Aku adalah Lee Jisung, yang terlahir di kehidupan tanpa ada nya harapan. Berhadap-hadapan dengan segala permintaan, dan bohong jika aku tidak ingin menenggelamkan diri dalam lautan.
Aku.. bagian dari fakta yang tertutup oleh kelam nya semesta.
"T-t...
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan pastinya Tahun berganti tahun. Kepergian Suho membuat kediaman keluarga Lee menjadi sunyi, jarang ada canda dan tawa, ntah hilang kemana semua itu.
Ke 4 anak Irene yakni, Lee Jeno, Lee Haechan, Lee Mark, dan Lee Jaemin, mereka membenci Jisung dengan alasan..
Papa nya meninggal karena Jisung membutuhkan susu, dan mereka selalu memojokkan Jisung, memarahi Jisung, membenci Jisung. - - - - "Hyung, ayo kita bermain!! Sudah lama tidak bermain bersama kan?" Ajak Jisung.
"Cih, kami tidak mau bermain dengan kau" Jawab Jaemin.
"Sudahlah Jaemin jangan membuang tenaga mu untuk memarahi anak tak tahu diri itu" Ucap Haechan.
"Aku tidak tahu diri? Maksud mereka apa?" Batin Jisung.
"Maksud Hyung apa?" Tanya Jisung.
"Kau kan memang anak tidak tahu diri, kau sudah membunuh Papa, karena kau, aku sudah tidak memiliki sosok papa!" Tegas Jeno.
"Hyung, aku tidak tahu apa-apa, jangan selalu menyalahkan ku seperti ini hyung..."
"MAKSUDMU? JIKA ITU MEMANG SALAHMU YA TANGGUNG SENDIRI, ANAK TAK TAHU DIRI!" Mark yang sedari tadi hanya diam menahan emosi pun meluapkan emosi nya.
Jisung tak menyangka dengan hal ini, dia mengira hyung nya yang baik hati dan menjadi panutan nya itu ternyata membenci nya.
"STOP, ini bukan salah Jisung.. kalian tidak boleh menyalahkan nya seperti ini, Jaemin.. bukan kah kau yang mau memiliki adik? Kenapa setelah Jisung lahir, malah kau membenci nya?" Irene membela.
"Itu dulu mah, saat papa masih ada aku memang menginginkan nya, namun saat papa meninggal. Aku menjadi Muak dengan nya" Balas Jaemin.
"Sudahlah Jaem, ayo kita ke kamar saja. Percuma kita begini, Mama kan hanya berpihak pada Jisung" Ucap Jeno.
"Tidak seperti itu.." Batin Irene
Irene menitikkan air mata, dia tak percaya dengan sikap anak anak nya.
"Apa mama menangis? Mama menangis karena Jisung ya? Mama tidak apa kok membenci Jisung seperti hyung-hyung yang lain"
Jisung mengatakan itu dengan senyum yang lebar, ntah kenapa dengan anak itu, dia seperti biasa saja dibenci oleh hyung nya.
"Tidak sayang.. mama tak akan membenci Jisung"
"Sayang.. ayo bertahan ya, mama berjanji akan membuat kamu bertahan" Ucap Irene didalam hati.
"Mama yakin tidak akan membenci Jisung? Mama kan sangat menyayangi papa Suho, kenapa mama tidak membenci Jisung?"
"Tidak sayang, mama sangat sayang dengan Jisung. Mama tidak akan meninggalkan Jisung"
"Berjanjilah pada ku, kalau mama tidak akan membenci dan meninggalkan Jisung ya" Jisung mengulurkan kelingking nya untuk berjanji dengan Irene.
Betapa lucu nya anak kecil itu, namun hidup nya tak seindah apa yang Irene harapkan.
"Iya, mama janji. Ayo kita ke kamar Jisung"
"Iya mama"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenyataan pahit terulang kembali, berita kecelakaan yang membuat ke 4 anak itu trauma, terulang kembali.
Ya, Irene kecelakaan saat menjemput Jisung pulang sekolah.. dan kenyataan nya, mereka akan semakin membenci Jisung.
Telepon berdering.
"....."
"Ya, Saya Mark anak dari nyonya Irene, ada apa?"
"....."
"Baik, saya segera kesana"
Tuuuuut, telepon mati dan Mark langsung bergegas dengan ke 3 adik nya.
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan ibu Irene, namun tuhan lebih menyayangi ibu Irene" Ucap dokter yang menangani Irene.
"Oh ya, lalu dengan keadaan Lee Jisung..-"
"Maaf, kami bukan keluarga dari Lee Jisung" Sela Haechan.
"Oh benarkah? Baik, maafkan kami"
"Chan, apa tidak berlebihan?" Tanya Mark
"Apa kau membela nya sekarang? Dia penyebab kematian papa, dan sekarang mama pergi karena nya" Jawab Jeno.
"Nah sudah dijawab oleh Jeno, jelas kan.. Lee Mark?" Tegas Haechan.
Mark hanya diam, dia merasa ini terlalu keterlaluan karena mereka menganggap Jisung bukan keluarga nya.
"Jaem, kenapa kamu diam saja? Biasanya kamu paling maju kalau masalah beginian" tanya Haechan
"Sudahlah hyung, aku malas membahas anak sialan itu, ayo kita urus kematian mama saja" jawab Jaemin