Itu adalah salah satu hari Minggu pertengahan musim panas ketika semua orang duduk sambil berkata, "aku minum terlalu banyak tadi malam."—John Cheever
Wajahmu sangat pucat seperti orang sakit. Tadi kau hanya makan telur plastik seperti biasanya¹. Tapi kau sangat pintar membuatnya hanya dengan menggunakan minyak goreng. Kau membuatnya setiap hari dengan dilumuri saus yang dibeli ibumu saat Natal tahun lalu.
Sementara di sini, aku selalu kesepian. Memandangi wajahmu yang kusut dan kau selalu bilang bahwa kau ingin mati. Lebih tepatnya, kita ingin mati. Tapi, aku selalu bilang saat aku duduk di pojok kamar, kematian bukanlah hal yang mudah. Dan mungkin ketika akhirnya kita mati kita tidak akan biasa-biasa saja.
Kau tidak lagi ceria seperti malam kemarin saat lelaki itu mengirim pesan padamu. Semua hal yang kita rencanakan malam ini tidak terjadi. Kau membiarkan film dokumenter tentang Perang Sipil itu terus menyala-ada suara tembakan di dalamnya dan orang-orang yang meringis kesakitan. Kau juga tidak mandi. Kita tidak jadi membeli es krim keluaran terbaru. Pembunuh di balik pintu selalu menunggu kita dan kita terus berada di dalam kamar. Aku tidak pernah suka serial killer, kau tahu.
Aku tidak tahu kapan terakhir kali melihat kau tersenyum-maksudku, kau tidak pernah benar-benar tersenyum. Semenjak kau tidak lagi mandi hampir seumur hidupmu. Kita hanya mencuci baju di mesin cuci dan hidup kita semakin menyedihkan. Ada banyak sarang laba-laba dan kita jadi menyukai laba-laba dan sarangnya setelah kita menonton Charlotte's Web. Kau bilang, suatu saat mungkin kita akan memelihara sapi, domba, angsa, kuda, dan babi. Kita akan memiliki peternakan sendiri tanpa harus ada rumah pengasapan yang menakuti babi di setiap malam Natal.
Kamu ingat? Pada suatu pagi kamu tiba-tiba ingin membeli baju. Kamu ingin benar-benar memiliki baju baru karena kamu berpikir tubuhmu pasti akan senang dan tidak lagi merasa jelek di depan semua orang. Malam itu saat kamu sudah memesan baju-baju berwarna ceria, dan ada gambar-gambar partitur ganjil di dalam bajunya, kamu kembali gembira. Dan hei, ingatlah, akulah yang memilih gambar itu karena menurutku itu cocok denganmu. Ibumu bilang kamu tidak pernah memakai baju bergambar ceria. Bajumu kebanyakan polos seperti roti tawar. Kamu berjanji setelah kamu mengenakannya kamu akan kembali ke tempat-tempat yang dulu kamu sukai. Tapi malam itu kamu kembali menangis. Kamu tiba-tiba tidak lagi menginginkan baju-baju itu. Setelah baju-baju itu tiba, kamu menyimpannya di lemari linen warisan nenekmu. Kamu kembali ke kasurmu. Kamu lalu bilang kita tidak layak mendapatkan apa-apa. Aku hanya ingin membeli baju agar bisa dilihat olehmu, dan itu adalah perbuatan impulsif yang dulu sering kita lakukan. Kemudian kamu tertawa sampai kamu menangis lagi. Kamu bilang kamu teringat ayahmu. Kamu ingat ia pernah mendapatkan tiga pounds dalam pekerjaan sampingannya hanya karena ia seorang buruh dan tidak ada yang menyadari betapa menyakitkannya menerima uang sekecil itu. Aku memelukmu pada pukul dua pagi sampai kamu tertidur.
Aku ingat kita dulu pernah memerankan drama On the Road, buku yang ditulis Jack Kerouac. Saat itu kamu menjadi Sal Paradise. Seorang pengelana jenius yang kesepian dan sedang menulis buku berdasarkan perjalanannya. Tapi, dalam adegan terakhir itu kita sedikit gugup. Mungkin karena memang dalam filmnya pun ada banyak adegan sensitif dan depresif. Kita juga pernah memerankan seorang lelaki yang selalu duduk di pinggir lagoon dengan kardigan abu-abunya selama bertahun-tahun². Guru drama kita bilang kita adalah aktor yang menyedihkan. Tapi, mungkinlah di kelas drama teman-teman kita tidak mengambil peran dengan setara. Tapi, setidaknya kita masih memiliki hal yang patut kita ingat.
Ingatlah selalu, kita akan tetap berjalan mengelilingi kota sendirian. Ke pantai dan mendengar suara dengungan kapal-kapal. Lampu yang berkelip di pinggir dek. Mengumpulkan struk-struk belanjaan yang dipenuhi susu kotak penuh dengan lemak jenuh. Mengumpulkan koin di dalam kaleng bir Shlitz. Dan membuat telur tipis itu dengan minyak goreng. Dan membaca buku puisi Kristin Naca³ yang selalu kita baca di kamar mandi.
Ini sudah pukul dua pagi. Hei, tidurlah. Mungkin saja penyair-penyair itu sudah pergi membawa tas selempangnya dan mengenakan topi kepnya. Menyapa orang yang sedang bermain catur, dan melihat rokok-rokok berserakan di pinggir rumah sewa milik kita. Karena bukankah kita tidak pernah tahu, mungkin saja sebenarnya seseorang yang kamu cintai dan mencintaimu pernah membuang rokok di depan tempat tinggal kita, dan kemudian pergi bersama teman-temannya. Hei, biarlah Kesepian-kesepian itu tertidur dengan tenang.
____
¹Ini adalah salah satu resep telur favoritku. Mungkin kalian pernah memakannya juga karena telur ini biasanya ada di fast-food. Tapi aku ingat ada banyak sekali cara memasak telur. Ini tentu saja tidak spesifik. Mungkin karena aku tidak terlalu banyak tahu soal makanan seperti Suneo.
²ini terinspirasi dari Oliver Tate di film Submarine dengan salah satu lagu di soundtrack milik Alex Turner berjudul Hiding Tonight, "I'll probably swim through a few lagoons."
³Buku puisi Bird Eating Bird.
![](https://img.wattpad.com/cover/181988054-288-k146771.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hidup ini adalah tentang anjingmu yang kedinginan
Short StoryI hate July because if this were poetry I would run to my cat's cemetery. cover source: http://pin.it/5KKQIBF