BAB 1

405 52 11
                                    

Halo readers ku tersayang
Akhirnua setelah sekian purnama aku kembali dengan cerita baru lagi

Semoga kalian suka ya ❤❤❤





Langit bermuram seolah-olah dapat merasakan seperti yang dirasakan oleh gadis berambut lurus sepunggung itu. Gadis itu menangis tepat di samping makam kedua orang tuanya.

Rasanya seperti mimpi. Baru saja kemarin dirinya tertawa bersama orang tuanya, tetapi sekarang sudah berubah dengan derai air mata.

"Dara..." panggil pria berperawakan tinggi dengan wajah khas kebarat-baratan itu sambil memegang payung. Kacamata hitam bertengger di wajah tampannya.

"Aku masih pengen di sini "

Gadis yang di panggil Dara itu menolak ketika pria itu ingin mengajaknya pergi dari pemakaman. Pria itupun tidak bisa memaksanya. Akhirnya ia pergi meninggalkan lokasi pemakaman dan membiarkan Dara tetap di sana.

Tak ada anak yang baik-baik saja dengan kematian orang tuanya. Dara juga tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi padanya. Andaikan ia tahu bahwa hal seperti ini terjadi, mungkin dirinya tidak akan membiarkan kedua orang tuanya untuk datang menghadiri rapat orang tua di kampusnya. Kedua orang tua Dara meninggal karena kecelakaan dalam perjalanan menuju kampusnya Dara.

Kini Dara hanya seorang diri. Ia tidak mengenal kerabat yang lain. Bahkan rumahpun tidak punya karena selama ini ia dan orang tuanya tinggal di rumah majikan orang tuanya.

***

Dara kembali ke rumah mewah yang selama ini ia tempati bersama dengan orang tuanya. Sesekali Dara menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya kasar. Belum habis dukanya, sekarang ia harus memikirkan tempat tinggalnya nanti serta biaya kuliahnya.

Dara melangkahkan kakinya memasuki rumah itu. Jantung Dara berdebar begitu melihat sosok pria itu yang duduk di ruang tamu. Sebelumnya Dara merasa biasa saja saat melihat pria itu. Tetapi, entah mengapa Dara merasakan hal yang sebaliknya.

"Dara?" Mata elang pria itu menatap Dara.

Sementara itu Dara terdiam di tempatnya. Dara hanya bisa memainkan ujung jarinya untuk menyembunyikan kegugupannya itu.

Rasa gugup Dara semakin bertambah begitu melihat pria tadi bangkit dari duduknya. Pria itu melangkankan kakinya perlahan mendekati Dara. Sedangkan mata Dara bergerak gelisah.

"D-D-Daren..." Dara menyebut nama pria itu dengan tergagap saking gugupnya.

Langkah pria yang bernama Darren itupun berhenti tepat di depannya Dara. Pria berumur 28 tahun dengan wajah blasteran itu pun tengah menatap gadis yang tinggi semampai yang usianya 5 tahun lebih muda darinya.

"Kenapa kamu segugup itu?" Darren bertanya karena mendengar suara Dara yang tergagap saat memanggil namanya. Dara mengangkat kepalanya dan menatap Darren.

"Aku... Aku... Akan secepatnya meninggalkan rumah ini," ucap Dara. Sedangkan Darren mengerutkan keningnya mendengar ucapannya Dara barusan.

"Tapi, tolong beri aku waktu untuk mencari tempat tinggal dulu," lanjut Dara dengan memohon.

"Apa maksudmu?" Darren memutuskan untuk bertanya. Ia tidak mengerti alasan Dara mengatakannya.

"Aku harus segera meninggalkam rumah ini. Selama ini aku bisa tinggal di rumah ini karena orang tuaku yang bekerja di sini. Sekarang mereka sudah tidak ada. Jadi, aku tidak punya hak lagi untuk tetap tinggal di sini," tutur Dara.

"Siapa yang mengatakan hal itu?" tanya Darren sambil menatap Dara.

"Apakah aku pernah mengatakan bahwa kamu tidak boleh tinggal di sini setelah orang tuamu meninggal?"

The Possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang