Chapter Seven : Not An Old Person

230 31 2
                                    

"Hoy!" Doyoung berseru begitu melihat Junghwan dan Jeongwoo sampai di parkiran sekolah. Cowok itu mengenakan jaket hoodie biru, luka nya sudah berangsur pulih meski masih ada jejak ungu disekitar pipi.

Junghwan tersenyum tipis, kakak kelasnya ini lucu sekali.

"Nanti lo latihan?" tanya Doyoung pada Si Adik Kelas, sebab, kebetulan nanti dia juga basket — biasanya, ketimbang Jeongwoo menunggu, Doyoung akan suka rela mengantar Junghwan sampai rumah. Sekalian mengakrabkan diri.

Yang ditanyai mengangguk, dia menyerahkan bungkusan di tangannya — berisi buah dan roti buatan ibu untuk Doyoung.

"Dari ibu."

"Wah, makasih. Nitip salam ke Tante ya."

Jeongwoo berdecak, sepet banget liat Doyoung pagi pagi. Harusnya di hari yang cerah ini, dia bisa cuci mata dengan melihat banyak adik kelas gemas. Baru berjalan, sudah bertemu Doyoung lagi, dan lagi.

"Bosen gue liat muka lo." ujar Jeongwoo jujur. Bukannya apa, bersama sejak sekolah dasar, satu bangku pula. Jeongwoo butuh pemandangan baru.

Doyoung terkekeh, dia menarik lengan Jeongwoo untuk diajak ke kelas, mengabaikan protes dari si empunya yang ditarik paksa meninggalkan Junghwan seorang diri di parkiran.

"Semoga semuanya baik—"

"Hwan."

Eh, itu suara Jaehyuk.

Junghwan berbalik badan. Dilihatnya Jaehyuk dan Jihoon berjalan beriringan menghampirinya. Sekarang giliran Junghwan yang ketar ketir panik.

"Eh?"

"Nanti Jam istirahat, ketemu di halaman belakang, ya? kasih tau Jeongwoo."




[ Until I Found You ]




Waktu berjalan dengan lamban, atau — entahlah, lebih jelasnya Junghwan tak ingin bel istirahat cepat berbunyi. Dia adalah tipe orang yang sulit sekali menutupi sesuatu. Bukan berarti ia berbohong, hanya, tak bisa terus diam untuk waktu yang lama.

Helaan nafas meluncur dari bibirnya membuat Ni-Ki—teman sebangkunya, menatap heran. Tidak biasanya Junghwan sampai sebegininya kalau tidak memikirkan sesuatu.

"Oi, kenapa?" tanya Ni-ki to the point. Agak kasihan melihat temannya itu sedang frustasi.

Junghwan menggeleng, ditenggelamkan wajah itu ke lipatan lengan. Ternyata ulangan harian mata pelajaran kimia dan fisika sekaligus tak ada apa-apanya dibanding pikirannya sekarang.

"Pusing aku." jujur Junghwan pada akhirnya.

Sebagai dua orang bertubuh jangkung, Ni-ki dan Junghwan ditempatkan pada bangku paling belakang. Itu juga memudahkan mereka berdua untuk menengok ke sana sini bila suntuk di kelas.

"Nanti istirahat ikut gue yuk? Nyari bola di gudang."

Ditolaknya dengan halus tawaran Ni-ki. Lah, ada yang lebih penting, menyangkut hidupnya tiga tahun kedepan disekolah ini.

"Duh, ga bisa. Istirahat kedua aja."

"Sibuk banget, tumben?" ujar Ni-ki lagi. Kalau saja anak ini bukan temannya, Junghwan tidak akan segan memukulnya menggunakan kotak pensil.

Junghwan mendengus, "Kamu kalau udah selesai mending ke kantin, keburu antri panjang cilok mang udin nanti." serasa diingatkan, Ni-ki dengan cepat menyambar lembaran uang saku nya diatas meja yang tergeletak sia-sia. Salah satu trik jitu mengusir makhluk kelaparan seperti Ni-ki.

Selepas bel berbunyi, Junghwan bangkit dari bangkunya — mengabaikan panggilan dari Haerin untuk cepat membayar kas. Ada hal lain, itu bisa nanti dulu.

* * *

"Nih, makan dulu." tiba-tiba Jaehyuk memberi satu plastik tahu bulat begitu Junghwan tiba. Jeongwoo terlihat belum datang, tadi dia sudah mengirimi pesan, mungkin sedang berusaha mencari alasan masuk akal agar tak terdengar mencurigakan di hadapan Haruto dan Doyoung.

Diterimanya plastik tadi dan memakan camilannya dalam diam sembari mendengarkan Jihoon yang berceloteh diatas bangku setengah rusak belakang gudang.

Junghwan benar-benar tidak tahu apa tujuan ia dipanggil kemari, bila benar Hawkings sedang merencanakan sesuatu, semoga hal itu tidak bertujuan buruk pada siapapun.

"Sorry, sorry. Abis kucing kucingan sama Yedam." Jeongwoo datang dengan wajah penuh peluh. Ia kesulitan mencari alasan untuk kemari, persis seperti tebakan Junghwan.

"Jadi—apa? kenapa?"

Yoshi terkekeh, ia mengeluarkan sebatang rokok, "Nanti malem kita balapan lawan The Eagle. Siapa yang mau nyoba?"

Si anggota baru membulatkan mata, apalagi ini?

Jeongwoo menggeleng pelan sambil menyeruput seplastik marimas dari tangan Jaehyuk, "Kalau lawan The Eagle udah pasti Haruto lagi yang jadi racer mereka. Gak, gamau ketauan gue."

Haruto?

Lagi?

The Eagle?

Jihoon bergidik, cowok itu tak sengaja menoleh pada Junghwan yang terlihat biasa saja dan masih fokus pada makanannya.

"Kenapa ga lo ajarin nyetir aja ini anak baru?"


[ ... ]

UNTIL I FOUND YOU | HWANBBY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang