalu ia pakai ketika hari Senin. Sial, ia bahkan lupa jika hari ini adalah Senin!

Ia menggaruk tengkuk, "anu... Maaf, lupa,"

Sosok laki-laki yang menegurnya menggelengkan kepala beberapa kali sambil berdecak, "sana, ke barisan dulu biar di data nama lo."

Cowok yang Aurel tahu bernama Xiao Dejun— kerapnya sih dipanggil Dejun oleh orang-orang— berlalu setelah memberi perintah demikian. Buat Aurel menghela napas, pun bahunya yang turut melorot lesu. Ia menunduk sembari melangkah menuju barisan murid bandel yang Dejun maksud. Duh, untungnya bukan hanya ia murid perempuan yang berada di barisan itu. Ada Choi Jisu, salah satu murid kelas sebelas yang menjadi pentolan sekolah, baru kali ini pula ia melihat Lia tidak mengenakan dasi ketika Senin. Omong-omong, Lia itu nama panggilan dari Jisu.

Ia bawa tubuhnya menuju belakang Lia, kemudian menyentuh punggung gadis itu dengan telunjuk. Lia menoleh, menunjukkan raut lega sebab mendapati seorang yang ia kenal juga mendapat hukuman. "Aurel!" Serunya tertahan.

Lia memeluk Aurel sekilas, "deg-degan banget gue, kirain gue doang kelas sebelas yang cewek. Taunya lo juga?"

Aurel meringis, "iya, lupa gue kalo hari ini upacara."

Lia tertawa, parasnya jadi nampak makin manis. "Ya ampun, sama-sama apes ya kita. Gue juga lupa kalo hari ini—"

"Jangan malah ngobrol, cepetan sebut nama lo sama kelas." Sebuah celetukan dengan nada judes ini terdengar, buat Lia dan Aurel langsung kicep dan menunduk. Terlebih Aurel, sebab suara tersebut berasal dari sampingnya.

Bisa Aurel dengar Lia yang menyebutkan nama lengkap berikut kelas, kemudian decakan kesal terdengar dari anggota OSIS yang menginterupsi mereka. Seperti biasa, Lia akan diceramahi sebentar supaya nantinya tidak lagi lupa memakai dasi.

Sebetulnya Aurel sudah tahu siapa anggota yang menanyai Lia dan akan menanyai dirinya, tapi ia masih saja terkejut saat mendongak dan mendapati sosok Mark alias Minhyung di depannya. Raut wajah Mark nampak tegang, pasti juga tengah menahan kesal atas ketidaktertiban murid-murid di barisan yang sama dengannya ini. Matanya begitu tajam ketika menatapnya dan berkata, "nama lengkap sama kelas."

Ia mengulum bibir sejenak, "Aurelya, IPA 3."

Mark mengangguk, "lain kali jangan sampe lupa pake dasi. Dipikir keren apa kalo udah langgar aturan sekolah kaya gini?"

"Iya, maaf." Aurel hanya dapat menjawab seperti ini sehabis diceramahi.

"Abis upacara selesai, kalian semua kumpul lagi di sini. Pak Taeil yang bakal nanganin kalian."

Bitchy; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang