My Wife ✧11

1.1K 83 5
                                    

1 tahun kemudian...

Waktu memang tak terasa begitu cepat berlalu, meninggalkan sebuah cerita yang tak terduga. Begitu pun dengan kehidupan seorang pemuda tampan yang kini menerima keadaan dan kehidupannya sekarang.

Limario dan Jennie menjadi lebih dekat, mereka telah menjalin persahabatan dan sudah tidak saling canggung ataupun gugup lagi. Mereka benar-benar terlihat sebagai sepasang sahabat, suami-istri? Iya mereka menyadari status mereka berdua, hanya saja mereka sedikit mengabaikan hal itu dan lebih nyaman menjalani hal ini, katanya. Tapi mereka tetap menjadi orang tua yang bertanggung jawab pada kedua anak mereka.

Jika membahas soal perasaan masing-masing, mereka sendiri juga masih bingung, dan lebih memilih mengabaikan lagi hal itu, meski terkadang keduanya suka saling cemburu satu sama lain.

Dan tepat hari ini adalah hari kelahiran si pemuda tampan yakni putra bungsu dari keluarga konglomerat Manoban.

Jennie berencana merayakan ulang tahun suaminya itu di rumah keluarganya, tapi sayangnya mertua nya yang tak lain Tuan Manoban sudah membuat acara lebih dulu dan menginginkan acara ulang tahun putra kebanggaannya tersebut di mansion mereka dan bersamaan dengan acara pesta pribadi Tuan Manoban sendiri. Jika sudah kemauan Daddy suaminya, Jennie bisa apa, ia hanya mengangguk saja, dan tidak mempermasalahkan hal itu juga.

Drrt.. Drrt..

"Yeobseyo"

"Ah Emm.. Jennie, mian karena Daddy telah memutuskan acaranya sepihak. Pasti kamu kecewa kan?" Ucap Limario yang saat ini masih berada di sekolah nya

"Siapa bilang aku kecewa? Aku yakin Daddy pasti punya maksud lain kenapa ia ingin acaranya di samakan dengan pesta ulang tahun mu. Juga, aku lihat disini sangat indah. Daddy pintar mencari orang untuk mendekorasi ruangan ini" Ujar Jennie merasa kagum pada dekorasi yang baru 80% selesai, di ruang tamu mansion Manoban.

"Aku ikut saja maumu. Ohya btw, kamu lagi sibuk gak?" Tanya Limario

"Hm.. gak juga sih, soalnya Mommy gak ngizinin aku buat bantu-bantu dia. Gak tau juga kenapa, padahal aku sedikit bosan kalau berdiam diri aja disini" Adu Jennie lalu menghela nafas

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita jalan-jalan? Nanti kamu siap-siap dan setelah ganti baju, aku akan membawamu pergi ke Myeongdong. Kita bisa ajak anak-anak juga" Saran Limario

"Hmm okey, nanti telpon aku jika kau sudah ingin pulang. Biar aku siap-siap dulu dan kau gak nunggu lama"

"Baiklah. Kalau gitu aku tutup telpon nya yah, soalnya ada yang lagi ngambek karena aku cuekin sedari tadi" Ucap Limario yang membicarakan soal Mino yang sedang berada didepannya dan diam saja mendengar sahabatnya itu lagi telponan dengan istrinya

"Ohya? Hahaha, yaudah. Bye"

"Hm see you"

Tutt..

"Gitu banget mukanya, Sirik lu ya?" Ejek Lim pada Mino

"Mentang-mentang udah akur ama bini, temannya dilupain." Ledek Mino merasa iri sekaligus senang

"Iyadongg.. istri prioritas yang utama! Tapi tenang, gue gak bakal lupain sahabat baik gue, yaitu eluu!" Lim mengangkat dua jarinya membentik finger heart pada Mino sambil mengedipkan matanya menggoda pria tersebut

Mino melongo dan berpura-pura jijik lalu setelah itu mereka tertawa bersama.

••^••

Myeongdong

"Dad, Yeri mau itu"

"Yoshi juga!!"

Dua bocil itu begitu antusias mendengar bahwa mereka akan jalan-jalan lagi. iya, lagi, karena sebelum-sebelumnya mereka juga sering jalan-jalan bersama, baik itu di taman, mall, pasar malam atau dimana pun taman hiburan lainnya yang cocok untuk weekend keluarga kecil seperti mereka.

My Wife [Jenlim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang