300+ comments for next chapter :)
5. 20 PM
Matahari akan tenggelam. Joanna masih berada di dalam kamar bersama anak-anak. Rebahan di atas ranjang sembari menatap televisi yang sudah menyala.
Dengan pikiran yang sama-sama kosong sekarang. Bahkan, mereka tidak makan dari pagi hingga sekarang. Melewatkan sarapan untuk yang pertama kalinya dalam hidup mereka.
"Ma, apa sehebat itu eksistensi Papa Jeffrey?"
Tanya Jensen tuba-tiba-tiba. Membuat Joanna berkedip saat itu juga. Membuat air matanya kembali mengalir sekarang. Bersamaan dengan isak tangisnya.
Tok... Tok... Tok...
Pintu kamar diketuk dari luar. Oleh Dahlia. Karena sejak tadi, dia bolak-balik ke rumah dan rumah sakit untuk membujuk Joanna dan si kembar. Agar mau menemui Jeffrey seperti apa yang telah Sandi dan Jessica minta.
Sebab Jeffrey memang sedikit lupa akan memori masa lalunya. Melupakan Joanna dan kehamilannya. Sampai-sampai mengira jika dia dan Molita belum putus hingga sekarang.
Iya, Jeffrey tidak mengingat apa-apa. Molita yang salah karena dia memanfatkan keadaan. Seolah-olah mereka masih bersama karena ada Andy di tengah-tengah mereka. Tanpa adanya pernikahan karena selama ini Jeffrey koma.
Sandi dan Jessica juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Atau lebih tepatnya menunggu Joanna dan si kembar yang mengatakan semuanya. Agar mereka tidak kehilangan momen ketika pertama kali berjumpa.
Toh, Jeffrey tidak akan pergi ke mana-mana. Molita yang licik ini juga tidak akan bisa membawa Jeffrey juga. Mengingat dia sudah tidak memiliki apa-apa dan hanya memiliki hutang saja.
Iya, Sandi dan Jessica enggan pergi dari rumah sakit karena ikut mengawasi Jeffrey dan Molita. Karena mereka tidak mengenal wanita itu sebelumnya. Mengingat Joanna adalah wanita pertama dan terakhir yang Jeffrey bawa ke rumah. Dan mereka hanya diberi tahu Dahlia saja jika Molita adalah mantan pacar Jeffrey sebelum bertemu Joanna.
"Masuk!"
Dahlia membuka pintu perlahan, dia menatap Joanna dan si kembar yang masih rebahan di atas ranjang. Dengan tatapan kosong menghadap depan. Serta, tubuh lemas karena seharian tidak makan.
"Pak Sandi dan Ibu Jessica meminta Ibu Joanna dan anak-anak ke rumah sakit sekarang. Pak Jeffrey mengalami amnesia dan hanya mengingat hubungan terakhir bersama Bu Moli saja, sehingga beliau melupakan kalian. Namun dokter sudah mengizinkan jika Ibu dan anak-anak datang sekarang. Mejelaskan akan siapa kalian yang sebenarnya. Sekaligus membwa bukti-bukti juga. Agar Pak Jeffrey tidak bingung berkepanjangan."
Joanna tampak tidak terkejut ketika Dahlia berkata demikian. Karena Joanna tahu, jika Jeffrey ingat dirinya, dia tidak mungkin mau bertemu Molita. Apalagi sudi dicium olehnya.
Namun Joanna sudah kecewa. Marah karena Jeffrey melupakan dirinya begitu saja dan membuat anak-anaknya merasa tersisihkan seperti sekarang.
Perlahan, Joanna bangun dari ranjang. Membuka brankas dan mengambil beberapa barang yang akan dibawa ke rumah sakit sekarang. Diantaranya ada buku nikah dan album yang berisi foto-foto pernikahan mereka. Termasuk album masa kecil si kembar hingga sebesar sekarang.
"Kalian mandi sebentar, makan dan setelahnya berangkat ke rumah sakit."
Si kembar mengangguk cepat. Lalu bangun dari ranjang. Bergegas menuju kamar masing-masing sekarang. Sedangkan Joanna, dia mulai memberikan barang-barang tadi pada Dahlia. Karena dia tidak berniat ikut mereka.
Satu jam kemudian si kembar tiba di rumah sakit. Dengan dada yang berdebar kencang sekali. Sebab mereka akan melihat Jeffrey yang sudah membuka mata untuk yang pertama kali.