- քʀօʟօɢ -

7.1K 908 475
                                    

Cerita ini, hanyalah karangan fiksi semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini, hanyalah karangan fiksi semata. Segala hal yang terjadi di dalam cerita, sama sekali tidak berhubungan dengan sebuah peristiwa, kejadian, ataupun tokoh tertentu di dunia nyata.



Crasshh!!

Menghela napas, arah pandang Davis Lindvall mengikuti kepala seorang pria yang kini telah terpisah dari badannya itu. Menggelinding perlahan, dan berhenti tepat di kakinya, dengan darah yang mengucur deras.

Kepala pria, yang merupakan seorang pembunuh bayaran.

"Habisi keluarga Audrey. Lenyapkan mereka semua, malam ini juga. Dengan tuduhan, pemberontakan dan melawan titah Kaisar." Sebuah suara menguar. Suara seorang pria, dengan sebuah pedang bersimbah darah di tangannya.

"Tapi Yang Mulia, jika kita menghabisi keluarga Count Audrey, maka mungkin saja keseimbangan Eurélibia akan menjadi timpang. Itu karena, keluarga Count Audrey menggenggam sebuah pertambangan, yang selama ini menjadi salah satu pasokan utama bagi keuangan Eurélibia." Davis Lindvall, sang Grand Duke Eurélibia itu bersuara, mencoba memberikan pendapat dengan kepala menunduk sopan.

Jake Farnley, sang Kaisar Eurélibia itu lantas menoleh. Menatap Davis Lindvall, tanpa Ekspresi.

"Ada lagi yang ingin kau utarakan, Duke Lindvall?" Lirih sang Kaisar.

Terdiam sejenak, Davis Lindvall kembali bersuara, "Yang Mulia, bukan tidak mungkin petisi akan penurunan takhta akan semakin menguat. Itu karena, keluarga Count Audrey, selama ini menggenggam posisi penting di kalangan bangsawan tingkat atas."

Suasana hening sekejap. Hingga kemudian, sebuah hela napas kasar, terdengar menguar.

"Jika seperti itu, bukankah itu sama saja dengan pemberontakan dan melawan titah Kaisar?" Ujar Jake Farnley.

"Ya, Yang Mulia." Tegas Davis.

"Lantas, apa yang kau khawatirkan, Duke? Jika suara para Bangsawan tentang penurunan Takhta semakin menguat, bukankah kita hanya tinggal menghabisi mereka semua?"

"Ya, Yang Mulia--" Ucapan Davis seketika terhenti kala ia seperti menyadari sesuatu. Sang Grand Duke itu kemudian mengangkat kepalanya, menatap sang Kaisar dengan raut tak mengerti.

"Maaf, Yang Mulia?"

Tak lagi bersuara, sang Kaisar mendengus gusar.
"Lakukan saja sesuai perintah ku. Habisi keluarga Audrey malam ini juga. Jika kau masih membantah, maka aku sendiri yang akan menghabisi mereka semua, tepat setelah aku memenggal kepala mu, Davis."

Tak lagi menyebutkan gelar Duke, di hadapan namanya, sorot mata Davis seketika berubah. Kendati pria yang berada tepat di hadapannya ini adalah seorang Kaisar, tapi Jake juga merupakan teman lamanya. Namun perbedaan derajat membentang di antara keduanya, mau tak mau harus membuat Davis bersikap sopan. Meskipun sebenarnya bagi Davis, tingkah Jake saat ini benar-benar menyebalkan.

The Tyrant, Needs Me || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang