Chapter Four : An Incident

451 59 0
                                    

Junghwan baru keluar dari kelasnya pukul empat, sangat terlambat karena dia harus menyelesaikan piket dan tugasnya terlebih dahulu ketimbang dikerjakan dirumah.

Hari ini ia dijemput Ayah sebab Jeongwoo memiliki urusan bersama anggota kelas karate.

Mungkin ketidak-beruntungan sedang menghampiri, karena rupanya Ayah masih meeting dan akan selesai dalam dua jam. Selagi menunggu, Ayah meminta Junghwan untuk duduk dan memakan camilan di minimarket seberang jalan, maka Junghwan akan senang hati menerima.

Baru dua langkah menjauh dari kelas, Junghwan melihat Doyoung keluar dari toilet, namun bukan itu yang membuat Junghwan terkejut. Tapi karena lebam dipipi, samping mata, ujung bibir dan langkah tertatih pemuda itu.

"Loh, kak doy!"

Merasa terpanggil, Doyoung mendongak lalu tersenyum, "kenapa belum pulang?"

"Iya, tadi ..."

BRUK!

"Kak Doy!"





[ Until I Found You ]





Setelah bersusah-payah menelpon ambulans, Junghwan masih setia menunggu di depan unit gawat darurat sambil sesekali menengok keluar.

Haus, Lapar dan Gerah. Junghwan butuh mandi.

Kalau kalian bertanya, mengapa Junghwan tidak pulang saja? maka ia akan menjawab, menunggu Jeongwoo. sebab, Ayahnya memiliki urusan lain sehingga tidak dapat menjemput di rumah sakit ⸺meski tadi ayah sempat mengira terjadi sesuatu pada anak tunggalnya itu

Jeongwoo dan Haruto datang bersama beberapa saat kemudian dengan membawa beberapa plastik makanan cepat saji. Mereka terkejut karena ternyata Junghwan masih mengenakan seragam sekolah.

"kok bisa sih?" tanya Jeongwoo

Junghwan dengan mulut penuh burger, menggeleng pelan. "keluar dari toilet terus pingsan. Udah babak belur gitu."

Dua pemuda tadi mengernyit ngilu.

"Terus kok lu bisa telepon ambulans?" cecar Haruto.

"Diteleponin pak satpam."

Omong-omong, Junghwan tadi juga sudah bertemu dengan kedua orangtua Doyoung, kebetulan mereka merupakan seorang Dokter.

Orangtua Doyoung sepakat untuk datang ke sekolah besok, membuat perhitungan dengan pihak sekolah atas kejadian tidak mengenakkan yang menimpa anak mereka, pun Junghwan yang bersedia menjadi saksi.

"Ayo balik dah, lagian udah ditungguin mama-nya kan dia?" ajak Jeongwoo.

Junghwan menurut, ia mengekori Jeongwoo kemudian pulang bersama namun meski begitu, pikirannya masih terpusat pada kakak kelasnya itu.

Yang Junghwan tau, Doyoung merupakan orang baik. Sangat baik bahkan ketika seseorang memberinya kata-kata pedas, pemuda itu hanya diam sesekali tertawa meski canggung.

"Kak ... lukanya kak doyoung parah banget ya." bisik Junghwan begitu sampai didepan rumahnya.

Jeongwoo mengangguk setuju, "tega banget yang mukulin."

Selepas Jeongwoo melajukan motornya untuk pulang, Junghwan masuk ke dalam rumah dengan lunglai. Kok bisa dia kepikiran sampai sebegininya?

Mama duduk di ruang tamu, sedang menonton sinetron disambi teh dan beberapa makanan ringan. Mengetahui Junghwan sudah pulang, wanita itu lantas menyuruh cepat-cepat membersihkan diri lalu tidur.

Junghwan hanya menurut, tapi pikirannya tidak.

Selepas mandi, Junghwan menyilangkan tangannya dibelakang kepala dan membuatnya sebagai tumpuan. Ia menatap langit-langit kamarnya, kegiatan favorit bila dirinya sedang suntuk atau gundah hingga ia perlahan terlelap karena bosan.




[ Until I Found You ]




Kabar dihajarnya Doyoung hingga dirawat, menjadi topik panas diseluruh penjuru sekolah, tidak terkecuali pak satpam dan ibu ibu kantin.

Tak sedikit yang malah bergosip serta menebar kebencian pada terduga pelaku. Padahal, Doyoung belum bisa dimintai keterangan.

Junghwan yang saat itu baru masuk ke dalam kelas, langsung dicecar pertanyaan oleh teman-temannya. Bahkan tidak sedikit tuduhan mengarah padanya, padahal dia saksi.

Jadi, Junghwan memilih terdampar di perpustakaan untuk mendinginkan sekaligus melarikan diri dari kejaran fans Doyoung.

"Kalaupun aku jago bela diri, kurang kerjaan banget banting kak Doyoung sampai masuk UGD." dumel si Pemuda So sambil menarik salah satu buku seri Harry Potter berjudul Tawanan Azkaban.

Lagi-lagi Junghwan justru bertemu Haruto. Ini gantian dia yang terheran, kok bisa Jeongwoo yang berandalan setengah mampus itu punya pacar kutu buku begini? Cerdas, bintang futsal pula.

"Kak haru⸺"

"Oi, bocil."

Suara Jaehyuk menggelegar hingga penjuru perpustakaan, membuat beberapa pasang mata melirik sinis.

Junghwan menoleh, Jaehyuk dan Yoshi berjalan mendekat kearahnya. Mampus, batin Junghwan.

Perasaan tidak terlibat apa-apa, kenapa suasananya jadi horor begini?

"Eh, santai aja." Jaehyuk tertawa. Lantas, ia menunjuk Yoshi, "Boleh minta nomor lo?"

Aduh, meski santai, nyali Junghwan tidak santai sama sekali. Takut di sate oleh Jaehyuk, apalagi mereka terkenal dengan poin merah dan sifat semena-mena. Benar-benar harus dijauhi.

"Tapi hape jung⸺"

"Kanemoto Yoshi, Yoon Jaehyuk!"

Guru BK berdiri didepan pintu perpustakaan sambil mengacungkan penggaris kayu panjang ke arah dua pemuda tadi.

Mereka saling berpandangan kemudian tertawa, "ketauan bro."

Meski tak paham apa maksud 'ketauan' itu, Junghwan merasa mereka telah melakukan sesuatu yang fatal untuk kesekian kalinya.

"Wan, peringatan gue waktu itu, masih berlaku sampe sekarang." kata Haruto tanpa mengalihkan atensi dari buku dipangkuan.

Kini giliran Junghwan yang ketar-ketir.


[ ... ]

UNTIL I FOUND YOU | HWANBBY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang