Chapter Three : Autumn Leaves

427 68 2
                                    

Pagi ini seperti biasa Jeongwoo dan Junghwan sudah berangkat bersama membelah lalu lintas lenggang Kota Surabaya. Sengaja berangkat pagi supaya tidak terlalu macet.

Dengan helm yang dibuka kacanya, Junghwan nyemil roti goreng sementara Jeongwoo tetap fokus pada jalanan didepannya.

Sampai diparkiran sekolah, mereka berdua justru bertemu Jihoon dan Hyunsuk, ketua osis dan wakilnya—sedang asik mengobrol dan nangkring diatas motor mereka dengan jaket yang belum dilepas.

"Buset pagi buta udah pacaran." Celetuk Jeongwoo seenaknya.

Yang disindir tertawa pelan, ialah Choi Hyunsuk ⸺ketua OSIS dua periode, bersama rekan (hidup) nya, Park Jihoon. "rapat dadakan ini."

Tanpa berkata-kata, Jihoon mengangkat benda yang dipegang olehnya, sebuah gunting.

"BANG JANGAN RAZIA SEKARANG LAH." Seru Jeongwoo panik. Masalahnya, rambutnya sekarang lumayan panjang, belum sempat datang ke tukang cukur. Malas.

"Lah yaudah, cocok berarti dapet cukur gratis." balas Jihoon diiringi tawa.

Hyunsuk kemudian menunjuk Junghwan yang berdiri malu malu dibelakang Jeongwoo. "Itu yang kemarin dapet hukuman salah bawa papan nama, kan?"

Senyum kikuk tersungging di bibir Junghwan, ia mengangguk sambil tersipu. "Iya kak."

Junghwan pikir, Hyunsuk dan Jihoon itu galak mengingat mereka berdua memiliki jabatan tertinggi di organisasi. Ternyata, komplotan Jeongwoo, sama saja bobroknya.

"Tenang, kita gak makan orang. Paling cuma gigit." jawab Jihoon, dihadiahi geplakan manja dibahunya. "Lambemu."

"Sini jangan takut, gue ga gigit kayak Jihoon." Ujar Hyunsuk dibalas tawa kencang dari pemuda didepannya.

Jeongwoo melirik malas, "lu mending ke kelas daripada gumoh liatin mereka berdua."

Junghwan menggeleng, ia lebih tertarik dengan topik yang sedang dibahas oleh Hyunsuk dan Jihoon, meski sebenarnya tidak terlalu paham. Hanya saja, tiga pemuda itu (bersama Jeongwoo yang nimbrung sok tahu) beberapa kali menyebut 'Jae', 'Yoshi' dan 'Rokok'.

"Jadi mau sidak?" Tanya Jeongwoo diakhir percakapan. Sebab, parkiran makin ramai dan murid-murid mulai berdatangan riuh.

Hyunsuk mengangguk sebelum turun dari motornya, "nanti tim nya Doyoung yang bakal muter ke kelas mereka."





[ Until I Found You ]





Bel istirahat berbunyi nyaring setelah dua jam penuh murid berkonsentrasi pada pelajaran. Murid-murid yang sudah mual melihat papan tulis, dengan cepat berpencar untuk nongkrong bersama rekan se-geng maupun mencari makan di kantin.

Sementara Junghwan justru melangkahkan kaki menuju Toilet sekolah. Ia sulit berkonsentrasi tadi sebab amat mengantuk, jadi dia berniat mencuci muka sebentar sebelum ke perpustakaan untuk meminjam buku.

Baru saja membasuh wajah, pemuda gembil itu dikejutkan dengan suara debuman keras dari salah satu bilik toilet. Junghwan mematung sebentar, khawatir ada yang jatuh didalam sana.

Tangannya terulur untuk mengetuk pintu itu sebelum sumpah serapah seseorang membuatnya mengurungkan niat.

Junghwan tidak bodoh, itu bukan suara orang jatuh tapi seseorang sedang dipukuli didalam sana. Kemudian Junghwan melirik ke kanan dan kiri, Sepi. Ia akan dapat masalah bila ikut campur dalam urusan mereka meskipun mungkin dia yang lebih dulu babak belur dihajar orang-orang itu.

"Oi." Junghwan terhenyak.

"Anak baru gausah sok mau ikut campur."

Dua orang pemuda dengan badge nama Yoon Jaehyuk dan Kanemoto Yoshi, berdiri dengan wajah tak bersahabat didepan pintu toilet.

'mampus' hanya itu yang dapat diucapkan Junghwan.

Mereka merupakan murid kelas dua belas, satu tingkat dengan Jihoon dan Hyunsuk. Junghwan tahu dari Jeongwoo, lebih baik tidak usah cari gara-gara ketimbang dihabisi mereka.

"Mau ... Pakai toileㅡ"

"Yang kosong banyak kenapa lu milih kesana?" balas Jaehyuk sengit.

Kemudian, Jaehyuk membuka pintu dibelakangnya dan memberi gestur menyuruh Junghwan enyah dari hadapan mereka.

Buru-buru, ia melangkahkan kaki keluar. Rasa kantuknya tadi telah menguap entah kemana, seram sekali rasanya didalam toilet lantai tiga ini.

Yoshi menyeringai setelahnya, "lucu juga, anak baru?"

"Iya, adeknya Park Jeongwoo."

"Gemes ya."

Jaehyuk melirik aneh, "tumben?"





[ Until I Found You ]





"Kenapa kayak habis dikejar setan?" Tanya Haruto terheran saat melihat Junghwan masuk ke perpustakaan dengan nafas tersengal-sengal.

Pemuda itu menunjuk lorong toilet.

Meski tidak dijawab dengan kata-kata, Haruto sepertinya tahu apa yang telah terjadi, "habis ditatar Bang Yoshi sama Bang Jaehyuk?"

Junghwan mengatur nafasnya. "Itu tadi, kenapa ... Mereka?"

Haruto menyandarkan tubuhnya pada kusen jendela Perpustakaan dengan buku novel dipangkuan, lalu ia mengendikkan bahu. "Kerjaan mereka dari awal masuk dulu emang gitu, suka nyari ribut."

Yang diberitahu terdiam. Aneh saja, padahal mereka merupakan murid biasa tapi perlakuannya begitu berbeda.

"Kalau lo mikir mereka orang biasa, kayanya harus lo harus buang pikiran itu." ujar Haruto tanpa ditanya, seolah tahu apa yang sedang Junghwan pikirkan.

"Memangnya mereka siapa?"

Si mata elang memandang keluar jendela Perpustakaan sebelum menjawab, "nanti lo juga tau."

"Dan kalau mereka udah ngincer seseorang, mereka ga akan biarin lepas." Lanjutnya.

"Jangan pernah terlibat apapun sama mereka, wan."

[ ... ]

UNTIL I FOUND YOU | HWANBBY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang