Disclaimer
Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, profesi, ataupun alur, author ngga tau ya wkwk, dan jika kalian merasa kisah ini ada yang mirip-mirip dengan seseorang, selamat berarti kamu sudah berhasil baper masuk ke dalam dunia fiksi ini.
.
Selamat membaca ya semoga kalian suka, jangan lupa vote dan komennya agar cerita ini lanjut terus sampai jadi buku ahahaha aamiin.
.
.Cahaya bulan purnama yang bulat sempurna, bersama kilau bintang yang menghiasi langit malam Maguwoharjo Yogyakarta. Malam itu Xena bersama tiga temannya, Diva, Nara, dan Vina mengunjungi pasar malam yang sedang digelar di lapangan Maguwoharjo Yogyakarta, dalam rangka ingin me-refresh pikiran mengingat mereka sudah selesai dengan tugas UASnya sebagai mahasiswi semester akhir.
"Guys, pengen beli kentang tornado deh." Ucap Vina sambil menunjuk abang penjualnya yang sedang menggoreng.
"Ih iya pengen juga, yaudah beli yuk!" Seru Nara.
Xena dan Diva turut mengiyakan keinginan kedua temannya itu. Mereka menghampiri abang penjual kentang tornado dan memesannya.
"Bang, kentang tornadonya 4 ya." Vina memesankan kentang ke abang penjualnya.
"Siap neng, tapi nunggu ya, masih antri 5 ini."
"Iya bang gapapa, kita tunggu di situ ya." Ucap Vina sambil menunjuk trotoar samping abangnya jualan.
Mereka berempat duduk di trotoar sambil berbincang-bincang dan berselfie.
"Eh sini uangnya kumpulin jadi satu aja biar nanti aku yang bayarin ke abangnya." Tutur Nara sambil mengeluarkan uang sepuluh ribuan dari dompetnya.
Xena, Vina, dan Diva pun menuruti apa kata temannya itu dan mengeluarkan uang sepuluh ribuan dari dompet mereka masing-masing. Tanpa sadar Xena meletakkan dompetnya di samping tempat ia duduk sambil memandangi deretan street food yang ada di sepanjang trotoar.
Tak lama kemudian tibalah pada antrian kentang tornado mereka.
"Mau dikasih bumbu apa ini neng kentangnya?" Tanya abangnya sambil mengangkat salah satu kentang yang sudah diberi wadah.
"Aku balado aja deh." Ucap Xena.
"Aku juga."
"Aku juga."
"Aku juga deh."
Ucap Diva, Nara, dan Vina bersahutan.
"Oke siap neng."
"Jadi berapa bang?" Tanya Nara yang sudah membawa uang teman-temannya.
"Empat puluh ribu neng." Jawab abang kentang sambil memberikan empat kentang tornado yang sudah terbungkus dalam kresek.
"Ini ya bang uangnya." Ucap Nara sambil memberikan empat lembar uang sepuluh ribuan kepada abang kentang itu.
"Pas ya neng, terima kasih."
"Sama-sama bang."
Mereka lalu meninggalkan gerobak kentang tornado itu dan melanjutkan perjalanan untuk mengelilingi pasar malam. Tanpa sadar dompet Xena tertinggal di trotoar tempat mereka duduk tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Xena-Setetes Embun Penyembuh Luka
Ficção Adolescente⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Berawal dari kecerobohan gadis bernama Afsana Xena Kalila yang dompetnya terjatuh saat berada di pasar malam. Kejadian itu menyebabkan pertemuan Xena dengan seorang polisi gagah dan tampan, Dia adalah Rafisqy Farzan S...