Joanna menatap Rosa yang kini sudah berada di rumahnya. Bersama anak laki-laki yang lebih tinggi dari Jason. Membuatnya langsung meletakkan barang bawaan di meja terdekat. Lalu menjabat tangan Rosa sebentar sebelum akhirnya bertanya akan apa maksud kedatangannya sekarang.
"Ini anakmu? Siapa namanya? Jason, kenapa berdiri saja? Ayo salim! Ini teman Mama. Tante Rosa."
Jason enggan mendekat. Kedua matanya memanas. Apalagi ketika melihat anak laki-laki bernama Andy yang kini sedang menyalami tangan ibunya.
"Andy, Tante."
"Kelas berapa? Sepertinya kamu lebih muda dari Jaosn, ya? Jason, kemari!"
Joanna menarik tangan anaknya. Agar dia mendekat dan menyapa tamu yang datang. Karena Joanna tahu jika selama ini Rosa memang menetap di Jakarta. Namun dia tidak tahu suaminya siapa.
Sebab setelah menikah, Joanna memang dilarang kerja. Apalagi keluar rumah karena dia langsung hamil dalam beberapa bulan setelah menikah. Setelahnya, dia juga mendapat musibah dan harus pindah ke Surabaya karena diminta mertuanya.
"Tante ini bilang kalau Andy anak Papa Jeffrey! Aku tidak mau punya saudara lagi! Apalagi dari wanita lain!"
Joanna mulai membulatkan mata. Lalu menatap Rosa tajam. Namun, wanita itu tampak biasa saja. Tidak ada rasa takut padanya.
"Apa maksudnya? Rosa, ini tidak benar, kan? Anak Jeffrey dari mana? Hanya aku istrinya!"
"Joanna, tenang dulu. Akan kujelaskan. Kamu ingat Molita? Mantan pacar Jeffrey yang pernah melabrakmu di kantor kita? Ini anaknya, dengan Jeffrey. Dia hamil setelah satu bulan putus dari Jeffrey. Selama ini dia membesarkan Andy sendiri, karena dia tidak sudi meminta pertanggungjawaban Jeffrey yang telah menolaknya berulang kali. Apalagi, satu hari setelah putus dengan Moli, Jeffrey langsung menyukaimu ketika dia menjemputku di lobby. Sampai akhirnya kita liburan dua minggu kemudian di Bali. Itu semua Jeffrey yang rencanakan. Dari tiket pesawat, penginapan, hingga kepulanganku tiba-tiba. Dan setelahnya, kalian mulai dekat. Berpacaran dua bulan kemudian. Lalu menikah enam bulan kemudian."
Joanna mulai menitihkan air mata. Dia benar-benar merasa terluka. Kecewa dengan Jeffrey juga karena bisa-bisanya dia mendekatinya ketika menghamili Molita.
"Tante bohong, kan? Papaku tidak mungkin punya anak dari wanita lain! Tante tadi bilang kalau dia adikku, tapi sekarang bilang kalau mantan pacar Papa hamil setelah satu bulan putus!"
"Aku lupa. Tahu sendiri wajah Andy tirus meskipun tubuhnya lebih tinggi dari kamu. Andy lebih tua sekitar satu tahun dari kamu. Kalau tidak percaya, kita bisa lakukan tes DNA sekarang. Joanna, demi Tuhan aku sedang tidak berbohong! Aku datang sekarang karena Molita kabur terlilit hutang dan anak ini ditelantarkan. Suaminya pergi ke Amerika dan anak ini tidak dibawa karena bukan darah dagingnya."
Joanna sudah tidak bisa berkata-kata. Kini, kedua matanya menatap Andy yang hanya menunduk saja. Dengan raut wajah yang memprihatinkan. Apalagi tubuhnya begitu kurus seperti tidak pernah makan.
"KITA TES DNA SEKARANG YA, MA!? DIA TIDAK MUNGKIN ANAK PAPA!"
Jason sudah menangis sekarang. Lalu berlari ke lantai atas. Berniat membangunkan Jensen sekarang juga.
Joanna? Dia sudah ambruk sekarang. Duduk di atas sofa sembari memegangi kepala.
"Joanna, aku tahu kamu pasti terluka. Kamu pasti kecewa. Tapi aku tidak bisa menyimpan ini sendirian. Aku kasihan melihat anak ini menjadi OB di perusahaan tempat suamiku bekerja. Padahal, saudaranya hidup enak bersamamu di Surabaya."
Air mata Joanna mengalir deras. Dia benar-benar terluka. Sungguh, hatinya benar-benar bagai tercabik sekarang. Apalagi setelah melihat darah daging suaminya dengan wanita lain yang ternyata lebih tua dari anak-anaknya.
"Aku pamit, suami dan anak-anakku sudah menunggu di mobil."
"Tante---"
"Kamu tenang saja. Ibu tirimu ini orang baik. Dia bukan orang jahat seperti ibu-ibu tiri di televisi."
Andy tampak menyedihkan. Dia hampir menangis sekarang. Tangan kanannya juga sudah menggenggam ujung kemeja yang Rosa kenakan. Seolah dia takut dengan Joanna.
"Kamu akan aman di sini. Kamu juga bisa kuliah nanti. Mendiang Papamu kaya sekali."
Rosa menepuk pundak Andy. Mencoba menghibur anak ini. Di depan Joanna yang masih belum bisa menerima keadaan ini.
6. 30 PM
Andy sedang berada di lorong rumah sakit sekarang. Menunggu Dahlia. Karena Jason dan Jensen langsung pergi entah ke mana setelah sampel darah mereka diambil sebagai sarana tes DNA.
"Hasilnya keluar 12 jam lagi. Kamu serius anak Pak Jeffrey? Kenapa baru datang setelah sebesar ini?"
Andy hanya mengangguk saja. Membuat Dahlia mulai merangkul Andy sekarang. Dibawa pulang seperti perintah Joanna. Karena wanita itu juga tidak mungkin jahat dan tega menelantarkan Andy di jalan.
Di tempat lain, Joanna sedang menangis sesenggukan. Di dalam kamar. Sendirian. Dia benar-benar merasa hancur sekarang. Berantakan. Karena telah dikecewakan oleh keadaan. Oleh pria yang dicinta. Oleh pria yang selama 17 tahun ini diperjuangkan sendirian.
6. 40 AM
Jason dan Jensen sudah di rumah sakit sekarang. Mereka menangis setelah melihat hasil tes DNA Andy. Karena tes itu menyatakan jika Andy memang anak biologis Jeffrey. Membuat Joanna langsung pingsan saat ini.
Beruntung Dahlia ada di sana dan langsung meminta disiapkan kamar lain. Sedangkan Andy, dia hanya menundukkan kepala sembari menangis. Dia takut sekali. Takut jika akan ditinggalkan lagi. Sebab keluarga ayahnya tampak tidak suka dengan dirinya saat ini.
"Kita harus membawanya bertemu Papa. Bagaimanapun juga, dia anak Papa."
Jensen menggeleng cepat. Dia masih belum terima. Berbeda dengan Jason yang sudah bisa menerima keadaan. Ya, meskipun dengan air mata yang masih mengalir sekarang.
Jensen langsung pergi. Lari entah ke mana lagi. Meninggalkan Jason dan Andy di lorong rumah sakit.
Ceklek...
Jason membuka ruang rawat ayahnya. Di sana ada Jensen yang masih menangis sesenggukan. Andy, dia mulai membulatkan mata. Menatap ayah kandungnya yang dikira sudah meninggal justru masih ada.
"Itu Papa. Papa kita."
Andy berjalan mendekat. Mendekati ranjang Jeffrey sekarang. Dia menangis kencang di sana. Karena selama ini, dia hanya tahu Jeffrey dari foto saja.
Dari foto yang Rosa tunjukkan pada satu minggu sebelumnya. Ketika dia dipanggil ke rumahnya dan akan dibantu untuk menemukan ayah kandungnya. Karena Molita memang tidak pernah menyinggung siapa ayah kandungnya. Apalagi setelah menikah dengan pria berkebangsaan Amerika pada 10 tahun sebelumnya.
Yah, komentarnya gak sesuai target :)
Yaudah, kalo gitu scene Flashback Jeffrey-Joanna dari liburan ke Bali sampe nikah bisa dilihat di karyakarysa, ya.
Next chapter udah sampe puncak. Siap-siap :)
Tbc...