•
•
•Pada akhirnya, Jake kembali menunda perjalanannya menuju daerah utara Eurélibia. Sebuah daerah yang begitu dingin, di banding ibukota Kekaisaran Eurélibia, dimana tempatnya berada.
Melangkah lebar menuju aula pertemuan, Jake Farnley tampak begitu gagah dengan sebuah jubah kebesaran yang tersemat kuat, pada masing-masing pundaknya. Sebuah jubah berwarna hitam dengan helai bulu tebal, melingkari area leher sang Kaisar itu.
Tepat di belakang Jake, Davis turut melangkah mengiringi Jake Farnley. Tentu saja mereka tak hanya berdua. Karena beberapa ksatria kerajaan yang terpilih, turut melangkah guna mengawal sang Kaisar.
"Yang Mulia, tiba!" Seruan seorang pengawal penjaga pintu menggema, begitu presensi Jake berada tepat di pintu utama aula kerajaan.
Tak menunggu lama, pintu aula utama terbuka lebar. Dengan langkah tegas nan tubuh tegap, Jake melangkah memasuki aula pertemuan. Dimana di dalam sana, para bangsawan telah berkumpul guna menunggu dirinya.
Tak lagi mengiringi langkah sang Kaisar, para Ksatria kerajaan berdiam diri di depan pintu utama. Sementara itu Granduke Davis Lindvall, berhenti di sebuah kursi, yang telah persiapkan untuknya. Sebuah kursi, yang terletak tak begitu jauh dari singgasana sang Kaisar.
"Salam, yang mulia." Para Bangsawan berdiri seraya bersuara serentak, tepat sebelum Jake mendudukkan diri di singgasana kebesarannya.
Selepas Jake mendudukkan diri, para Bangsawan turut melakukan hal serupa. Mendudukkan diri di tempat yang telah di sediakan, sesuai kedudukan dan posisi masing-masing para bangsawan.
"Yang Mulia..." Suara Marquess Zed menguar. Pria paruh baya itu, berada tepat di seberang Davis Lindvall. Mengingat jika posisi dan kedudukan Marquess Zed, berada tepat di bawah Davis.
"Esok saat matahari berada hampir di atas kepala, perwakilan dari negeri seberang akan tiba dengan beberapa kain sutra sekaligus permata terbaik, hasil dari negeri mereka. Penyambutan seperti apa yang harus kita persembahkan, Yang Mulia?" Ucap Marquess Zed kembali. Untaian kalimat panjang lebar pria itu, sukses mengalihkan atensi Jake sepenuhnya.
"Para pedagang dari negeri seberang?" Tanya Jake. Sang Kaisar mengerutkan alis, seraya mengedarkan pandangan pada para bangsawan.
"Mengapa mendadak? Mengapa tak ada pemberitahuan padaku, sebelumnya?" Tanya Jake kembali. Sebuah pertanyaan yang membuat aula pertemuan seketika senyap. Beberapa bangsawan menunduk dalam. Sementara beberapa yang lain, saling berpandangan tanpa menimbulkan suara.
Sejatinya, Jake sangat mengetahui jika para Bangsawan sengaja tak memberitahukan perihal kedatangan para pedagang dari negeri seberang, pada dirinya. Petisi atas kematian keluarga Count Audrey, belum mereda sepenuhnya. Dan tentu saja sikap para bangsawan saat ini, seperti memiliki sebuah arti lain. Jika... Mereka tak menginginkan seorang Kaisar kejam layaknya seorang Jake Farnley.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant, Needs Me || Lizkook
Fanfiction[ M ] Elisa Dé Colvin, seorang Lady dari pinggiran benua Eurélibia itu tumbuh dan beranjak dewasa, seperti para Lady pada umumnya. Mendapatkan kasih sayang serta ketentraman melimpah, di sebuah kastil, dimana ia tinggal. Namun segalanya berubah kala...