•
•
•Kabar tentang pembantaian keluarga Count Audrey oleh sang Kaisar, perlahan kian menghilang seiring berjalannya waktu. Kendati kabar tersebut menjadi sebuah perbincangan panas sampai penjuru negeri, akan tetapi tak ada satupun rakyat yang berani mempertanyakan alasan pasti, mengapa Kaisar Farnley hingga tanpa belas kasih, menghabisi seluruh keluarga Count Audrey. Menjadikan Castle kediaman sang Count pemilik salah satu pertambangan terbesar di Eurélibia itu, menjadi lautan darah.
Selama Dua hari penuh, kepala Count Audrey yang tergantung bebas di alun-alun ibukota, menjadi sebuah pemandangan gratis bagi seluruh rakyat yang tinggal di Ibukota. Dimana kepala salah satu kepala Bangsawan tingkat atas yang memiliki kedudukan lumayan kuat itu, seolah tak ada artinya di tangan Kaisar.
Karena sang Kaisar, bisa menghabisi siapapun yang ia inginkan. Dan tentu saja, ini merupakan sebuah peringatan bagi para bangsawan lain, agar tidak melawan sang Kaisar Farnley.
Tampak begitu fokus di hadapan meja kerjanya, Jake Farnley terlihat memeriksa segala berkas yang tersusun rapi di hadapannya. Dirinya memang seorang Kaisar, dan tentu saja Kaisar itu tengah menjalankan tugasnya.
"Yang Mulia, sepertinya sudah saatnya anda mencari seorang pendamping, untuk membantu segala pekerjaan anda." Suara Duke Lindvall menguar. Dengan segaris senyum, yang seakan menatap iba sang Kaisar.
"Kau mengolok ku?" Ucap Jake. Sorot mata pria itu tak beralih dari tumpukan berkas tentang segala hal yang terjadi di Eurélibia selama sepekan terakhir. Termasuk laporan tentang barisan para Bangsawan yang mengajukan petisi padanya, karena telah menghabisi seluruh keluarga Count Audrey.
Membungkuk sopan, Duke Lindvall meletakkan telapak tangan kanannya, di dada sebelah kiri. Pria itu lantas tersenyum, seraya bersuara,
"Mana mungkin saya berani mengolok anda, Yang Mulia. Namun, negeri ini memang membutuhkan seorang Ratu. Tidakkah anda berkenan untuk memilih seorang Ratu dari para Lady cantik yang ada di Eurélibia?""Haaahh..." Menghela napas panjang, sorot mata Jake terangkat, menatap Davis Lindvall yang telah menegapkan tubuh itu.
"Dimana aku harus menemukannya?" Ucap Jake kembali.
"Bukankah anda bisa mengadakan pesta dansa Istana, untuk memilih salah satu Lady, Yang Mulia?"
"Bukan itu." Sahut Jake cepat. Sang Kaisar itu lantas meletakkan kertas di tangannya. Kertas berwarna putih gading, dengan segala huruf kuno yang tertera di sana.
"Apa kau mengingat tentang Ramalan itu, Duke? Sebuah ramalan yang berkata jika di ujung negeri ini, akan ada salah satu gadis yang di takdirkan untuk ku?"
Sempat terdiam beberapa saat untuk berpikir, raut wajah Davis seketika berubah kala ia teringat akan sesuatu.
"Ah, apa maksud anda... Seorang gadis yang akan melepaskan anda dari kutukan, dari sang penyihir agung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant, Needs Me || Lizkook
Fiksi Penggemar[ M ] Elisa Dé Colvin, seorang Lady dari pinggiran benua Eurélibia itu tumbuh dan beranjak dewasa, seperti para Lady pada umumnya. Mendapatkan kasih sayang serta ketentraman melimpah, di sebuah kastil, dimana ia tinggal. Namun segalanya berubah kala...