Ice Cream Culture in the Park

1.2K 59 4
                                    

Lima tahun setelah kau pergi, es krim di tanganku mulai meleleh dan menjadi kultur di taman. Saat itu aku hanya kabur ke toko roti milik temanku Marie dan berdiam diri di sana berhari-hari dan menghabiskan De Profundis yang ditulis oleh Oscar Wilde. Ketika membaca itu aku teringat padamu. Dan kurasa aku seperti sedang menulis suratku sendiri di dalam sel tahanan sambil mendengar para pengunjung toko roti yang berbicara tentang es krimku yang meleleh di taman. Kau tahu, orang-orang mulai berdatangan dan menonton es krim itu sampai akhirnya para wisatawan berdatangan menyusulnya.

Sebulan kemudian aku membaca di koran lokal murahan dengan judul artikel: Antara Pangeran Bahagia dari Oscar Wilde dan Cerita Kultur Es Krim di Taman; kau tahu cerita itu tentang Pangeran Bahagia yang membantu orang-orang yang dilihatnya selama menjadi patung dan mengorbankan hal yang ada pada tubuhnya kepada orang-orang malang itu, yang diantarkannya oleh si burung yang sebenarnya akan pergi dengan teman-temannya tapi ia malah memilih bersama si Pangeran Bahagia hingga akhirnya burung itu anggaplah menjadi kurir dan akhirnya ia setia pada Pangeran Bahagia sampai mereka berdua sekarat dan si burung mati di sampingnya. Antara perbandingan cerita menyedihkan tentang sebuah patung dan seekor burung yang mati dan artikel tentang es krim yang meleleh dan abadi. Kau bisa melihat berita itu di mana-mana, bahkan saat kau berada di metro mini selebaran itu akan menempel dengan rating paling tinggi di seluruh berita lokal negara ini dan menjadikannya sebagai berita paling menyedihkan di sepanjang bulan Mei.

Marie menghiburku, dengan mengajariku membuat beberapa roti dan makanan yang tidak pernah kusukai hingga akhirnya artikel itu mulai terbenam dan aku tidak menemukannya lagi walaupun sebulan kemudian berita itu mulai ramai. Saat itu aku mulai merasa lega. Tapi, alih-alih merasa lega aku menghabisi diri sendiri di kamar mandi dengan memutar lagu-lagu patah hati.

Aku bilang pada Marie, bahwa aku adalah seekor penguin yang hanya setia pada pasangannya bahkan saat pasangannya meninggal. Yang berbeda dariku dan penguin adalah aku tidak konsisten-aku meninggalkan es krim itu di taman dan sekarang es krim itu dijadikan bahan orang-orang memberi tagar di sosial media. Kupikir aku sudah terlalu berlebihan. Tapi kupikir juga aku tidaklah terlalu berlebihan karena medialah yang terlalu membesar-besaran sesuatu.

Tapi, mereka melihat es krim itu di taman tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Padahal kau tahu bahwa es krim hanyalah makanan beku seperti benda padat yang terbuat dari susu seperti krim dan tidaklah menarik untuk diperhatikan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki banyak uang bahkan untuk hal-hal yang tidak penting. Aku yakin mereka pernah membuatnya dan aku pikir mereka memanglah orang-orang paling beruntung di muka bumi. Mereka juga akan lebih tertarik dengan berita-berita orang penting yang tidak bermanfaat dan mulai mencari apa yang mendasari berita-berita itu lalu mulai menganalisisnya dengan serampangan. Tapi, mereka hanya melihat es krim yang abadi sambil membicarakannya tanpa mereka ketahui bahwa itu adalah milik seorang lelaki paling menyedihkan di negaranya.

Kudengar orang-orang berkata ketika aku sedang berbelanja di minimarket, di jalan, di halte bus, di stasiun kereta, bahkan ketika aku sedang membuat roti lapis di dapur. Mereka saling membicarakan tentang salah satu es krim di taman yang sendirian dan membeku dan tidak pernah meleleh lagi dan mereka berkata bahwa semua orang menjadi gila hanya karena melihat es krim meleleh di taman walaupun sudah terkena matahari–yang membuat semua orang menangis sekaligus membencinya dengan tidak masuk akal. (Mereka bilang es krim itu milik seorang gay, mereka bilang mereka selalu melihat lelaki itu dengan es krimnya setiap hari. Mereka bilang lelaki itu seperti sedang menunggu sesuatu. Mereka bilang negara ini akan dijadikan pariwisata es krim yang abadi. Mereka mengira lelaki itu ditinggalkan kekasihnya menikah dengan seorang perempuan)–dan apakah kau tahu bahwa itu adalah hal yang menyakitkan seperti saat aku membaca isi surat-surat dari Oscar Wilde?

Kusadari bahwa berita itu bukanlah perbincangan belaka di mata orang-orang yang tidak pernah kita kenal. Aku mulai mempermalukan diriku sendiri dengan menikmati berita-berita tidak masuk akal di televisi. Aku tidak tahu kenapa mereka menyebut itu sebagai kultur. Akhirnya kudengar dari semua orang di kota ini yang bilang bahwa es krim yang abadi itu akan menjadi dibudidayakan di negara kita–sebagai es krim yang akan diproduksi massal dan perindustrian nasional maupun internasional akan menyetok es krim bernama Es Krim Abadi dan akan segera membudidayakannya.

Kutelepon Marie sambil menangis dengan semua kebodohan ini. Dan Marie menyuruhku agar aku ke taman itu. Aku benar-benar mengunjunginya pada sore hari dan berharap kamu akan berada di sana. Melihat sebuah kultur dongeng yang kuno itu di depan dirimu sendiri dan menyadarinya apa yang telah dirimu perbuat. Aku tidak melihat es krim itu–yang kulihat di sana hanyalah mobil-mobil mewah yang berjejer, orang-orang yang mengantre, bahkan beberapa orang tertawa, dan beberapa orang yang pernah kutemui di taman itu mulai menjadi jasa dongeng yang menceritakan tentang kejadian yang mereka karang sendiri. Mereka bilang es krim itu adalah es krim abadi milik seseorang yang selalu menunggu kekasihnya di taman ini. Salah satu dari mereka bilang juga bahwa es krim itu adalah tentang cinta yang tak terbalas.

Mungkin sehari setelah berita itu menyebar kau membacanya di kantormu. Atau kau mungkin membacanya di kamar mandi karena kau takut ketahuan oleh teman-temanmu. Atau mungkin kau membacanya sehabis bercinta dengan istrimu. Atau mungkin kau membacanya setelah membuat anak-anakmu tertidur. Atau kau mungkin membacanya ketika selesai membuat bubur. Atau kau membacanya di kios koran itu. Lalu kemudian kau akan bertanya artikel macam apa itu. Tapi, kita tahu sendiri suatu hal, jika kita memang menghendaki itu terjadi, kita akan menjadikannya terjadi. Setelah akhirnya kita berpisah, dan kau berpamitan pada teman-temanmu karena kau akan pindah bersama ayah dan ibumu, dan itu benar-benar terjadi.

Es krim paling menyedihkan itu adalah aku. Jika kau bertanya siapa yang menulis artikel-artikel itu-aku tidak tahu. Tapi, pastilah mereka sangat pintar karena bisa sampai masuk koran internasional dan menjadi kancah dunia. Tapi, Kultur Es Krim di Taman bukanlah sesuatu yang menarik. Apakah kau pernah mendengar budaya tentang es krim yang abadi sebelumnya? Tidak. Tapi di taman itu mungkinlah dahulu adalah tempat orang-orang di mana mereka tidak sengaja menjatuhkan es krimnya hingga akhirnya dijadikan objek yang terkenal dan tercetak di kultur negara. Mereka mungkinlah mengambil sedikit debu-debu di lelehan es krim itu. Aku mungkin sudah merelakan debu-debu yang selalu kubawa saat aku mencarimu. Jika kau membacanya, tolong katakan bahwa yang kaubaca hanyalah tentang es krim yang tidak akan lagi diproduksi. Atau penguin-penguin yang bermigrasi. Atau skor-skor sepak bola kesukaanmu. Atau burung-burung yang tidak bisa terbang. Atau bagaimana cara menjadi ayah yang baik.

Kau tidak pernah tahu bahwa di sini, di taman ini, kesepian selalu mati. Dan kematian bukanlah anak dari para kesepian. Mereka hanya datang seperti ketika kakekmu meninggal dan kau meninggalkan pemakaman sendirian. Kesepian bukanlah hal yang mudah untuk dijinakkan sementara anak-anakmu bukanlah hal yang paling kamu inginkan setelah mereka dewasa. Mereka hanya bermain dengan daun-daun mati tanpa bertanya kenapa mereka mati. Mereka hanya bernyanyi tanpa memikirkan siapa yang pertama kali bernyanyi di muka bumi ini. Mereka hanya belajar rumus tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka pelajari. Sementara istrimu di kamar mungkin hanya tertidur bersama anak-anakmu yang bertebaran di mana-mana bahkan di kamar mandi. Apakah kau lelah? Apakah kau pernah bertanya kenapa aku bertanya bahwa apakah kau lelah? Apakah sekarang kau bertanya kenapa pertanyaanku berputar-putar karena sebenarnya kau tahu bahwa hidup kitalah yang terlalu pendiam hingga aku membuat sebuah kultur es krim di taman. Jika memang itu yang kau inginkan, aku selalu berharap bahwa kau bisa tidur dengan tenang tanpa pernah merasa kesepian.

Selamat malam.

hidup ini adalah tentang anjingmu yang kedinginanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang