Eps 3: Proposal

1.9K 166 16
                                    

"Kenapa lo ngelamun aja? Mikirin utang?" Faleesha terkekeh lepas menggoda lelaki tampan yang duduk tepat di hadapannya. Sejak dua puluh menit yang lalu tiba di restoran sushi yang berada di mall wilayah Pusat Jakarta, Ganendra hanya berdiam diri seraya menautkan jari jemarinya di atas meja kayu dengan tatapan mengawang.

Lelaki itu menghirup nafas dalam, seakan tak ingin menyia-nyiakan persediaan oksigen yang diberi Tuhan tanpa dipungut biaya, "Hah—Oh, nggak. Lagi banyak pikiran aja." ungkap Ganendra mengakhiri kalimatnya dengan seulas senyum.

Alis Faleesha saling bertaut, "Pikirin apa? Sharing lah, biar nggak mumet. Kerjaan?" gadis itu mencoba menerka-nerka.

Ganendra menggeleng, mengusap punggung tangan cintanya isyarat tak perlu khawatir, "Bukan apa-apa."

"Serius nggakpapa?"

Dianggukkan kepalanya.

"Yaudah kalau nggakpapa, tapi kalau udah mumet banget, sharing aja ke gue. Ya walaupun gue nggak tau bisa kasih solusi atau nggak, yang penting lo lega."

"Iya, makasih Fal."

"Apa lo lagi nggak mood makan sushi ya? Makanya nggak selera?"

"Nggak kok, gue selera banget malah, soalnya depan gue kan lo HEHEHE."

Ocha dingin yang siap meluncur mengaliri tenggorokan Faleesha yang dilanda kekeringan itu hampir saja tersembur kala gombalan receh khas Ganendra melipir memasuki indra pendengaran.

"Kalau nyembur, gue sembur balik lo." ancam Ganendra yang siap membuat pertahanan diri.

Lepas meneguk minuman dinginnya dengan sempurna, Faleesha meraih selembar tissue tuk membersihkan sisa-sisa makanan di sekitar mulutnya, "Ya lagian lo gombalannya apa banget kayak bocah SMP kasmaran!"

"Gue nggak lagi gombal anjir?! Beneran, emang kalau makan sama lo gue jadi selera, soalnya lo makannya lahap, kayak jarang dikasih makan gitu."

Faleesha mendelik, "Coba ngomong lagi?!" tantangnya mengangkat sumpit tinggi-tinggi searah bola mata Ganendra.

"Hehehe ampun," Ganendra nyengir.

**

"Karcis parkir tadi di elo kan?"

"Hah?! Nggak di gue!!!!"

"Jangan bercanda Fal."

"Demi Tuhan, Ganendra. Lo nggak nitip ke gue tadi."

Ganendra terdiam, meneliti sambil menunggu Faleesha tuk tertawa berkata bahwa gadis itu hanya bercanda dan tiket parkir ada di genggamannya.

Namun hingga beberapa detik ia menunggu, Faleesha tak kunjung mematahkan kepanikan yang mulai menyergap.

"Serius Fal?"

"Serius. Ih, sana coba keluar lo cek diri lo sendiri, gue sambil ngecek di mobil juga."

Ganendra mengangguk, lekas keluar dari ruang kemudi, meraba-raba tiap inchi dari tubuhnya tanpa terkecuali, berharap menemukan selembar karcis parkir terselip di salah satu kantung celana jeans hitamnya atau kemeja biru dongkernya.

Selagi Ganendra sibuk pada agendanya, Faleesha memilih melakukan pemeriksaan di sekitar ruang kemudi.

Gadis itu menunduk, mata elangnya berpendar memicing, menaruh harap selembar kertas kecil itu terjatuh di suatu tempat dalam jangkauan matanya.

"Ih nggak ada lagi..." gumamnya kini mulai mengobrak-abrik laci dashboard.

Tak menyerah, perempuan itu lantas mengubek storage kecil yang ada di antara kursi pengemudi dan kursi penumpang dekat rem tangan.

Teman Tapi Akad [SIDE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang