BAB 7

80 9 2
                                    

Selamat membaca~


Kini Darren dan Samuel saling tatap. Tentunya Samuel sangat mengenali pria yang menyapa pacarnya barusan. Dia adalah pria idaman dari Maudy, sahabatnya.

Sementara itu Dara masih tampak kebingungan di tempatnya. Hendra memerhatikan hal itu dari kejauhan dan akhirnya memutuskan untuk menghampiri Darren.

"Pak, kita sudah ditunggu," interupsi Hendra. Darren pun menoleh ke arah Hendra.

"Baiklah," sahut Darren.

"Aku duluan dulu," pamit Darren kepada Dara. Setelah itu Darren pergi bersama dengan Hendra.

Dara baru bisa bernafas dengan lega setelah Darren pergi bersama dengan Hendra barusan.

"Darren Mahartida..."

Dara langsung menoleh ketika mendengar Samuel menggumamkan namanya Darren.

"Kamu kenal?" tanya Dara terkejut.

"Harusnya aku yang nanya gitu," balas Samuel sambil menatap Dara penuh curiga. Sementara itu Dara justru terdiam.

"Kamu kenal sama Darren?" Samuel mengulang kembali pertanyaannya.

Dara menatap Samuel sejenak kemudian akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Kok bisa??" Samuel tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya setelah mendengar pengakuannya Dara barusan.

"Karena... Karena..." Dara harus memutar otaknya untuk menemukan alasan dirinya dan Darren saling mengenal.

"Gak mungkin 'kan gue bilang ke Samuel kalo gue sama Darren itu tinggal serumah?" Dara membatin.

"Dara?" panggil Samuel lagi karena Dara yang terdiam.

"Kebetulan!" seru Dara tiba-tiba. Samuel pun langsung mengerutkan keningnya sambil menatap Dara bingung.

"Kebetulan bagaimana?" tanya Samuel lagi.

"Yaaa... Intinya kebetulan," jawab Dara ambigu. Hal itu dikarenakan Dara yang masih tidak bisa memikirkan alasannya.

"Aku pilih-pilih dulu, ya?" Dara melakukannya untuk mengalihkan perhatiannya Samuel dari hubungannya dengan Darrel.

"Iya," jawab Samuel. Namun, benaknya masih tidak bisa melepaskan kebingungannya itu.

Dara akhirnya bisa bernafas sedikit lebih lega ketika Samuel tidak bertanya hal itu lagi. Dara pun memutuskan untuk berpura-pura tertarik dengan barang-barang yang ada di toko tersebut.

***

Usai jalan-jalan dengan Samuel, Dara memutuskan untuk pulang sendiri. Meskipun Samuel memaksa ingin mengantarkan Dara pulang, namun Dara tidak bisa membiarkan hal itu terjadi karena dirinya masih belum siap Samuel mengetahui fakta soal dirinya yang tinggal di rumahnya Darrel.

"Aku pulang dulu, ya?" Dara melangkah hendak memasuki taksi yang sudah ia pesan. Namun, Samuel justru menahan tangannya.

"Kenapa sih aku tidak boleh mengantarkanmu pulang? Aku pacarmu, loh," keluh Samuel akan sikapnya Dara selama ini.

Dara melepaskan tangannya Samuel dari lengannya. Setelah itu Dara meraih tangan Samuel dan menggenggamnya.

"Maafkan aku..." Hanya kata itu yang terucap dari bibirnya Dara.

Samuel menatap nanar Dara. Ia sendiri tidak bisa menebak isi pikirannya Dara saat ini. Menurutnya, Dara menyembunyikan begitu banyak misteri.

"Kenapa, Dara? Apakah kamu malu dengan keadaanmu atau apa? Jika kamu berpikiran seperti itu, maka kamu sudah salah paham denganku. Seperti apapun keadaanmu, aku tidak pernah mempermasalahkannya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang