Di Sabtu malam, saat angin terlalu dingin, kamu berdiri di balkon rumah dan melihat sepatu July tergeletak di halaman rumahmu. Sepatu itu adalah sneaker berwarna putih kusam. July memakainya ke mana pun ia pergi. Dan ia malas sekali mencucinya. Baginya mencuci sepatu itu sangat membosankan karena ia tahu bahwa sepatu itu akan kotor lagi. Jadi setelah liburan semester kemarin, saat kamu bertanya kepada July kenapa ia tak pernah mencucinya, ia hanya menutup lokernya dengan kencang sambil tersenyum dan pergi begitu saja.
Kamu baru saja bangun tidur saat ini dan belum mengecek ke bawah. Kamu mulai bertanya-tanya, apa yang sedang July lakukan lagi di rumahmu sekarang? Walaupun sebenarnya kamu tahu pasti bahwa ia sedang mengobrol dengan ibumu sambil meminum wine. Kamu sangat menyukai July, tapi ia sangat membencimu. Tapi anehnya, ia berteman dengan ibumu. Dan saat kamu bertanya kepada ibumu kenapa July membencimu, ibumu hanya bilang bahwa kamu sangat nakal dan July tak ingin berteman denganmu.Ini sangat tidak adil. Kamu pun bilang kepada July bahwa ia sangat menyebalkan, atau kurang lebih, ia hanya berpura-pura membencimu selama setahun ini, semenjak ia pindah ke kompleks perumahanmu karena pekerjaan ayahnya. Kamu dan July bertemu di depan kompleks rumah dan saat itu kalian berdua sama-sama sedang mengeluarkan sepeda butut milik kalian. Kalian hanya saling menatap karena kalian tidak ingin merendahkan harga diri satu sama lain. Ditambah July adalah tipe orang yang pendiam, dan ia benci dengan semua orang.
Jadi sekarang karena kamu sudah bosan dengan rutinitas July di setiap sore, setelah puluhan menit lamanya berdiri di atas balkon, kamu pun memilih untuk mandi dan mendengar suara mereka sedang tertawa-tawa di bawahmu. Setelah mandi kamu pun membuka ponselmu dan ingat bahwa malam ini kamu memiliki kencan dengan seorang lelaki yang kamu temui di aplikasi kencan. Kamu mulai memilah baju-bajumu dan mengambil crewneck berwarna hitam dan trousers. Lalu melihat ke cermin dan memandangi wajahmu yang sekarang terlihat sembap. Dan berjalan ke tangga dengan langkah yang dikencangkan. Tapi July dan ibumu tetap mengobrol seolah tak mengenali kedatanganmu.
Kamu pun memilih berjalan ke lemari es dan mengambil minum. Lemari es itu terletak tepat di belakang July duduk. Sekarang kamu bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
Seth Rogen memang tampan. Saat aku masih kecil, aku pernah jatuh cinta padanya. Kata July sambil tertawa-tawa.
Hmm. Aku mengetahui kalau aku biseksual adalah saat melihat Keira Knightley di film Pride & Prejudice. Hahahaha, saat itu aku bilang pada suamiku dan dia hanya tertawa. Kata ibumu. Kamu pun menutup lemari pendingin itu dengan kencang dan menatap ibumu yang sedang tertawa-tawa.
Mom, aku akan pergi. Sepertinya aku akan pulang malam. Katamu sambil berjalan ke wastafel dan mencuci tanganmu karena kamu merasa tanganmu masih kotor.
Ibumu hanya melirik. Okay, honey. Apa kau perlu Mom antar? Tapi Mom sedang bersama July.
Kamu menatap July, dan July menatapmu. Hi, July. Katamu, mencoba menyapanya.
Hai, June. Kata July dengan datar.
Jadi, ke mana kamu akan pergi? kata July lagi. Saat ini kamu merasa bahwa kamu memenangkan Oscar, tapi kamu takut memecahkan pialanya karena terlalu gugup untuk mengucapkan terima kasih di podium. Jadi kamu memilih untuk diam di rumah dan mendengarkan namamu dipanggil di televisi.
Aku ada kencan. Katamu dengan datar.
Oh. With whom?
A guy on a dating app.
Oh. Kata ibumu.
Kamu langsung mengelap tanganmu dan berjalan keluar. July dan ibumu diam saja sampai kamu keluar dari rumah. Sekarang kamu membuka ponselmu dan membuka aplikasi uber. Setelah memesan kamu pun mencoba berjalan ke taman di halaman rumahmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
hidup ini adalah tentang anjingmu yang kedinginan
Short StoryI hate July because if this were poetry I would run to my cat's cemetery. cover source: http://pin.it/5KKQIBF