Chapter 10 : Even Trouble Loves Him

4.2K 496 37
                                    

⚯͛

Terbangun dari tidurnya dan merasa beberapa bagian tubuhnya yang sakit, mimpi yang tadi Harry impikan seperti nyata. Sepertinya Harry terlalu memikirkan masalah yang masih melanda dirinya—saat rumor itu menyebar dan berakhir memimpikan hal itu. Ia juga teringat beberapa anak Gryffindor menanyakan rumor tersebut lalu memintanya untuk menceritakan. Untung Ron dan Hermione siap pasang badan di depannya sehingga mereka yang ingin tahu tidak dapat apapun dari Harry. Saat Ron dan Hermione sudah mendengar semua cerita tentang rahasia Harry, mimik terkejut mengembang di wajah Hermione tetapi berbeda dengan Ron yang terlihat memasang wajah datar. Seakan sudah menebak semua apa yang Harry terangkan. Hal itu aneh baginya dan Harry ingin membagikan cerita ini pada Ginny.

Mengusap wajah gusar, Harry masih merasakan nyalinya menciut, ia tak bisa mengendalikan ekspresi ketika cemas. Mencoba untuk mengabaikan dan segera beranjak untuk bersiap-siap. Jika dilihat-lihat, ruang rekreasi belum ada satu orangpun dan ia tebak bahwa dirinyalah yang lebih dulu terbangun. Sejujurnya Harry masih mengumpulkan nyawa, ia terduduk sebentar dengan lamunannya, tiba-tiba Harry teringat akan mimpinya untuk diberi tahu kepada profesor Dumbledore setelah lama menimbang-nimbang dan akhirnya keputusan bulat untuk memberi tahu jikalau mimpinya itu takut-takut pertanda sesuatu.

Suara teriak terdengar sampai ruang rekreasi, Harry mengenalnya bahwa itu adalah Ron. Dengan cepat Harry kembali memasuki kamarnya dan berharap Ron tidak apa-apa. Saat kakinya menapak di kamar, Harry melihat Ron yang masih diam di tempat tidurnya sambil menetralkan napas. Wajahnya memerah dan ada sedikit keringat di pelipisnya.

“Ron, kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu? Seseorang menyusup lagi seperti dulu?” Harry yang panik mengeluarkan semua pertanyaan membuat Ron kewalahan.

“Tenang Harry aku tak apa-apa sumpah. Hanya ... Sedikit mimpi aneh.” Ron menggaruk tengkuk, wajahnya masih memerah. Harry pun tak lanjut menanyakan lagi.

“Kau yakin nih? Aku ingin mandi dulu dan jika ada sesuatu bilang aku saja.” Harry memastikan sekali lagi dan Ron mengangguk yakin, Harry pun menepuk pundak Ron singkat dan pergi meninggalkan Ron yang masih duduk di tempat tidurnya.

“Sepertinya aku makan ... Permen itu. Dasar Ron bodoh, kenapa tidak curiga? Sialan Blaise, kau aku balas nanti!” cicit Ron saat tidak ada siapapun di sana. Ia kembali menutup wajahnya gusar dan singkat dengan kedua tangan, tubuhnya ia baringkan lagi dan menendang-nendang kakinya ke atas kesal. Selesai dengan pergulatan antar dirinya, Ron dengan enggan bergerak malas turun dari ranjang.

⚯͛

Harry berkumpul dengan para peserta Triwizard untuk menjelaskan tugas ketiganya, ia sebenernya tak tahu mengapa begitu tiba-tiba mengadakan pertemuan ini, jadi ia sendiri lupa untuk menemui profesor Dumbledore lagi.

“Harry!” itu Cedric, Harry gugup untuk saat ini bertemu dengannya sejak rumor itu menyebar.

“Maaf, aku tak tahu hal ini akan menyebar dan mereka bergosip tentangmu lagi.” Cedric menatap Harry dengan lesu.

“Ah, tak usah khawatir. It's okay. Your feelings are valid.” Harry tersenyum.

Still Friends?

Of Course!

Sejak tadi, Krum dan Fleur memperhatikan keduanya. Sepertinya rumor itu benar faktanya.

Dilihatnya Ludo Bagman, profesor Moody, dan Cornelius Fudge—sang Menteri Sihir berada di sana, Harry dan peserta lain pun memfokuskan dirinya untuk memahami tugas terakhirnya itu.

Krum dan Cedric dengan tanpa konteks melihat Harry singkat dan mereka turun pada pandangan masing-masing, saling melemparkan tatapan tak bisa diartikan. Jika Harry tersadar ditatap seperti itu, mungkin ia akan bertanya-tanya apa yang mereka pikirkan ataupun rencanakan.

How Can I Belong To You? (Drarry)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang