Eps 1: Malam Pertama

3.1K 207 9
                                    

Resepsi pernikahan yang digelar secara sederhana nan intim telah usai dua jam yang lalu. Lain dengan tamu undangan yang jumlahnya menyusut, sanak saudara dari kedua belah pihak justru kian ramai hadir di mini hall yang disewa khusus oleh Ganendra sebagai tempat tuk berbincang-bincang sebelum nanti dipersilakan masuk ke kamar yang telah ia sediakan. 

Faleesha lantas pamit undur diri karena tubuhnya dirasa lengket sebab keringat. Kebaya resepsi telah ditanggalkannya, berganti dengan dress putih off shoulder selutut demi memudahkan mobilitas.

"Gue naik dulu, mau mandi, gerah." gadis itu berbisik di telinga Ganendra.

Ganendra mengangguk, "Udah dapet kan kunci kamarnya?" 

"Iya udah."

"Yaudah, hati-hati."

Faleesha mencibir, "Udah kayak mau kemana aja pake segala dikasih hati-hati,"

"Mau ditemenin nggak?"

"Ke kamarnya?"

"Mandinya."

Tepukan keras garing terdengar akibat pukulan Faleesha di lengan atas Ganendra. Wajahnya merah padam menahan malu. Dasar otak mesum! batinnya merutuk.

Ganendra melotot, menahan rintihannya mati-matian meski panas terasa di lengan atasnya.

"Makanya kalau ngomong jangan sembarangan!" Faleesha memperingatkan dengan wajah garang.

Ganendra memutar bola matanya malas, "Ya ya ya, sana!" 

**

Faleesha menggoyangkan pinggulnya seirama dengan hentakan lagu. Air sesekali menetes dari rambutnya masih basah usai keramas. Ia tak tahu berapa lama menghabiskan waktu di kamar mandi hotel berbintang yang menurutnya luar biasa nyaman ini. 

Memang harga sepadan kualitas.

Kamar mandi dengan luas 4x4 meter ini memiliki fasilitas yang memadai, seperti bathub, shower, kloset duduk dengan remot, air hangat, wastafel, kabinet serta lemari kecil untuk menggantung baju kering yang hendak digunakan setelah mandi. Oh, dan jangan lupa tentang televisi kecil yang ada di dinding ujung bathub

Dua bulan menjelang pernikahan, tubuh juga pikirannya ditempa oleh berbagai permasalahan yang datang silih berganti. Entah itu berasal dari persiapan pernikahan maupun perihal pekerjaan. 

Faleesha sempat ingin menyerah, menjatuhkan salah satu diantara dua agar setidaknya warasnya tetap terjaga. Namun terberkatilah ia, meski keluhan terucap ribuan kali dari bibirnya, di akhir ialah pemenangnya.

Sebagai perayaan lepasnya separuh beban, gadis itu memutuskan tuk berendam air hangat. Hal ini dimaksudkan agar tubuhnya merasa rileks sekaligus berupaya menghilangkan pegal di beberapa titik tubuhnya akibat terlalu lama berdiri dengan heels hari ini.

Usai melilitkan tubuhnya dengan handuk putih yang memiliki ukuran dua kali lipat dari tubuhnya, Faleesha mematut diri di depan cermin.

Diusap kedua pipinya secara bergantian, "Cantik juga gue." cicitnya mengembangkan senyum.

Di rumah, Faleesha selalu keluar dari kamar mandi dengan hanya dibalut handuk. Kebetulan, kamar mandinya ada di dalam kamar jadi kecil kemungkinan ia bertemu dengan orang lain karena ruangan ini tertutup dan ia selalu mengunci pintu kamarnya.

Faleesha mulai melangkah seiras dengan tangannya yang memutar kenop pintu kamar mandi.

"Koper gue dimana y.....a." 

uhuk!

Ganendra yang berniat duduk di sofa kecil yang berhadapan langsung ke luar gedung dengan pemandangan malam kota bermandikan gemerlap lampu itu tersedak air mineral dalam botol dalam genggamannya.

Teman Tapi Akad [SIDE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang